'A-Yuan, kau harus ingat untuk selalu menjaga benda ini, jangan sampai kau memberikan ini kepada orang lain, siapapun itu'
'Walaupun ...... yang meminta?'
'Jangan, jangan pernah sekalipun kau melepas ini dan memberikannya kepada orang lain, mengerti? Kau harus berjanji pada Ibu'
Anak kecil itu hanya mengangguk, menyetujui perkataan Ibunya tanpa rasa curiga sedikitpun. Dia sangat percaya kepada orang yang sedang memeluknya ini. Orang yang selalu berada di sampingnya, selalu menemani dan selalu bersamanya.
Jadi, apapun yang dia minta maka akan dia lakukan. Membuat janji adalah hal mudah, dan dia selalu menepati janjinya, jadi dengan penuh percaya diri dia membuat janji dengan Ibunya.
Tanpa disadari, bermula dari hal kecil itulah takdir seseorang mulai bergerak dan berubah.
oOo oOo
Sizhui terdiam melihat dua manusia yang sedang berdebat di hadapannya. Jika kau tanya apa yang sedang mereka berdua perdebatkan, maka jawabannya sangat sederhana. Satu piring daging bakar.
Jin Ling menyukai daging bakar, di Lanling dia terbiasa untuk memakan daging, begitupun saat dia berada di Yunmeng. Lain halnya dengan Jingyi, di Gusu merupakan hal tabu untuk memakan daging, jika para tetua tau maka hukuman yang akan menjadi balasannya.
Jadi, saat Jingyi memiliki kesempatan untuk memakan daging, dan Jin Ling ada bersama mereka, maka apa yang sedang terjadi saat ini adalah hal yang biasa.
"Kalian bisa memotong daging itu menjadi dua, itu bukan hal yang sulit"
Ah.....
Sepertinya rasa lapar membuat mereka tidak bisa berfikir sedikit rasional.
Jadi setelah perdebatan panjang yang tidak penting itu, mereka berdua memotong daging bakar itu dengan ukuran yang sama, dan memakannya.
Sizhui merasa bosan akhir-akhir ini. Dia sudah merasa bahwa keadaanya lebih baik dari sebelumnya, sudah tiga hari dia berdiam di Lotus Pier*1, dan tidak ada kegiatan apapun yang dia lakukan selain diam melihat hamparan laut dengan bunga Lotus yang menghiasi sekitar laut itu.
Saat Sizhui merasa bosan dengan kegiatan yang sama, lain halnya dengan Wei Wuxian yang merasa kebingunan dengan masalah yang terjadi.
Mereka sudah menyelidiki lokasi terjadinya kejadian aneh tersebut, tidak ada satupun petunjuk yang mereka dapatkan. Lalu saat kebingunan melanda mereka, Jiang Cheng mendapatkan informasi bahwa ada lagi sekumpulan mayat hidup yang berkeliaran di sekitar perbatasan Qishan.
Jiang Cheng sedang bersama Lan Xichen menyelidiki bagian perbatasan Yunmeng dan Qishan, sedangkan Wei Wuxian dan Lan Wangji menyelidiki di bagian perbatasan Yunmeng dan Lan. Jika kalian bertanya-tanya bagaimana bisa Zewu-jun tiba-tiba bersama dengan ketua sekte Jiang, jawabannya sederhana, Zewu-jun hanya merindukan kucing kesayangannya. Jadi, dia ikut membantu penyelidikan ini.
Karna ini juga berhubungan dengan keponakan kesayangannya, tentu dia akan membantu dengan senang hati. Zewu-jun sangat menyayangi Sizhui, karna dengan kehadirannya dulu bisa membuat adik kesayangannya tetap dalam kewarasan. Tentu kepolosan keponakannya saat masih kecil dulu menarik perhatiannya.
Dan mengenai kondisi Sizhui, Lan Xichen mengetahui dengan jelas hal itu. Saat Lan Wangji masih berada di pengasingan, Xichen lah yang mengurus dan menjaga Sizhui, jadi dia sangat mengerti bagaimana kondisinya saat itu, terlebih Xichen sangat peka dengan keadaan sekitar, terutama dengan orang-orang terdekatnya.
Saat mendengar mengenai kasus yang sedang Wangji tangani, Xichen membantu dengan mencari beberapa petunjuk di ruang perpustakaan Gusu. Jika dugaannya benar, maka apa yang nona muda cari itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan sekte Wen. Tapi mengenai apa yang nona muda itu cari, dia masih belum mengetahuinya dengan pasti. Apapun itu yang berkaitan dengan Sizhui maka akan secara otomatis berhubungan dengan sekte Wen.
