gara gara kepleset

665 50 2
                                    

 
  Setelah berbincang hangat dengan bukde siti, aurel memilih untuk beristirahat di kamar nya

  Setiap sudut kamar yang dahulu dirinya hiasi dengan berbagai stiker masih terlihat sama. "Stiker itu, masih ada."

  Di pandangnya tanaman yang ada di depan kamar, terlihat hijau terawat
  Rintik rintik hujan perlahan membasahi pekarangan rumah

  "AUREL, BANTU BUKDE SEBENTAR NAK. ANGKATIN JEMURAN." Teriak bukde siti dari arah dapur, dirinya sedang memasak makan malam untuk aurel

  "Iya bukde." "Aduh kok hujan sih."

*Bruk

  Dari arah lain terdengar rintihan seseorang "aduh..."

  Leonardo mahendra, seorang CEO dari perusahaan beras terbesar di kota A, LEO'S GROUP dirinya juga menjadi CEO dari beberapa hotel di sana

  Aurel berlari kearah nya lalu membawa pria itu menuju teras

  "Eh pak, bapak ga apa apa."

  "Makasih ya nak."

  "Iya sama sama, bapak kenapa ada di sini ya?." Pria itu hanya diam menatap aurel seakan kenal dengan aurel. "Pak?, kenapa ngeliatin saya kaya gitu ya."

  "Ah, ngga kenapa kenapa, oh ya yang punya rumah ini siapa ya?."

  "Yang punya rumah? Oh bik siti? Ada kok pak. Mau saya panggilkan?."

  "Iya iya."
Aurel masuk kedalam memanggil bik siti yang tengah memasak di dapur

  "Bukde, ada orang di depan nyariin bukde katanya."

  "Siapa yang nyariin bukde?." Bik siti berjalan ke depan melihat siapa yang datang menemui nya

  "Siapa?." Bik siti melihat seorang pria duduk di depan dengan setelan jas hitam yang rapih

  "Ngapain kamu ke sini? Belum puas kamu buat anak saya menderita?."

  "Oh ternyata kamu pemilik rumah ini? Baguslah kalau begitu, besok silahkan kalian pergi dari sini."

  "Pergi? Memangnya siapa kamu. Berani beraninya ngusir kami."

  "Saya mau beli tempat ini, dan akan saya bangun hotel bintang 5 di sini, jadi silahkan kalian bersiap."

  "Terserah kamu mau omong apa, pokoknya saya gak akan pergi dari sini titik." Bik siti menarik aurel masuk "pergi kamu dari sini!?" Teriak nya membuat warga sekitar keluar untuk melihat keributan di luar

  "Ada siapa tu?." Tanya salah satu warga

  "Gak tau, saya lihat tadi bik siti marah marah sama bapak itu." Jawab yang lainya

  Leonardo yang merasa malu pergi dari sana. "Gimana pa?."
  Areksa Mahendra, anak sulung leonardo dari istri pertama nya sekaligus penerus perusahaan Leo's group

  "Ya kamu lihat aja sendiri." Ujar nya kesal. "Nanti kamu juga bakalan ngerasain tuh rasanya jadi papa."

  "Tapi pa, papa kenal sama ibu itu?."

  "Udah ga usah banyak tanya, jalan."

  Areksa sekali lagi memandang rumah tua itu. Di sisi lain aurel memperhatikan dari jendela kamar nya mobil itu telah pergi dari sana

  "Bukde, orang itu tadi?..."

  "Udah jangan di tanya lagi, bukde udah muak ngeliat muka dia."

  "T-tapi bukde...apa mungkin dia yang?."

  "Iya, dia yang udah buat ayah kamu masuk penjara."

  "Apa? Jadi pria itu yang buat ayah masuk penjara? Aku ga nyangka."

  Flashback on

  Di sebuah rumah milik leonardo di kampung. Henry ayah aurel hendak mengambil gaji nya dari leonardo, namun sebelum dirinya sempat mengetuk pintu henry tak sengaja mendengar pembicaraan leonardo dengan pengurus kebun

  "Jadi pak, saya sekarang sedang dalam bahaya, saya minta tolong bapak jaga semua organ organ ini, karna besok polisi akan mengecek gudang beras di jakarta."

  'Organ manusia???!, astaghfirullah.' karena panik henry tak sengaja mendorong kursi di belakang nya yang membuat itu berbunyi

  "Siapa di sana?."

  Henry berlari sekuat tenaga menuju rumah nya, berlindung dari kejaran anak buah leonardo. Leonardo bukanlah orang sembarangan bukan hanya seorang direktur biasa namun juga mafia kelas kakap yang menjadi pemasok terbesar penjualan organ tubuh manusia

  "Sudah jangan di kejar, besok baru kita tangkap dia."

  Sesampainya di rumah henry menutup semua pintu dan jendela, takut jika leonardo akan mengejarnya dan mengambil anaknya

  "Ayah kenapa?."

  "E-enggak nak, ayo kita tidur udah malam." Aurel yang masih kecil tak mengerti apa yang terjadi saat itu, dirinya hanya bisa patuh pada ayahnya saja

  Pagi hari, seperti biasa henry mengantar aurel pergi ke sekolah
  "Belajar yang rajin ya, dengerin kata buk guru jangan nakal."

  "Iya ayah." Aurel berjalan masuk ke sekolah nya di sambut dengan pelukan hangat dari guru tercintah

  Di perjalanan henry pulang ke rumah nya, dari belakang seseorang membekap nya lalu membawa henry menuju sebuah gudang di ibu kota

  Peristiwa itu tak sengaja di lihat oleh bik siti yang sedang menjemur pakain di samping rumah. "Astaga, henry!."

  Leonardo merekayasa kejadian seakan henry sedang menyuruh anak buahnya melakukan pembedahan mayat untuk di ambil organ nya

  Dari situlah henry terjerumus dalam penjara selama 15 tahun...

Flashback off

Bersambung...

 

 

 

 

 

buy wife (Beli istri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang