Jangan lupa vote guys 🤧
•
"Tunggu dulu!" Fabian mencegah Kalara yang hendak pergi dengan mencekal pergelangan tangannya. "Kita belum selesai bicara, Ra."
"Apa yang mau lo bicarakan lagi?" desis Kalara. Ia takut jika berlama-lama bersama Fabian hatinya akan luluh.
"Kasih gue alasan yang logis kenapa lo mau sama Garry."
Kalara menghempaskan tangan Fabian yang masih mencekal tangannya. "Buat apa gue perlu jelasin ke elo, Bian? Kita cuman temen. Jangan ganggu gue lagi, kita bentar lagi mau ujian. Gue gak mau ada spekulasi yang lain lihat lo dan gue masih dekat saat gue punya hubungan dengan cowok lain."
Kalara melirik Fabian, cowok itu tampak memejamkan matanya. Kalara bingung, kenapa Fabian terlihat menahan emosi?
"Gue bilang, kasih gue alasan, Kalara!" bentak Fabian. Untung mereka di tempat yang jarang dilewati murid-murid, jika tidak mereka berdua akan jadi pusat perhatian.
"Apa hak lo?"
"Karena gue su-"
"Sayaang."
Kalara dan Fabian menoleh pada sosok yang datang. Kalara mendadak geli sendiri saat Garry mendekat dan merangkul dirinya posesif.
"Sayang, aku cariin ke mana-mana, loh," ujar Garry lembut, namun tatapannya masih terhunus pada Fabian yang menatap balik dengan tajam.
"Iya, maaf. Ayo, pergi!" Kalara memutus tatapan kedua cowok itu.
"Bukannya kalian sahabatan? Dan tiba-tiba jadian? Ara, lo pikir gue bodoh?" sarkas Fabian saat Kalara dan Garry mulai melangkah pergi.
"Lo jangan banyak bacot!" Garry mencekram kerah Fabian, Kalara yang panik segera meminta Garry untuk melepaskannya. "Sahabat bisa jadi cinta, lo gak tau apa-apa jadi jangan banyak omong! Mending urus mantan pacar lo sana dibanding ikut campur urusan kami!"
Garry melepas cengkramannya pada kerah baju Fabian, ia menarik Kalara dan segera pergi menjauh, meninggalkan Fabian yang tak bereaksi apapun.
"Lepas!" Kalara berujar marah, ia memandang Garry dengan berlinang air mata. "Lo gak harus berlebihan, Garr. Lo gak harus ngancem dia kayak gitu, dia pasti kesakitan!" isak Kalara. Garry mencegah gadis itu yang hendak berbalik dan pergi ke tempat di mana Fabian berada.
"Kalo gitu, semua rencana lo bakal sia-sia, Kalara! Lo harus bisa nahan diri kalo emang mau berhenti menyukai cowok kayak dia. Dia masih terlibat masalalu, ingat kata gue, jangan pernah mau menyimpan rasa sama orang yang masih belum selesai dengan masalalunya!" peringat Garry membuat tangisan Kalara makin pecah. Beberapa murid yang lewat melihat mereka dengan berbisik, ada yang berhenti demi memperhatikan Kalara yang menangis, namun Garry segera mengusir mereka secara tak ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone ✔ (Tamat)
Teen FictionIntip aja dulu siapa tahu sreg xixi Selamat membaca📖 ___ Kalara, gadis yatim piatu yang bercita-cita ingin memiliki butik dengan namanya sendiri. Sedari kecil Kalara selalu mengulang kalimat tersebut. Meski beberapa kali mendapat cibiran karena tak...