Xichen memiliki sebuah dugaan jika benda yang nona muda itu cari adalah sebuah relic yang berkaitan dengan kekuatan dari sekte Wen. Dia pernah tidak sengaja membaca salah satu buku yang berada di perpustakaannya dan menemukan satu sejarah mengenai dewa penjaga.
Pada zaman dahulu, kelima sekte besar memiliki sebuah dewa penjaga. Sesuai dengan namanya, mereka adalah Dewa yang menjaga keamanan dari masing-masing sekte, kekuatan dari sekte tersebut dan pelindung dari sekte tersebut. Kekuatan dari masing-masing dari dewa tersebut sangatlah kuat.
Dulu, sekte Wen terkenal dengan kekuatan api abadinya. Api merah menyala mereka yang mampu untuk melahap habis satu kota pada saat itu. Panas api nya bahkan bisa terasa sampai jarak jauh, api yang tidak akan pernah padam walau hujan turun sekalipun. Dengan kekuatan yang sangat besar itu, akan sangat berbahaya jika orang yang sekarah, haus akan kekuatan dan keukuasan yang menerimanya.
Tapi, para dewa penjaga sudah tersegel karna kekuatan mereka yang bisa mengancam kesemimbangan dari sekte yang ada, jadi para ketua sekte terdahulu memutuskan untuk menyegel dewa penjaga dengan segel khusus, mereka membuat sebuah relic yang digunakan untuk menyegel dewa penjaga, menguburkan dan menyembunyikan relic tersebut di berbagai tempat. Dan jika kasus yang terjadi saat ini berhubungan dengan pencarian relic untuk membuka segel dewa penjaga, sudah pasti itu semua akan berada di sekitar Qishan.
Dengan informasi mengenai ini, dan laporan dari warga mengenai sekumpulan mayat hidup di dekat perbatasan Qishan dan Yunmeng, maka XiChen segera bergegas pergi ke sana untuk menyelidiki apa yang terjadi.
Siapa sangka tebakannya akan benar, mayat hidup itu benar-benar sedang mencari relic untuk membuka segel dewa penjaga. Ada bekas reruntuhan di dekat perbatasan Qishan dan Yunmeng, dan para mayat hidup itu terlihat sedang menggali sesuatu di sekitar sana. Jika memang relic itu ada di sana, dan nona muda mendapatkan relic itu, maka tentu bukan sesuatu yang baik yang akan terjadi.
XiChen segera mengeluarkan Shuoyue*2nya dan menebas para mayat hidup itu, sedangkan Jiang Cheng mengeluarkan Zidian*3nya dan ikut menyerang mayat hidup itu. Mayat hidup yang sejak tadi hanya fokus menggali sesuatu di sana, seketika terdiam karena serangan yang terjadi, dan melihat ke arah mereka berdua, sebelum akhirnya suara merdu terdengar, dan para mayat hidup itu mulai menyerang mereka.
XiChen dengan mudah melakukan serangan balik, begitupula dengan Jiang Cheng. Sebelum akhirnya sebuah anak panah menyerang mereka. Nona muda itu muncul mencoba untuk menyerang mereka berdua.
Saat nona muda mencoba untuk kembali melakukan penyerangan, anak panah nya tertahan oleh pedang yang terbang mengarah ke arahnya. Nona muda sadar akan kehadiran orang lain di antara mereka berdua, segera mengambil jarak dengan lawannya.
Jika melawan salah satu dari Twin Jades of Gusu Lan, dia masih bisa menyanggupinya. Tapi lain hal nya jika mereka berdua bersama, di tambahan lagi ada The Twin Prides of Yunmeng. Empat lawan satu bukanlah sesuatu yang menguntungkan, jadi dia memanggil sekawanan mayat hidup untuk menyerang mereka berempat, sementara dia melarikan diri.
Di sisi lain
Sizhui sedang kebingunan mencari kemana Jin Ling dan Jingyi pergi, jadi di sinilah dia berjalan tanpa arah di Lotus Pier, sampai pada akhirnya dia kembali ke satu ruangan yang selalu dia kunjungi akhir-akhir ini, sebuah perpustakaan. Ketua Sekte Jiang bilang, tidak apa untuk masuk dan mengunjungi perpustakaan Yunmeng, dan ini bukan pertama kali bagi Sizhui untuk masuk ke sana.
Jadi, karna tidak ada yang bisa dia lakukan lagi, maka dia masuk ke dalam perpustakaan untuk sekedar membaca sesuatu yang dia anggap menarik. Dan pandangannya berakhir pada satu buku mengenai perang hebat lima sekte besar.
Dan apa yang dia lihat bukanlah sesuatu yang baik. Sizhui tau orang-orang sangat membenci sekte Wen, tapi dia tidak pernah tau apa saja yang sudah sektenya lakukan kepada orang-orang semasa perang. Selama kelas sejarah Lan Qiren tidak pernah mau membahas mengenai ini, katanya biarkan itu semua menjadi masa lalu, agar tidak ada kejadian sama yang terulang. Lan Wangji dan Wei Wuxian selalu menghindari pernyataan itu, dan Lan Xichen hanya tersenyum dan mengalihkan pertanyaan dia.
Jadi saat dia membaca apa yang dia temukan di perpustakaan, tentu saja membuatnya merasa takut dan bersalah. Kejahatan yang sektenya lakukan, tindakan tidak manusiawi lainnya, kekerasan dan siksaan yang mereka berikan kepada orang-orang tidak bersalah, haus kekuasaan, semua kejahatan yang sektenya lakukan tertulis dengan jelas dan rinci di dalam buku itu.
Sampai matanya tertuju pada satu nama, Jiang Fenmiang. Dia tidak asing dengan nama ini, walau dia tidak pernah melihat secara langsung orang itu, tapi Wei Wuxian selalu mengatakn jika beliau adalah orang yang dia hormati. Tidak lain adalah Ketua Sekte Jiang terdahulu, yang mati secara tragis saat perang besar dahulu.
Dia mengerti kenapa Ketua Sekte Jiang sangat membenci orang-orang dari Sekte Wen. Sektenya telah banyak merenggut kebahagiaan orang-orang, Jin Ling juga merupakan salah satu korban. Kehilangan kedua orang tuanya di usia yang masih sangat muda. Jika bukan karena kejahatan dari sektenya mungkin Jin Ling masih bisa hidup bahagia dengan orangtuanya.
Sizhui tau ini bukan kesalahannya, hanya saja dia merupakan bagian dari sekte tersebut, jadi dia merasa sangat bersalah dan takut. Jin Ling tidak tau identitas asli Sizhui yang berasal dari sekte Wen, dan dia tidak ingin Jin Ling mengetahui itu. Jadi dia menyembunyikan buku yang dia temukan tadi, dan bergegas keluar dari perpustakaan.
Siapa sangka dia bertemu dengan orang yang dia tidak ingin dia temui dulu untuk sekarang.
"Lan Yuan, kau darimana saja? Aku mencarimu" ucapnya.
Sizhui tidak mengatakan apapun, dia takut suaranya terdengar gemetar, Jin Ling sangat peka dengan keadaan dirinya.
"Mukamu pucat, kau baik-baik saja?" lanjutnya
"Un, hanya sedikit lelah saja"
Tidak ada balasan dari Jin Ling, dan SiZhui tidak suka itu. Dia takut jika Jin Ling mengetahui kebohongannya.
Sementara Jin Ling hanya terdiam, kemudian menatap sekitar, dan memegang kepala SiZhui dengan kedua tangannya, sebelum akhirnya dia mencium bibir SiZhui.
Sizhui kaget, namun dia tidak menolak apa yang Jin Ling lakukan padanya, hingga tanpa sadar mereka saling menautkan lidah mereka dalam ciuman itu, dan memeluk erat orang yang ada di hadapannya.
Siapapun orang yang melihat apa yang mereka berdua lakukan, akan sadar bagaimana rasa cinta dan kasih sayang yang tulus dari keduanya. Begitu pula dengan nona muda yang sedang menatap mereka dari kejauhan.
Dia tidak menatap mereka dengan kagum ataupun bahagia, melainkan penuh dengan amarah. Nona muda merasa Sizhui mengkhianatinya dengan menjalin cinta dengan orang dari sekte Jin.
"Kau benar-benar membuatku kecewa, gege. Tidak akan aku biarkan kebahagiaanmu bertahan lama, kau tidak boleh bahagia"
TBC
Hai, it's me again ✨
Ga bisa janji kapan next bisa di upload karna di jepang sekarang sudah masuk libur musim panas, dan mulai sibuk 🫠
Cape saya hiks 🥲
Oke, ga akan banyak berkata untuk chapter yang ini, bisa di bilang author sendiri kebingunan saat ngetik ini part 😭💦
Tapi, yups ini selesai ✨
Jadi silahkan di nikmati 😌🫶Jika kalian memiliki saran, silahkan tinggalkan komentar
Author note :
*1 Lotus Pier (莲花坞, Liánhuā Wù) adalah kediaman Klan Yunmeng Jiang.
*2 Shuoyue (朔月, Shuòyuè) adalah pedang Lan Xichen.
*3 Zidian (紫电, Zǐdiàn) adalah pusaka keluarga Klan Jiang yang saat ini dipegang oleh Jiang Cheng. Bentuk standarnya adalah cincin yang berubah menjadi cambuk saat dilepaskan.