Bab 19

554 53 3
                                    

Seungmin tidak dapat menutup matanya, berbeda dengan Minho yang sepertinya sudah terlelap di sebelahnya. Mereka berdua satu kasur karena Minho keras kepala ingin tidur dikasur, Seungmin pun sama tapi tidak ingin Juga Minho sekasur dengannya. Dengan bertaruh lagi jika Minho menang mereka akan tidur sekasur berdua jika Seungmin menang Minho akan berpindah tidur di ruang tamu di sofa lebih tepatnya.

Sudah ditebak siapa yang menang kan? Seungmin mau tak mau menerimanya dan memberi jarak menggunakan guling ditengah kasur agar Minho tidak menindih atau menjadikannya bantal saat tidur nanti.

"Dia tidur? " Seungmin mengintip karena pandangannya terhalang oleh guling, Minho tidur terlentang, matanya tertutup sempurna.

"Tidak ada, tidak ada" Seungmin menutup kedua telinganya kala hujan semakin deras disertai petir.

Klakk

"Ibu~" cicit Seungmin takut, lampu tiba-tiba mati dan dipastikan seluruh rumah disekitar daerah itu mati lampu kan jadi menambah kesan mistisnya.

Seungmin meraba ke sebelahnya, dengan cahaya yang minim hanya terlihat postur guling Seungmin menyingkirkan nya dan beringsut mendekati Minho dengan selimut yang menutupi keduanya. Sadar tidak sadar tangan Seungmin meraih satu tangan Minho kemudian menggenggamnya, ia membalik menjadi menyamping membelakangi Minho tetapi satu tangannya memegang jari telunjuk Minho.

Seungmin mendekatkan guling kemudian mencoba menutup matanya.

Grepp

Deg

"Jangan takut, ini aku" ujar Minho dengan suara berat, sebenarnya Minho tidak benar-benar tidur matanya hanya terpejam karena tau Seungmin ketakutan bahkan ia tahu pergerakan Seungmin tadi atau cicitan Seungmin memanggil ibunya. Saat tangan Seungmin menggenggam satu jarinya Minho merasa kasihan dan memilih memeluk pemuda yang ketakutan itu.

"Tidur saja, ada aku" Seungmin tidak menyingkirkan tangan Minho yang lancang memeluknya, dia memilih memeluk guling didepannya mencoba untuk tidur. Seungmin merasa aman saat Minho memeluknya, perlahan Seungmin mulai tertidur lelap karena Minho mengelus-ngelus perutnya.

Seungmin benar-benar terlelap bersamaan dengan lampu yang kembali menyala, Minho mengangkat kepalanya hanya untuk melihat wajah damai itu.

Minho menyamankan diri dengan tangan yang masih memeluk Seungmin dia juga mulai terlelap menyusul Seungmin ke alam mimpi.

Pagi harinya Seungmin terbangun lebih dahulu, setelah sadar sepenuhnya wajah serta telinganya memerah.

"Dia memelukku semalam? Kim Seungmin kau mempermalukan dirimu lagi! " Seungmin membatin kemudian bangkit untuk membersihkan diri, hari ini adalah pertandingan finalnya. Dia tidak boleh datang terlambat karena pertandingannya akan dilakukan pagi ini pukul 8 sementara sekarang waktu menunjukkan pukul 6.30 pagi.

"Lupakan, lupakan, lupakan" gumamnya terus menerus di kamar mandi. Selesai dengan mandinya Seungmin menuju lemari dengan bathrobe yang terpakai ditubuhnya.

"Pagi" sapa Minho kemudian menguap. Seungmin berdehem sebagai jawaban, dia membawa pakaian kedalam kamar mandi memakainya disana. Seungmin mana mau berganti didepan Minho si pria mesum itu.

Selesai memakai pakaian, Seungmin beranjak menuju dapur untuk membuat sarapan. Sementara Minho melamun kemudian beranjak ke kamar mandi milik Seungmin untuk mencuci muka juga sikat gigi.

Seungmin sedang menyiapkan sarapan teringat dengan Minho, apa dia harus menyiapkan untuk Minho juga? Baiklah dia akan berbaik hati hitung-hitung ucapan terimakasih karena menema- tidak! Seungmin menggeleng tidak ingin mengingat hal itu.

IGNORANCE {2MIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang