40🐣

2.6K 377 48
                                    


Author pov.

"Laulen nakal!" Pekik Lili sampai urat-urat lehernya terlihat.

Lauren menunduk tidak berani menatap Lili.

"Lihat, mainan Lili lusak kan jadinya" kesal Lili memperlihatkan mainan robotnya yang rusak karena ulah Lauren.

"Hmph maaf chagiya Laulen tidak sengaja" Lauren melengkungkan bibirnya kebawah.

"Jangan chagiya kan Lili!" Lili benar-benar menggertak kan giginya.

"Huwaaaa!" karena tidak tahan dengan bentakan Lili, akhir Lauren menangis keras.

"Cengeng" dengus Lili dengan tatapan malasnya.

"Hikss Lili jahat belteliak pada Laulen, hiks hikss Lili kasal!" Teriak Lauren.

"Jangan belteliak pada Lili!" Lili kembali berteriak karena dia tidak suka di teriaki.

"Hei baby, ada apa nak"

"Yaak apa yang terjadi kenapa kalian berdua berteriak keras"

Jennie dan Lisa masuk kedalam kamar Lili.

"Laulen mematahkan kaki lobot baby" adu Lili menunjuk Lauren.

"Hikss tapi Laulen tidak sengaja.. Laulen belsumpah" lirih Lauren mengangkat dua jarinya.

Jennie menghela nafas sedangkan Lisa menggelengkan kepalanya.

"Ck kalian ini ada-ada saja. Baby, Lauren tidak sengaja hemm dan Lauren, lain kali harus berhati-hati oke. Sekarang berbaikan lah" suruh Lisa.

"Tidak mau, baby malah" Lili cemberut melipat kedua tangannya.

"Kan hikss Lili nakal tidak mau belbaikan dengan Laulen"

"Telselah Lili!" Teriak Lili.

"Huwaaaa Lili belteliak lagi, kasal Laulen tidak suka" Lauren memeluk kaki Lisa.

"Baby, tenang sayang. Berteriak itu tidak baik" lembut Jennie mengusap-usap dada Lili yang naik turun.

Lili mengepalkan tangannya menatap Lauren dengan tajam.

"Aku akan menenangkan Lauren sayang" kata Lisa dan Jennie mengangguk.

"Aku juga harus menenangkan Lili" Lisa mengangguk setelah itu menggendong Lauren dan membawanya keluar.

Tatapan tajam Lili tidak lepas menatap punggung Dadda nya sampai menghilang.

"Baby" Jennie mendudukkan Lili di pangkuannya.

Lili tidak menyahut.

"Masih marah hmm?" Jennie mengusap pipi Lili.

Lili tetap tidak menjawab, tatapannya lurus tertuju pada pintu.

"Baiklah Mommy akan menunggu baby sampai baby mau berbicara pada Mommy" Jennie mencium pelipis Lili setelah itu meletakkan dagunya di pundak kecil Lili.

Sampai sepuluh menit kemudian Lili membalikkan badannya memeluk erat tubuh Jennie, menenggelamkan wajahnya di dada Mommy nya.

Jennie tersenyum mengusap punggung anak manjanya.

"Mommy.." panggil Lili tanpa menatap Jennie.

"Ya baby"

"Maaf kalena baby belteliak, baby kasal ya Mommy" lirih Lili akhirnya mendongak menatap Jennie.

Jennie menggeleng.

"Berteriak memang tidak baik nak, baby tidak main tangan ataupun sampai berkata kasar pada Lauren. Jadi Mommy mohon baby kontrol emosi ya, tetap tenang dan berkepala dingin saat menyelesaikan sebuah masalah" nasehat Jennie lalu mencium lama kening Lili.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang