WARNING!! 18+
Versi 21+ yang lebih lengkap dan vulgar tersedia di https://karyakarsa.com/sungchunhee/milk-rose-chapter-16.
.Sudah beberapa hari terlewati. Hao sembuh dengan cepat seperti kata dokter. Hanbin merawat Hao dengan baik meskipun jadwal kuliahnya kemarin padat. Kebetulan ujian semester Hanbin telah selesai dan libur musim panas Hanbin sudah tiba sehingga Hanbin menghabiskan waktunya untuk menjilati tangan Hao seperti anjuran dokter.
Selain karena keharusan menjilat, Hanbin juga menghabiskan banyak waktu bersama Hao saat ini karena tugas akhirnya. Tiga itu mengharuskan ia untuk menampilkan lagu orisinilnya dengan Dance yang harus ia ciptakan sendiri. Untuk masalah koreografi, Hanbin tentu sangat percaya diri. Hanbin tidak percaya diri dengan musiknya. Maka ia meminta Hao untuk menemaninya brainstorming menciptakan musiknya.
Tidak, Hanbin tidak curang dengan membiarkan Hao yang membuatkannya musik. Hanbin hanya perlu pendapat dan bimbingan Hao. Ia juga tidak ahli bermain alat musik seperti Hao. Maka Hanbin hanya memproduksi melodi dan menulis liriknya, untuk musik, baru dia akan meminta Hao menatanya nanti. Mungkin tema EDM saja tanpa menggunakan instrumen musik sungguhan. Hao masih harus beristirahat, pikir Hanbin.
Hao sendiri cuti besar-besaran dari semua pekerjaannya. Ia juga meminta maaf kepada murid-murid lesnya karena ia tidak bisa bermusik sampai tangannya sembuh total. Syukurnya para murid dan orang tua muridnya sangat pengertian. Mereka bahkan mengunjungi Hao beberapa kali. Hao bersyukur memiliki hubungan yang baik dengan banyak orang.
Saat ini Hao dan Hanbin baru saja pulang kontrol dari rumah sakit. Hao tersenyum senang karena tangannya sudah sembuh total. Ia bisa menggerakkan setiap inci jarinya tanpa ada masalah. Hanya saja bekas jahitan masih ada di tangannya membuat tangan kanannya agak kasar tapi dokter bilang bekas luka itu akan menghilang jika Hanbin tetap rutin menjilatinya dan mengoleskan beberapa obat tertentu.
Setelah sampai rumah dan makan siang, Hanbin dan Hao langsung menyendiri bersama ke dalam kamar Hao. Dalam suasana libur begini, Hanbin terkadang produktif menulis lagu untuk tugas akhirnya. Terkadang juga hanya ingin bermalas-malasan di atas kasur menonton beragam acara bersama kesayangannya, seperti saat ini. Ia masih punya banyak waktu untuk mempresentasikan tugas akhirnya.
"Kemarin Rutnya bagaimana?"
Hanbin yang sedang menjilati tangan Hao siang itu tertegun dengan ucapan matenya. Ia sontak menjauhkan tangan Hao dari mulutnya "Maksudnya?" wajah Hanbin mulai memerah karena topik ini. Mengingatkan dia apa yang ia lalui kemarin. Menyelesaikan Rut dengan fantasi kotor yang tidak sopan.
"Kemarin kau pergi sampai 4 hari, biasanya 2 hari sudah selesai" Hao mempoutkan bibirnya.
Hanbin terkekeh dan mencubit pipi kakak tercintanya itu. Ia gemas kalau Hao sudah berekspresi seperti itu. "Kak Hao kesepian ya?" Ia jelas mencoba mengalihkan pembicaraan sebenarnya.
"Menurutmu? Selama aku sakit aku selalu tidur dipeluk. Kemarin-kemarin tidurnya tidak nyaman karena tidak ada bau Alpha. Tanganku juga tidak ada yang menjilati, bagaimana kalau sembuhnya nanti lama" omel Hao.
Hanbin tertawa semakin keras. "Aduh, lucunya omegaku". Hanbin tidak bohong, Hao yang sedang marah-marah kecil itu lucu sekali. Dengan pipi yang menggembung, ingin sekali Hanbin gigit. Tapi Hanbin tahan, ia takut Hao kesayangannya akan kesakitan kalau pipinya itu Hanbin kikis dengan giginya.
"Aku tidak lucu" Hao semakin sebal ditertawakan. "Jadi kenapa rutnya kemarin lebih lama?"
Gagal. Alur pembicaraan tidak berubah. Hao tetap mempertanyakan hal yang selalu Hanbin coba hindari. Kalau ditinjau lebih dalam, sebenarnya pembicaraan seperti ini normal-normal saja diantara sepasang Mate. Terlebih Hanbin bukan orang suci. Meski belum pernah mating, Hanbin tentulah merupakan penikmat video-video mating yang diproduksi secara ilegal, terutama keluaran Jepang. Namun Hanbin sangat kikuk membahas hal ini bersama Hao, Omega kesayangannya yang err.. polos kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk Rose (BinHao/Haobin)
FanfictionWARNING!! [18+] Meskipun sedikit terlambat, Hanbin sudah menduga jika dirinya adalah seorang Alpha. Hanbin selalu mendambakan seorang omega teman masa kecilnya yang terkenal berbau sangat harum untuk menjadi matenya. Tidak pernah sekalipun terlintas...