Di dekat Tuhan

0 0 0
                                    

"Guys ketemu gak?,ucap Sakala.

"Gak,kita udah cari kemana-mana tapi gak ketemu",ucap TJ yang sama halnya ia basah kuyup bersama teman-teman yang lain.

"Lo kemana sih Dis ", gumam Sanskerta.

"Ta tenang ya , gue yakin dia baik-baik aja", Aera mencoba menenagkannya.

"Kasian ya tadi anak perempuan yang pingsan di taman , untung aja ada anak laki-laki yang kenal sama dia ",ucap ibu-ibu itu yang ikut meneduh di tempat yang sama bersama Starceable.

"Bu ciri-ciri yang seperti apa ?", tanya Sanskerta dan sakala kompak.

"Perempuan muda , cantik .seumuran kalian , pakai kacamata ",ucap Ibu-ibu itu.

"Gak salah lagi itu Disa",ucap sanskerta.

"Terus sekarang dia di bawa kemana"?,tanya Sakala.

"Rumah sakit di dekat sini dek".

°°°

Dokter Gibran berusaha menyelamatkan Disa karena monitor menunjukan sebuah garis lurus di layarnya. Dokter Gibran berusaha menggunakan alat denyut jantung dengan tekanan tinggi.

"Kamu bertahan ya Disa , orang tua kamu ada di luar , temui mereka jangan pergi dengan cara seperti ini", ucap Dokter Gibran pelan.

Dokter Gibran berusaha kembali menggesekan kedua benda itu lalu menempelkannya di dada Disa untuk membuat garis lurus itu berubah menajadi garis yang bergelombang.

Dokter Gibran keluar dari UGD nampak di sana sudah ada orangtua Disa dan satu anak laki-laki yang mengantarknnya ke Rumah Sakit.

"Gimana keadaan anak saya"?, tanya Fadli ayah kandungnya Disa.

"Putri saya baik-baik aja kan",ucap Lia ibunya Disa.

Dokter Gibran menelan ludahnya kasar , " mohon maaf Pak Bu , Disa sudah kembali kepada pemiliknya".

"Enggaak..enggak mungkin ",ucap Lia tidak percaya tangisnya pecah lalu berlari masuk menemui putrinya itu diikuti oleh Fadli.

"Enggak...lo gak boleh pergi Dis",lirih Nando , anak laki-laki itu adalah Nando mata Nando memerah lututnya merasa lemas saat itu juga.

"Disaaaa bangun sayang , mama disini",Lia histeris.

Fadli hanya bisa menangis melihat putrinya tanpa berkata apapun , penyeselan yang sangat dalam kini berkecamuk dalam dadanya.

"Disa....", lirih seseorang itu melangkah perlahan menuju brankar itu.

"Gak....enggaakkk mungkin , enggak ", teriak Mega.

Mega segera memeluk tubuh Disa wajah dan bibirnya memucat , " Sayang ini tante, bangun yu sayang",Mega kembali merasa kehilangan untuk kedua kalinya.

"Bangun Disa banguuuun",teriak Mega menggoyang-goyangkan tubuh mungil itu namun sekuat tenagapun Mega membangunkannya tetap tidak ada respon.

"Mbaaa, Disa udah gak ada , aku telat mbaaa",lirih Lia .

Lia memeluk Mega dengan erat kemudian membawanya keluar dari ruangan itu , "Mba...aku gagal jadi orang tua mbaaa",Lia menangis di pelukan Mega , begitupun mega.

Sanskerta He's Badboy PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang