2

10 5 0
                                    

Rion menggerakkan giginya, merasakan panas yang mencekam yang berasal dari Alan.

"Sial ....!*

Rion merasakan krisis ketika percikan api beberapa kali mengenai tubuhnya, menabrak beberapa meja di sekitarnya dan membuat meja-meja itu terbakar dalam prosesnya.

Untung saja seragam Akademi ini dirancang untuk memilih ketahanan sihir pada tingkat tertentu, jika tidak dia yakin seragamnya akan terbakar karena panas yang ditimbulkan Alan, dan percikan api yang menyebar juga tidak membantu.

Tapi, apakah Rion akan diam saja menghadapi hal ini? Tentu saja tidak!

Merasakan krisis yang diberikan oleh Alan, Rion menggertakkan giginya, dan mulai melakukan hal yang sama seperti Alan!

Lingkaran sihir tercipta di bawah kakinya, memunculkan puluhan petir yang menderu mengelilingi tubuhnya.

Thunderstorm Aura.

Sihir ini mengambil bentuk yang sama seperti Fire Aura milik Alan. Hanya saja, terdapat perbedaan yang mencolok diantara keduanya.

Jika milik Alan berasal dari Kobaran Api yang mengelilingi tubuhnya, milik Rion justru berasal dari ratusan guntur yang menderu disekitar tubuhnya.

Hal itu membuat mata Rion berubah, tidak lagi menampilkan pupil mata hitamnya namun seluruh bola matanya berubah menjadi warna kuning keemasan.

Dengan sihir ini, semua pertahanan Rion dikonversikan menjadi kecepatan dan dikalikan dua.

Dengan kata lain, jika kecepatan Rion adalah 100, dan pertahanan adalah 200, maka kecepatan Rion akan menjadi 100 (+ 200) × 2, dan itu akan mendapatkan hasil sebanyak 600.

(A/N: kalian paham kan, kecepatan Rion semula ditambah dan menghasilkan angka 300 baru dikalikan 2, bukan dikali 2 dulu yang jadi 200 terus ditambah 200.)

Tapi, tentu saja kecepatan Rion tidak benar-benar memiliki angka 100, tapi lebih dari itu!

"Kupikir sudah cukup sampai disana, kalian berdua."

*Crack!*

Dilanjutkan oleh suara retakan, Lingkaran milik Alan dan Rion seketika retak, lalu pecah, yang membuat sihir mereka tiada.

""Apa---?!""

Keduanya berseru, tidak percaya jika sihir mereka bisa dengan mudah dibatalkan oleh orang lain.

Keduanya secara bersamaan menoleh untuk melihat sosok yang bertanggung jawab atas semua ini.

Berdiri di depan pintu kelas, seorang remaja tinggi dengan ekspresi ceroboh diwajahnya menatap mereka dengan senyuman.

Rambutnya berwarna kecoklatan, diarahkan ke depan untuk menutupi sebagian dari dahinya, matanya berwarna coklat, dan ada sebuah tanda bintang berwarna hitam di sudut mata kirinya.

"Souma, aku tak menyangka kau akan datang kemari."

Alan menatap remaja itu dengan kesal, terlihat dia tidak menyukai apa yang dilakukan olehnya.

Souma Hiiragi, siswa tahun ketiga yang menyandang posisi sebagai Ketua Dewan Siswa, yang mana juga siswa terkuat di Akademi.

Sebagai Ketua Dewan Siswa, bagaimana Rion tidak mengenalnya? Hanya saja, dia diam ketika Alan mulai berbicara dengan Souma.

"Astaga, lama tidak bertemu denganmu, Alan, Rion juga. Tapi, aku tak menyangka jika kalian akan membuat keributan di pagi yang tenang ini~"

"Ini tidak ada hubunganya denganmu. Lagipula, kenapa kau ada di sini? Bukankah kau ada urusan dengan Dewan Siswa yang kau banggakan itu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The World Is Still Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang