ㅤㅤ"Mami! mami, mia mau masuuk." Pekik lengking gadis itu, menghujani pintu dengan ketukan. Suaranya menyadarkan pria dengan jari lentik menggenggam pena. Tangannya yang sibuk menarik garis hingga tercipta kalimat di atas lembar putih itu, terpaksa terhenti.
Caine, atensi pria itu teralihkan. "Iya, mia. Sebentar.." Jawabnya dengan tutur yang sangat lembut, tangannya sibuk merapikan kertas-kertas di atas mejanya, sembari mengusap wajahnya kasar, memastikan tak ada jejak air di sana.
"Mami? Mamiii~" Pemilik surai merah ini terkekeh, ia bahkan tak keberatan dengan itu.
Melangkahkan kaki panjangnya menuju pintu. Ketika ia buka pintu itu, tubuhnya langsung di sapa dengan tubuh yang lebih ramping, mia menabraknya dengan pelukan.
"Kenapa, mia?" Tutur lembut itu bertanya.
Tubuh ramping itu mulai menjauh, menyudahi pelukan tersebut. Menatap paras teduh pria di hadapannya, ia menyadari sesuatu..
ㅤㅤ
"Mata mami kok merah? are you okay?"
ㅤㅤ
Tentu saja pria itu salah tingkah, sesuai dugaan bahwa gadisnya ini benar-benar memiliki kepekaan yang tinggi. "Salah pakai obat mata. It's okey."
Surai putih itu bergerak seiring ia menganggukkan kepalanya, kekehan kecil terdengar dari caine, dengan telapak tangannya yang hangat mengusap lembut rambut mia. "Kenapa, mia? ada masalah?"
Intonasinya tak berubah, ia tak pernah menaikkan nada suaranya. "Mami, mia mau di buatin mac and cheese."
Kalimat dengan nada manja itu sukses membuat caine tertawa, "Bolehh, mia.." Tak butuh pertimbangan, pemuda itu setuju, tanpa keberatan sedikitpun.
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Mmmm~" Lucu sekali pikirnya, melihat kepala putih itu bergerak-gerak, ketika menyantap makananya."Enak?" Mata rusa itu tak teralih, terus menikmati gadisnya makan dengan lahap.
"Enak banget laa! mamiku gitu lohh!" Sahutnya dengan mulutnya yang terisi penuh, begitu bangga ujarnya. Membuat perut pemuda ini terasa geli di penuhi kegemasan gadisnya.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ"Semoga mami terus masakin aku makanan yang enak.. Dan semoga mia selalu bisa nikmatin masakan mami yang enak!"
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤUngkapan yang satu itu membuat caine terdiam, wajah teduhnya sedikit berubah. Terciptalah sebuah keheningan yang tak di harapkan.
"Mm, mami." Panggilnya, sebagai pemecah keheningan. Mulutnya tak kunjung kosong, terus terisi dengan makanan.
Fokusnya kembali, kala gadisnya memanggil. Ia berdeham kecil sebagai jawaban, tatapannya menatap mia dalam.
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ"Mami selalu di sini, kan?"
ㅤㅤ
Lagi dan lagi, pertanyaan itu sukses membuatnya terdiam. Lidahnya kelu untuk menjawab, tak ingin membuat gadis kecilnya kecewa. Ia menunduk, sementara mia setia menunggu jawaban yang sangat di harapkan. Pandangannya kembali lurus, menatap paras manis putrinya, senyuman tulus terukir di wajah teduh itu..
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ" .... Iya."
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ───────── · · · · ♡
ㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIPAN TERAKHIR KU, CAINE.
Teen Fiction"Ada seribu melati yang ada di hadapan ku namun sial nya aku memilih 1 mawar yang berduri. Kemana aku akan pergi? sejauh apa ku akan berjalan? Bukankah setiap langkah ku hanyalah menuju pada kematian..."