Empat minggu...
Itu adalah ucapan yang masih terngiang dalam benak Aster.
Satu foto yang Aster simpan di depan kulkas, agar ia bisa melihat anak yang sedang berada di dalam perutnya.
Aster bahagia saat mengetahui bahwa ia hamil, dua Minggu lalu ia sudah mengetahui keadaan janinnya yang terbilang cukup baik di usia kandungannya saat ini.
Bu Hani mengatur jadwal makan Aster atas permintaan tuannya.
Iya, ini sudah dua minggu, yang dimana Aster memasuki rumah sakit. Yang artinya usia kandungan Aster sudah enam minggu.
Aster sangat manja dan ingin melakukan banyak hal, saat sudah diberitahukan bahwa dia tengah berbadan dua.
Jadwal mengajar Aster masih sama di hari Senin sampai dengan kamis—Aster akan sibuk dengan kelas nya. Namun kali ini sedikit berbeda dari aktivitas mengajarnya, bu Hani ikut juga dalam kelas Aster—tentu saja atas perintah dari David, David takut Aster tidak aman.
Aster sebenarnya sedikit meras tidak enak karena bu Hani jadi harus mengikutinya kemanapun—meski memang bu Hani tidak keberatan, namun tetap saja Aster tidak mau membuat orang lain merasa terbebani karenanya.
"Sudah selesai kelas nya?" Tanya bu Hani yang menunggu di ruangan Aster, atas permintaan Aster juga.
"Iya, hari ini pulang lebih awal. Dua murid aku nggak akan datang kesini." Jelas Aster.
"Mau langsung pulang saja?"
"Iya, aku pengen malas-malasan hehe." Senyum yang menampakan deretan gigi itu menghiasi wajah lelah Aster.
Bu Hani gandeng Aster untuk menuju mobil yang sudah menunggu keduanya.
.
Makanan yang tersaji di atas meja, membuat Aster berbinar melihat dari atas sini. Ada beberapa lauk kesukaan Aster. Dan Aster tidak sabar untuk mencicipi nya.
Sore itu, netra berbinar milik Aster berubah menjadi netra yang takut.
Aster, memuntahkan semua isi perutnya saat ia hendak duduk dan menikmati makanan kesukaan nya itu—tiba-tiba aroma yang menyengat membuat Aster berlari ke kamar mandi dan berakhir terduduk lemas di dalam kamar mandi.
Bu Hani sempat akan membopong Aster, namun Aster menolak dan ia hanya ingin berdiam di kamar mandi, pasalnya perut dan tenggorokan nya seperti ingin mengeluarkan sesuatu lagi.
Lemas. Itu yang Aster rasakan saat ini, di temani Bu Hani dan segelas air putih hangat.
"Ibu maaf aku jadi gak makan." Ucap Aster merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, nanti ibu buatkan makanan yang tidak memiliki aroma terlalu menyengat ya?" Tawar Bu Hani yang diangguk-i Aster.
Minyak angin yang di bawakan bu Hani, membuat Aster merasa lebih baik.
Aster memaksakan diri untuk tertatih dari duduknya, ia ingin menyandarkan punggungnya di atas kasur. Dengan pelan, bu Hani membantu Aster menuju kamar nya, dan membantu dengan hati-hati saat menaiki kasur dan bersandar.
Tidur menjadi pilihan Aster saat ini. Setelah hampir tiap menit bolak-balik kamar mandi, kini Aster tertidur lelap.
Bu Hani yang berada di samping Aster pun kembali menuruni anak tangga untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA | Yoona
FanfictionA classic story of two humans who love each other, the universe approves but not the family. Rt.20+ Prekuel of Laut Kasih