009

54 6 0
                                    

Happy reading

⬇️⬇️⬇️

Sebuah tempat yang menyajikan pemandangan kemerlap lampu warna-warni dan dentuman suara musik yang sangat keras menjadi tujuan tuan muda Arizona malam ini. Beberapa botol minuman laknat sudah habis diteguk olehnya. Menyisakan dirinya yang mulai lemas tak berdaya. Matanya teduh seakan berat untuk dibuka.

Arnav sudah mabuk berat malam ini. Ia tak bisa memikirkan hal lain lagi selain dirinya yang merasa terbang dan tubuhnya yang terasa sangat ringan. Persetan dengan semua hal. Ia hanya ingin semua beban yang ia pikirkan akhir-akhir ini menghilang. Ia benci Alluna, ia juga membenci Amov yang selalu mengkambing hitamkan dirinya.

Seorang wanita mengenakan dress hitam yang hanya menutupi sedikit pangkal pahanya mendekati Arnav di sebuah sofa.

"Hello, Baby!" panggilnya dengan suara manja.

Tanpa menunggu persetujuan Arnav, wanita itu duduk di pangkuan pria bertindik itu. Merangkulkan kedua tangannya di leher Arnav.

Arnav yang sedang berada di bawah pengaruh alcohol hanya diam diperlakukan demikian. Biasanya ia sangat tidak suka disentuh jalang mana pun. Hanya dirinya saja yang boleh menyentuh, tetapi ia sangat tidak suka disentuh orang lain.

Wanita yang memakai lipstik merah doff itu bersuka ria. Menyentuh setiap inci tubuh Arnav. Hingga sentuhannya sampai pada organ vital pria itu yang mulai mengeras. Tangan wanita itu sangat lihai bermain agak lama di sana. Hingga dirinya turun dari pangkuan Arnav dan segera bersiap membuka celana pria itu.

Hampir saja kejantanan seorang tuan Arizona itu terlihat oleh wanita jalang yang entah datang dari mana. Meski dalam kondisi mabuk berat, Arnav sedikit tersadar dan menghempas tangan jalang kurang ajar itu.

"Jauhkan tangan kotormu dariku!" Lantas Arnav berdiri dan berjalan menghindari wanita tadi.

Di meja pelayan, Arnav meminta satu lagi minuman favoritenya yang biasa ia pesan satu bulan sekali tepatnya pada tanggal tujuh.

"Berikan satu botol seperti biasa," ungkap pria yang kini berpenampilan berantakan itu.

Seorang bartender itu segera memberikan satu botol dìva vodca yang Arnav pesan. Ia sudah tahu pada tanggal tujuh setiap bulan, Arnav akan datang untuk memesan itu. Entah akan ia habiskan di sana atau pun ia bawa pulang.

Setelah mendapatkan apa yang ia pesan, Arnav melangkah meninggalkan House Bootle bar yang menjadi tempat favorite untuk menghilangkan penat. Saat dirinya hendak menuju mobilnya, di perjalanan ia tak sengaja menabrak seorang wanita yang kini terjatuh.

"Fuck!" pekik Arnav saat mengetahui botol diva vodcanya terjatuh. Beruntung botol tersebut didesain khusus sehingga tidak mudah pecah. Sebisa mungkin ia mengejar botol itu yang menggelinding jauh.

Sedangkan wanita yang ditabrak oleh Arnav kini berusaha bangkit dan berdiri sebisanya. Sebuah jas yang kumuh membalut tubuh mungilnya. Ia mengejar pria yang menabraknya tadi. "Hei, tunggu!"

Arnav berhasil mendapatkan botol diva vodcanya kembali. Ia terkejut saat ada seseorang yang tiba-tiba berdiri di belakanganya.

Wanita itu tidak menyangka jika pria yang menabraknya adalah orang yang ia sebut dengan sebutan 'orang yang suka tenggelam'

Arnav pun pergi menuju mobilnya tak menghiraukan wanita tidak jelas itu.

"Tunggu!" Wanita yang bernama Thalassa itu berlari mengejar Arnav. Sebuah teknik yang baru ia pelajari selama beberapa hari ini adalah selain berjalan ternyata manusia juga mempunyai kemampuan lain yaitu berlari.

The Blue ShineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang