Perjuangin?

52 13 14
                                    

"Saya akan berhenti kalau saya cape sendiri."

Perkataan Arshaka tempo lalu terngiang di benak Kirana. Membuat Kirana yakin bahwa Arshaka sudah menyerah.

Baguslah. Jadi, Kirana tidak harus terus menerus jadi orang sombong.

Arshaka benar-benar berubah total. Tapi, hanya kepada dirinya. Karena, sikapnya ke Daffa dan Bagas masih sama dengan Arshaka yang dulu. Entah, Kirana tidak tahu pasti apa penyebabnya. Yang Kirana tahu, Arshaka sudah cape.

Sudah beberapa hari bahkan bulan Kirana sering dipertemukan dengan Arshaka, tapi tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut Arshaka.

Seperti tempo hari Kirana datang ke toko kuenya. Membeli kue untuk Bagas yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi.

"Cil, lo aja yang layanin ya. Gue mau layanin customer yang lain."

Perkataan itu yang Kirana dengar ketika ia hendak memesan. Arshaka malah menitipkan dirinya kepada karyawannya. Se-gak mau itukah dia bertemu Kirana?

Atau pernah juga Kirana bertemu dengan Arshaka di minimarket. Saat itu Kirana lupa tidak membawa dompet.

"Punya dia biar saya yang bayarin," katanya datar setelah itu melenggang pergi tanpa berkata apapun kepada Kirana.

Dan malam ini tepatnya hari yang menyakitkan bagi seorang Kirana Larasati. Yakni hari dimana Ali Al Ghazi melangsungkan pernikahannya dengan seorang Ustadzah di suatu pondok pesantren. Cantik dan ber-value tinggi. Dua hal yang Kirana ketahui tentang istri sepupunya itu.

Walaupun sudah move on Kirana belum sembuh total. Mau bagaimanapun menyukai seseorang selama 7 tahun lalu mengetahui tidak akan bersama, bukankah sangat menyakitkan?

Hal ini pula membuat Kirana semakin merasa dirinya memang tidak layak dicintai. Kirana mati rasa untuk memulai jatuh cinta lagi. Kirana hilang selera merasakan jatuh cinta.

Saat ini Kirana sudah cantik mengenakan gamis brukat berwarna cokelat senada dengan anggota keluarga yang lain. Sedangkan untuk anggota keluarga laki-laki menggunakan batik dengan warna yang sama.

Di tengah riuhnya acara. Kirana mengambil jus mangga di meja prasmanan. Untuk sekedar menghilangkan rasa galaunya.

"Eh-Maaf," lirih Kirana ketika tidak sengaja menyenggol seseorang berkemeja cokelat.

Tanpa kata sedikit pun laki-laki itu meninggalkan Kirana begitu saja. Bahkan ia tidak mengomelinya, padahal minuman Kirana berhasil membuat baju lelaki tersebut basah.

Dia Arshaka Zayn.

Lelaki itu benar-benar telah berubah.

🖤🖤🖤

"Heh bengong aja kenapa Bang?" tanya Arshaka ketika melihat Bayu melamun, duduk sendirian di pelataran rumah sembari memandang kolam berenang yang terdapat banyak balon-balon. Ia pun duduk di kursi sebelahnya.

Bayu menghela nafas gusar. "Gue lagi pusing mikirin adek gue."

Arshaka menyerngitkan dahinya heran. 'Ada apa dengan Kirana?' batinnya berkata demikian.

"Gue gak tau dia maunya apa. Hari-hari cuma ngerem di kamar. Makan-tidur makan-tidur. Udah gue suruh kerja dia gak mau. Dia ini mikir gak sih kalau papah udah tua.? Kalau gue juga udah punya keluarga sendiri untuk dinafkahin. Dia bener-bener berubah. Jadi beban keluarga, plus nyusahin."

Hati Arshaka mencelos. Ucapan Bayu terlalu menyakitkan untuk didengar.

Kalau Kirana mendengar ucapan Bayu ini. Ia pasti sakit hati. Dan Arshaka tidak tega jika hal itu terjadi.

Bagaimana Hari Ini, An? [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang