Jangan Membenci Ku

44 4 1
                                    

Setelah kejadian itu Andy selalu menyalahkan dirinya. Rendra sebagai Kakak yang sangat menyayanginya hanya bisa memeluk dan menenangkannya. Karena peristiwa itu pula keluarga mereka jadi membencinya. Rendra pun tidak bisa berbuat banyak selain menyalurkan rasa sayang yang sangat tulus kepadanya, agar adiknya Andy masih bisa merasakan kasih sayang yang seharusnya masih dia dapatkan.

"Tidak apa Andy jika mereka membenci mu, biar aku yang menjadi sumber bahagia mu sampai saat itu tiba, saat dimana mereka bisa menerima takdir yang diberikan tuhan dan kembali menyayangimu seperti dulu" ucap Rendra dalam hati sambil melihat dan mendengarkan adik tercintanya berceloteh dengan semangat.

Beberapa hari kemudian

Setiap harinya Andy hanya mendapatkan perlakuan tidak adil oleh kedua orang tuanya bahkan ke 5 saudaranya pun tidak memperdulikannya. Andy sangat iri melihat saudaranya yang asik dengan tawa candanya. Entah keberanian dari mana Andy mendekat kearah saudaranya yang sedang asik bercanda.

"H..hai, boleh aku bergabung dengan kalian?" ucap Andy sambil memperlihatkan senyuman andalannya. Dulu mereka akan luluh dengan senyuman andalannya jika menginginkan sesuatu, tetapi lihat sekarang, tidak ada respon sama sekali dari ke 5 saudaranya bahkan hanya sekedar melirik kearah Andy pun tidak ada. Ke 5 saudaranya menghiraukan perkataan Andy, mereka masih asik bercanda gurau.

"Aku mohon jangan membenci ku" ucap Andy dalam hati sambal menahan air mata yang berlomba ingin di keluar kan.

"huh... Andy kau harus kuat, kau sudah biasa bukan diperlakukan seperti ini, ingat masih ada Kak Ren, masih ada Kak Rendra yang menyayangimu. Kau hanya perlu berdoa dan berharap suatu saat nanti mereka akan memperlakukan mu seperti dahulu, kau harus yakin itu akan terjadi kau harus tetap semangat" ucap Andy dalam hati untuk menyemangati diri nya sendiri lalu bergegas pergi dari sana.

Rendra yang melihat itu pun langsung menghampiri nya, ingin mengajaknya bermain bersamanya.

"Hei... kenapa pergi? Kenapa tidak bergabung dengan ku" ujar Rendra bergegas berdiri lalu bejalan menuju adiknya dan merangkul adiknya

"Kak Ren sedang asik bercengkraman, aku tidak mau mengganggu mu?" Ucap Andy dengan senyum terpaksa.

"Siapa bilang kau mengganggu ku, kau tidak mengganggu ku, Kak Ren malah senang jika adik kecil Kak Ren yang satu ini bergabung ikut bercengkraman dengan kami" ucap Rendra dengan tulus dan tidak lupa dengan senyuman yang menghangatkan hati siapapun yang melihatnya

"Tetapi mereka tidak Kak..." ucap Andy dengan murung

"Mereka tidak suka jika aku bergabung, ini semua salah ku, jika aku tidak ceroboh ini semua tidak akan terjadi..." ucap Andy, Rendra masih terdiam ingin mendengarkan apa yang akan adiknya ucapkan

"Apa mereka membenciku?" ujar Andy bertanya kepada Kak Rendra dengan wajah sedihnya

"Tidak, mereka tidak membencimu, mereka hanya belum siap dengan takdir yang diberikan tuhan, suatu saat nanti mereka pasti menyayangimu lagi, sabarlah, penantian mu akan menjadi nyata nantinya" ucap Rendra menenangkan adiknya Andy, agar Andy tidak menyalahkan dirinya terus menerus

Beberapa jam kemudian

"Sini kamu" ucap Papa sambil menarik tangan Andy

"Bisa tidak sih, tidak usah tarik tangan adik nya Ren, Papa bisa memintanya dengan baik tidak perlu ditarik seperti itu" ujar Ren kepada sang Papa

"Diem kamu tidak usah bersikap baik terus menerus terhadap anak pembawa sial ini" ucap Papa dengan emosi

"Tega sekali Anda berbicara seperti itu, anak yang anda bilang pembawa sial ini anak Anda dan dia ini bukan anak pembawa sial" ucap Renda ga kalah emosinya dengan sang Papa

Kehilangan Sebuah KasihsayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang