17

321 21 0
                                    

"Phi...jangan menganggu, bagaimana jika telurnya gosong?" Celoteh Win

Ya mereka sedang berada didapur dan sang kekasih manisnya sedang memasak telur,tetapi sang dominan terus memeluk tubuhnya dari belakang bahkan menciumi leher jenjangnya.

"..."

Pria itu tidak menjawab,ia menulikan kedua kupingnya dan tetap menciumi dan mulai menyesap leher prianya.

"P-phi"

Bisakah pria itu melihat keadaan dan waktu?,padahal ngew every time masih kurang?🗿

"Phi!" Suara itu mulai meninggi

Dew mengalah,dan menghentikan kegiatannya dengan terpaksa. Win tersenyum menang karena berhasil membuat pria itu menurut padanya.

Dew melihat kelihaian sang kekasih saat menyiapkan sarapan,tidak salah juga ia mencintai pria galak dan cengeng didepannya.

"Kenapa phi melihatku seperti itu?"

"Ah..tidak,apa kau sudah bisa berjalan normal?"

"Hnn,belum tapi aku merindukan temanku dan juga tugas menumpuk darimu"

"Aku tidak ingin kekasihku yang manis ini berubah menjadi galak dan mengumpat lagi"

Dew memasang wajah cemberutnya,tapi Win hanya berdecak kesal dan mulai kembali mengunyah.

Dew yang melihat Win kembali fokus dengan sarapannya ikut melanjutkan makanannya.Sampai akhirnya mereka selesai sarapan dan berdiri didepan pintu.

"Phi jangan gunakan sepatu itu! pakailah yang satunya lagi !"

"Apa bedanya?"

"Ck,sepatu ini tidak cocok dengan jas yang phi gunakan lihatlah!"

Oke,kelinci manisnya kembali setelan awal. Galak dan sarkas.

Mungkin pria tampan itu harus mengalah kembali,ia mengangguk kecil dan memakai sepatu pilihan kekasih galaknya.

"Lagi pula ini sama,apa bedanya dengan sepatu tadi?"

"Kenapa phi memasang wajah seperti itu?" Tanya Win dengan ketus

"Tidak  papa" Jawab Dew seadanya dan melangkah meninggalkan pria manis yang sepertinya siap mengumpat didalam hati mungilnya

"Heii tunggu!" Teriak Win dengan berjalan kesusahan

Dew terkikik kecil melihatnya,Winnya sangat menggemaskan saat kesulitan berjalan.

Ia malah berlari menuju parkiran, meninggalkan Win yang berjalan sangat lamban,habis digempur semalaman 🙈...

"Sialan sekali si Embun Jerawatan" dumelnya

"Cepat lahh!" Usil pria jangkung itu

Win mempoutkan bibirnya saat sudah sampai dihadapan Dew,pria itu tersenyum tampan dengan menyender dimobil miliknya.

"Cepat masuk,jangan pasang wajah itu "

Pria manis,cantik,tampan, berkulit putih serta tinggi itu mengangguk kecil dan segera duduk.

Mobil hitam mulai melaju dengan kecepatan rata-rata menembus jalanan yang padat nan ramai,pria manis yang sibuk dengan ponselnya sepertinya masih pada 'mode ngambek' nya itu.

"Nanti kau duduk saja diruangan ku,tidak usah bekerja"

Win menoleh,alisnya terangkat seolah bertanya 'kenapa?'

Dew tersenyum dan mengangkat kedua alisnya dengan bergerak naik turun, bermaksud menggoda tapi sayangnya Win semakin dibuat bingung olehnya.

Tidak peka...

Dew menghela nafasnya,ia kembali melihat kedepan yang untungnya lampu merah. Ia kembali menatap pujaan hatinya dan berkata.

"Bagiamana caramu bekerja dengan keadaan yang sulit untuk berjalan seperti ini hm?"

Ctakk

Kedua jarinya mencetak kening putih milik Win hingga memerah membuat sang empu memukul lengannya.

"Sakit tau!"

Ia tertawa kecil, walaupun sedikit meringis sakit karena lengannya yang dipukul kuat.

"Berhenti menatap, fokuslah kedapan "

Hhh...

Dew kembali memfokuskan dirinya pada kemudi, sementara Win memperhatikan jalanan dengan mengahadap jendela.Jarinya bergerak menulis sesuatu disana untuk menghilangkan jenuh?.

Kantor

"Selamat datang Tuan Dew .."

Kalimat sambutan terdengar dari banyaknya karyawan disana,mereka membuat posturnya seperti membungkuk ,tanda hormat pada atasan meraka semua.

Pria yang disambut hanya mengangguk kecil dan menggenggam tangan Win dengan erat, menariknya menuju ruangannya.

"Phi,aku akan ke ruangan ku sendiri. Jika kau membutuhkan ku panggil saja seperti biasa"

"Bukankah aku sudah meminta mu untuk tidak berkerja dan duduk diam saja?" Kalimat sarkas itu terdengar menekan

"Bukan seperti-"Win berusaha meyangkal dengan memberikan alasan yang menurutnya cocok,namun itu belum terlaksana karena Dew langsung memotong perkataannya.

"Kau mulai  berani melanggar perkataan ku?"

Wajah itu,wajah dengan ekspresi yang datar dan dingin. Win sangat benci tatapan itu.

"Kenapa akhir-akhir ini kau sering kali sensitif padaku?,apa kau  tengah hamil?"

Deg.

"Kenapa kau diam!"

.....

"Tuan, tuan Luke ingin produk miliknya segera disetujui untuk dilaunching "

"Berikan dokumennya dan kau bisa pergi  "

Wanita itu menurut,ia meletakan sebuah dokumen berwarna merah dihadapannya dan pergi. Win menatap dokumen itu ,tangannya meremas ujung bajunya. Ia mendesis kecil dengan tangan yang mulai terulur untuk memegangi keningnya

"Kenapa dokumennya banyak sekali lembarannya,sh..aku malas"

Hidup memang sulit bukan?,tapi ia tetap saja memutuskan untuk membaca seluruh teks disetiap lembaran dokumen itu dengan teliti.

Setelah lembaran dokumen yang terakhir selesai ia baca, ballpoint mulai mengeluarkan tintanya sesuai tekanan yang diberikan hingga tandatangan tercetak disana.

Win menutup dokumennya,melihat ponselnya yang menunjukkan pesan dari seseorang.

Ia termenung dan menatap lurus,mungkin lebih baik dikatakan jika itu sebuah  tatapan kosong.

"Apa aku bermimpi buruk?"










TBC

Rumit ya...

17 juli 2024



You are mine forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang