Happy Reading
•
•
•
•
Pagi hari telah tiba, Aleena bangun pada pukul 06.50 ia duduk lalu menunggu beberapa menit untuk membuatnya sadar sepenuhnya.
Ia ingat bahwa semalam ia telfonan dengan Jero, dan Jero mengatakan bahwa akan kerumah hari ini. Mengingat itu, Aleena langsung membereskan tempat tidurnya, setelah selesai, ia berjalan mengambil handuknya, lalu berjalan masuk ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Aleena selesai dan keluar dari kamar mandi. Ia menyisir rambutnya dengan perlahan serta lembut, tidak lupa ia menyemprotkan parfum di bajunya, dan menggunakan beberapa aksesoris di rambutnya yang membuat Aleena terlihat sangat cantik.
" Kira kira Jero kesini jam berapa ya? "
Setelah selesai, Aleena berjalan keluar kamar, menuruni tangga tangga rumahnya, lalu berjalan menghampiri Carla serta Bara yang sedang sarapan pagi di meja makan. Aleena duduk di kursi, lalu mengambil nasi goreng yang sudah dimasakan oleh Carla.
" Kok kamu wangi banget nak? " tanya Bara
" Mau kemana pagi pagi udah rapi kaya gitu? " tanya Carla
" Nggak kemana mana kok bun, abang kemana kok nggak ikut makan? " ucap Aleena menatap Carla serta Bara.
" Abang masih tidur di kamar, bangunin aja kalau mau. " jawab Bara
Aleena hanya diam, dan memakan nasi gorengnya.
" Ayah jadi berangkat ke kantor? " tanya Carla menatap Bara.
" Jadi, hari ini kan ada meeting masa ayah nggak berangkat. " ucap Bara berdiri, dan berpamitan kepada Carla serta Aleena, lalu berjalan keluar rumah.
" Bun.. " panggil Aleena
" Kenapa? " jawab Carla menatap Aleena.
" Kenapa bunda nggak mau ngerestuin aku sama Jero? " tanya Aleena
" Karna bunda punya firasat kalau Jero nggak baik buat kamu. Dia bukan orang baik baik. Orang tuanya dia cerai kan? Dan Jero jadi anak nggak bener kaya gitu. Nggak ikut orang tua, jadi nggak dididik. " jawab Carla dengan mengunyah makanannya.
" Bukan berarti kalo nggak ikut orang tuanya, Jero nggak dididik bun. " ucap Aleena
" Sekarang bunda tanya, siapa yang didik dia kalau nggak sama orang tuanya? Apa dia bisa ngedidik dirinya sendiri? " jawab Carla berhenti makan, dan menatap sinis kearah Aleena. " Kamu kenapa selalu mau dia? Kamu yakin dia bisa jadi imam yang baik buat kamu? "
" Kalo aku nggak yakin, nggak mungkin aku mempertahankan hubungan aku sama dia bun. " ucap Aleena menatap Carla. " Aku mohon bun, restuin aku sama Jero. "
" Enggak, jangan paksa bunda. " ucap Carla berdiri berjalan pergi meninggalkan Aleena.
Aleena cemberut, lalu berdiri berjalan menaiki tangga rumahnya, dan masuk ke dalam kamarnya. Ia berjalan mengambil ponselnya, lalu menelfon Jero.
' Halo, jer. '
' Baru aja aku mau nelfon kamu. Kenapa? '
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ( Terbit )
Teen FictionPerjodohan yang tidak pernah ada dalam rencana Aleena. Yaitu harus menikah dengan seorang santri sekaligus anak Kyai pilihan Bunda serta Ayahnya. Hafizan Rayyan Al Farizi. Salah satu santri pesantren yang terkenal di kotanya. Tubuhnya yang tinggi...