About Love - Part 6

481 9 0
                                    

About Love – Part 6

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Siang ini gue masih bergumul di kamar gue sendiri. Gue gam au nimbulin suara berisik ataupun buka horden dan jendela gue karna gue gamau harry nyapa gue. Gue lagi mikirin cara supaya gue gajadi pergi sama harry. Gue bener bener gamau jalan sama dia… arrggghhhh…..

Dari tadi, gue selalu gelisah ngeliatin jam, mondar mandir ga jelas masih mikirin hal yang sama. Jam 6 sore. Gue udah mandi tapi masih pake pakaian biasa. Gue lebih milih nonton tv bareng clara daripada ngurung diri di kamar terus terusan mikirin hal yang jawabnnya ga ketemu juga.

Bel pintu rumah gue bunyi. Gue ngintip dari balik jendela dan itu harry. Apa yang harus gue lakuin? Aha! Gue langsung dapet ide pas ngeliat ade gue yang imut itu. Gue nyamperin clara dan bilang. “clara, clara tolong bukain pintu depan yah.. ada tamu.. ntar kalo dia nanya kakak, bilang kakaknya lagi tidur yah sayang..” clara Cuma ngangguk dan lari kedepan. Good girl.

Clara mulai membuka pintu dan gue memperhatikan dari balik dinding ruang santai.

“halloooo adeeee…” ucap harry ramah ke ade gue. “kak carly nya ada?” lanjutnya.

“kata kak carly, kak carly nya lagi tidur..” ucap clara polos. Plak! Gue Cuma bisa nepok jidat gue ngeliat tingkah ade gue yang polos bangett. Ga bisa diajak kompromi.. sedangkan harry Cuma ketawa ngeliat clara.

“minta tolong panggilin kak carly nya yaahhh..” ucap harry sambil mengacak acak rambut ade gue.

Clara manggil gue dan ‘MAU GA MAU’ gue muncul.

“ada apa?” ucap gue ketus.

“lo lupa?”

“emang ga bisa dibatalin?”

“engga!” ucap harry tegas. “mending lo sekarang ganti baju! Cepetan!” lanjutnya.

Gue pun masuk kamar –dengan sangat terpaksa- dang anti baju. 15 menit kemudia gue keluar dan harry udah nunggu gue di ruang tamu.

“udah selesai?” tanya harry. Gue Cuma ngangguk dengan tampang males.  “oke. Kita pergi sekarang.” Lanjutnya sambil narik tangan gue.

“loh, kak carly mau kemana?” ucap clara dengan nada merengek.

“see? Clara ga mau gue pergi.” Ucap gue lantang. Fyuhh, untung clara ga ngizinin gue pergi. :D

“clara.. kamu mau coklat ga?” ucap harry dan clara langsung mengangguk cepat.

“nih..” harry mengambil sesuatu dari kanting jacket nya dan memberikannya ke clara. Coklat. Ya, harry ngasih coklat dan dia langsung diem. WTF? Ade gue bisa disogok pake coklat? “sekarang, kita berdua mau beli coklat yang lebih banyak lagi. Nanti kalo kita pulang, kita bakal kasih coklat yang banyak juga permen dan ice-cream. Gimana? Setuju?” lanjut harry. Dasar licikk…! -.-

“okay.” Clara mengangkat jari jempolnya pertanda setuju. Dan harry permisi kea de gue dan langsung narik tangan gue. Genggaman tangannya hangat dan nyaman. Tapi gue langsung lepasin itu. “lepasinn..” ucap gue sambil ngelepasin tangan gue yang digenggam sama harry.

“emang gue ga boleh megang tangan lo?” ucap harry sambil ngambil tangan gue dan menggenggamnya lebih erat lagi.

“gue bilang lepasiiiinnnnnn…..” gue teriak ke dia.

“okay, then.” Ucapnya pasrah.

Harry ngebawa gue ke restoran. Okay, mungkin dia mau ngajak gue dinner. Not bad. Kita pesen makanan dan menghabiskan makanan itu dalam diam. Ok, alau kalian berfikir kalau kami kencan, kalian salah besar! Ini sama sekali ga layak dibilang kencan. Mana ada kencan yang dinner berdua tapi diem-diem’an?? Uuhh…

Selesai makan, kita pergi ke supermarket. Ya, Cuma buat Menuhin janji harry ke clara. Dia beli –sangat banyak- coklat, permen dan ice-cream tentunya. Selesai itu kita pulang. Huh, ga ada serunya sama sekali. Lebih baik gue ngabisin satnite bareng laptop atau nonton tv dirumah dari pada kencan sama harry. Ya, walaupun ga layak disebut kencan.

Kita berjalan ke halte bus buat pulang ke rumah. Kita memang ngobrol sedikit. Tapi, tiba tiba turun rintik rintik hujan dan semakin deras. Kita berdua langsung lari ke halte. Gue bener bener kedinginan pas nyampe di halte. Hujan deras dan membuat gue kedinginan.

“lo bisa pake jacket gue.” Ucap harry sambil melepas jacketnya.

“tapi lo gimana?”

“gue gpp. Yang penting lo ga kedinginan. Ntar lo malah sakit.” Harry memakainkan jacketnya ke gue. Gue akuin, dia memang gentle. Sedikit hangat. Tapi gue tetep kedinginan karna angina yang kenceng banget. Gue menggosokkan kedua tangan gue dan menempelkannya di pipi. Tujuannya supaya gue lebih hangat.

Sekarang, gue ngersa lebih hangat. Gatau kenapa rasanya cuacanya tiba tiba berubah. Gue udah ga kedinginan lagi. Sejenak, gue menghela nafas.

“feel better?” tanya sebuah suara. Harry. Gue menoleh kea rah kanan gue dan gue ngeliat wajah harry tepat disamping wajah gue. Gue ngelihat perut gue yang sudah ada tangan harry yang melingkar. Pantes aja gue ngerasa hangat. Harry meluk gue.

“yeah.. thanks..” hanya dua kata itu yang bisa gue ucaokan untuk menjawab pertanyaan harry.

“urrm, lo aneh yah.” Ucapnya lagi.

“aneh? Maksud lo?” gue mengerutkan dahi dan ngeliat kea rah harry.

“iya, aneh. Tadi gue megang tangan lo dan lo langsung lepasin. Tapi sekarang? Gue meluk lo tapi lo ga protes sama sekali. Malahan bilang ‘thanks’.”

“emang lo pikir gue cwe apa’an?” ucap gue agak sensi dengan ucapan harry.

“gue ga maksud gituu..”

“gue itu masih bisa liat keadaan tauu.. ini tuh dingin dan gue beneran kedinginan. Daripada gue menggigil mending gue biarin lo meluk gue. Kan lumayan ada selimut gratis..” ucap gue.

“so? Maksud lo kalo lo ga kedinginan, lo gamau gue peluk, gitu?”

“nahh.., itu lo tauu..”

“kalo gitu, gue berdoa supaya setiap hari lo kedinginan. So, gue bisa meluk lo tiap hari.” Harry meletakkan dagumya ke bahu gue. Uh, romantis bangett.. :D

“ga mungkin lo bisa meluk gue. Kan dirumah banyak selimut..” ledek gue.

“kalo gitu gue mau jadi selimut aja deh..”

“mana bisaa..”

“harus bisaaa….” Harry tertawa kecil.

“tuhh pa. walaupun menikah muda, mereka itu tetep romantis. Jadi inget masa masa kita dulu..” ucap sebuah suara. Gue menolah ke sumber suara itu da nada sepasang suami istri yang dari tadi ngeliatin kemesraan gue sama harry. JLEB. Mati gue. Gue disangka nikah muda sama harry? Apa’an coba? Dasarrr…

“keep romantic yahh..” sambung suaminya. Ni orang ga bisa liat apa? Gue masih semuda ini dibilang udah nikah? Padahal wajah gue kan baby face? Apa gue setua itu? Gue ngeliat harry dan dia Cuma senyum dan masih meluk gue. “thanks.” Ucap harry ke pasangan suami-istri itu. Apa maksudnya coba? Dia bilang thanks? Apa dia ngarep gue buat jadi istrinya? Oh, nooooooo……. Pipi gue mulai mengeluarkan semburat merah. Please, jangan sekarang.. gue gamau harry ngeliat pipi gueeee…. -.-

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang