perak

303 47 5
                                    

Rakha turun dari mobilnya setelah memarkirkan benda besi itu di parkiran sekolah.

Hari ini ada yang berbeda dari Rakha, rambut yang semula hitam kini di hiasi warna perak, membuat para warga sekolah berdecak kagum atas ketampanannya.

Rakha sadar ia telah menjadi tontonan para murid, namun ia tetap berjalan tak menghiraukan bisikan bisikan yang mengganggu pendengarannya.

Rakha tau, jika peraturan sekolah tidak memperbolehkan anak muridnya mewarnai rambut, namun, warna perak yang muncul pada rambutnya walau tidak semua, itu sangat mencolok, dan warna itu muncul dengan sendirinya setelah ia bermeditasi tadi malam.

Ia sadar jika melawan Gibran dengan dark shadow akan jauh lebih sulit di bandingkan dengan melawan dark shadow asli.

*

Naura menghampiri Rakha yang tengah berlari keliling lapangan, itu hukuman yang harus ia terima karena melanggar peraturan sekolah.

Rakha terengah sembari menghampiri Naura yang berdiri di pinggir lapangan dengan sebotol minuman.

"Udah selesai?" Tanya Naura sambil menyodorkan air mineral ke arah rakha.

"Udah" Rakha menerimanya dan menenggak habis minuman itu sebelum botolnya ia lempar ke tempat sampah yang berada di sampingnya.

"Kenapa di cat? Udah tau itu di larang"

"Gue ngga cat nau, mereka berubah sendiri" elak rakha.

"Matamu juga sedikit berubah" ujar Naura ketika tak sengaja melihat bola mata Rakha.

"Apa?"

"Perak"

Rakha terdiam.

Naura memberikan kaca pada Rakha, dan benar saja, bola matanya sedikit memiliki gradasi warna perak.

Rakha menelan ludahnya.

"Apa yang Lo lakuin sebenarnya? Kenapa jadi seperti itu?"

Rakha terdiam tak berniat menjawab pertanyaan Naura, karena di otaknya masih penuh akan petunjuk yang Gibran berikan.

"Nanti gue jelasin, tapi bukan sekarang"

Rakha semakin mendekat pada Naura.

"Lo tau semuanya kan? Tentang Gibran dan dark shadow?"

Naura mengangguk mengiyakan.

"Itu ada hubungannya dengan perubahan ku sekarang"

"Jadi, Lo beneran mau nyerang Gibran?"

Rakha mengangguk.

"Ngga ada cara lain"

"Kha, ambil saja pearl Lo, gue ngga papa"

"Ngga nau, kalo Lo mengorbankan hidup Lo, Maka Lo akan lihat seberapa ganas gue memporak porandakan bumi"

"Tapi, gue juga ngga mau kehilangan lo"

Rakha terdiam, lantas memeluk Naura.

"Gue akan kembali, gue janji"

Naura mengangguk.

"Bawa Louis bareng lo"

Naura melepaskan kalungnya setelah melepas dekapan rakha.

"Tidak nau, biarkan dia bersamamu" tolak rakha.

"Kapan?"

"Ketika bulan penuh"

__________________________________________

Black Pearl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang