chapter 1: start run!

214 55 8
                                    

[cerita ini dibuat bagi pembaca yang mau menghargai penulisnya, silakan vote dan comment]
⚠️

Sejeong duduk di sofa mewah, tempat yang tak pernah Sejeong sangka akan ia kunjungi. Map berisi kertas kosong Sejeong letakan di meja kaca depannya. Map yang Sejeong jadikan alasan untuk menemui pria yang kemarin memberinya banyak uang di nomor rekening nya tanpa persetujuan.

"Uangku kurang?" tanya Sehun. Matanya menyipit melihat perempuan yang beberapa minggu kemarin sempat ia tiduri saat mabuk.

Sehun menarik nafas, ia punya banyak urusan. Tapi Sejeong tak bisa ia abaikan, Sehun berjaga-jaga jika saja perempuan di depannya ini akan memerasnya dengan cerita tak benar pada publik.

"Bukan begitu, Tuan Oh Sehun"

"Lalu? Kau sudah gila, Nona Kim? Kenapa kau menemui aku di tempat ini?" Sehun meninggikan suaranya. Cukup membuat Sejeong mengeratkan genggaman tangannya sendiri.

Inilah yang Sejeong benci dari orang-orang kaya. Mereka selalu mengaitkan uang, selalu berpikir jika orang-orang sepertinya datang untuk uang dan kekayaan. Kedatangan Sejeong ke tempat ini adalah untuk memberitahu jika masalah mereka tak sesederhana itu.

"Saya sedang mengandung anak anda"

Brak!!!

Kemarahan Sehun sudah tak bisa ditahan lagi. Banyak pertemuan yang harus ia hadiri dan sekarang Sehun berhadapan dengan omong kosong dari Sejeong.
"Lalu apa urusanku? Gugurkan dia dan enyah dari hidupku! Gunakan uangku untuk hidupmu"

"Tuan Oh Sehun..."

Sehun bangkit. Harusnya memang ia tak perlu lagi menemui Sejeong. Urusan mereka sudah selesai setelah Sehun mengirimkan banyak uang bagi perempuan itu. Setelahnya bukan urusannya.
"Jangan berpikir aku mau menikahi wanita sepertimu, Nona Kim Sejeong. Kau pasti sudah kehilangan akal mu"

Setelahnya Sehun bangkit. Pria itu berjalan pergi meninggalkan Sejeong yang masih duduk di sofa nya. Sampai kemudian Sehun mendengar suara jeritan dari perempuan itu, Sehun berbalik dan mendapati Sejeong yang hendak memukul nya dengan vas bunga.

Brak!!!

Vas bunga itu pecah disusul dengan suara hantaman keras dari tubuh Sejeong. Sehun baru saja menepis tangan Sejeong dan mendorong perempuan itu ke dinding. Hantaman itu tak begitu menyakiti Sejeong karena ia merasakan tangan Sehun melindungi tubuh belakang nya.

"Aku pikir kau hanya pelacur hina yang memerasku tapi ternyata kau gila, Nona Kim"

"Dengarkan ini, Oh Sehun! Aku datang kesini untuk meminta pertanggung jawaban mu! Jika saja aku tak mengandung, aku pasti bisa mengejar beasiswa pendidikan luar negeri!"

"Gunakan saja uang itu! Gugurkan bayi itu dan pergilah ke luar negeri! Kenapa kau membuatnya rumit?"

"Apa kau mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu denganku? Mengugurkan bayi? Kau pikir itu tak beresiko untuk aku?! Aku juga tidak sudi menikah denganmu! Kau pikir kau ini siapa, Oh Sehun! Kau hanya brengsek yang bermain dengan banyak wanita!!"

Suara Sejeong dan bentakan perempuan itu membuat Sehun makin pening. Berhadapan dengan Sejeong membuat kesabaran nya semakin terkuras. Ia benci tipe wanita yang banyak bicara seperti Sejeong. Sementara Sejeong, perempuan itu menatap Sehun dengan keteguhan nya, tidak mau harga dirinya diinjak lagi oleh pria itu.

"Nanti malam, kita gugurkan bayi itu! Aku pastikan tak ada resiko yang perlu kau tanggung! Kau dan janin sialan itu harus segera pergi dan jika tidak, jika kau masih mengusik aku maka jangan salahkan aku Nona Kim.."

Ancaman Sehun berhasil membuat Sejeong menurunkan pandangannya. Pria itu kini benar-benar pergi dari ruangannya, meninggalkan Sejeong yang sudah hampir gila dengan masalah ini.

🐚🤍


Malam itu seperti yang sudah Sehun janjikan, ia mengantar Sejeong ke rumah sakit elit. Bertemu dengan seorang dokter kandungan yang sudah ahli dalam bidangnya. Dokter mengatakan tidak ada efek jangka panjang bagi Sejeong, proses aborsi ini akan berjalan dengan aman dan lancar esok hari.

Sejeong berjalan pelan mengikuti langkah lebar Sehun di depan nya. Pria itu masih sibuk memandangi ponselnya sementara Sejeong tengah berpikir untuk operasinya besok.

Sampai kemudian pikiran sibuk masing-masing mereka berubah menjadi keterkejutan ketika kilatan kamera wartawan memotret mereka. Sehun sesegera mungkin menarik pergelangan tangan Sejeong, masuk ke sebuah ruangan dimana tidak ada yang bisa memotret mereka lagi.

Sehun sibuk menelfon asisten nya untuk mengusir wartawan. Kemudian pria itu berbalik melihat Sejeong yang tampak takut. Baru kali ini ia diserbu oleh banyak wartawan seperti tadi.

"Kau melakukan nya?" tanya Sehun penuh intimidasi. Marah karena wartawan tau agendanya malam ini untuk bertemu Dokter Jung.

"Tidak, Tuan Oh. Bukan saya"

Jawaban Sejeong tak serta merta membuat Sehun percaya. Pria itu masih membentak Sejeong. Berharap membuat perempuan itu berkata jujur.
"Kau yang melakukan nya!!! Ini rencana mu?"

"Tuan Oh, saya mengatakan yang sebenarnya. Bukan saya..."

Tubuh Sejeong benar-benar terhimpit diantara tubuh pria itu dan dinding. Mata Sejeong yang berkaca-kaca tak cukup membuat Sehun kasihan. Pria itu masih meremas pergerakan tangan Sejeong kasar.
"Tuan Oh"

"Harusnya aku tak meremehkan mu, Nona Kim. Kau ingin berjalan seperti rencanamu? Maka ayo lanjutkan, kau sudah menghancurkan nama baikku maka setelahnya aku akan membalasmu"

Ancaman Sehun tak bisa Sejeong anggap sepele. Pria itu berniat menghancurkan nya dan tak ada lagi celah untuk kabur. Sejak awal Sejeong harusnya kabur dengan uang pria itu dan tak masuk ke masalah yang lebih besar.

to be continued
vote and comment if you excited 🐚🤍

Ended With Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang