Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— - — - —
"Kan kan kan kan!! Berantem lagi, berantem lagii!!! Berantem aja terus lu ampe mampus! Cape gua marahin lu!!". Bentak [name] marah sambil berkacak pinggang.
Joker terisak pelan bagaikan anak yang diomelin maknya, dia memainkan jarinya sambil nunduk.
Kepalanya yang agak benjol gara gara dihantam panci [name].
"M-maaf".
"Gada maaf maaf! Setiap pulang badan memar muka luka luka, gitu aja terus!". Omel [name] lagi dengan marah.
Adiknya joker yang nyimak pun ngeri dan kabur ke kamarnya.
Ah ya mereka satu rumah, karena [name] pacaran sama joker, dan rumah ini milik [name].
Joker dengan gontai memeluk [name] yang lebih kecil darinya, dia terisak di bahu [name] dan memeluk pacarnya dengan erat.
[Name] yang dipeluk itu langsung tenang dan menghela nafas pelan, dia mengusap kepala joker dengan lembut.
"Hajun, sudah berapa kali kubilang? Tidak perlu tinju tinjuan begitu, aku ada, aku akan selalu membantumu". Lirih [name] lembut.
Joker langsung mode nurut kalau [name] udah manggil dirinya dengan cheoh.
"Mm, iya". Bisik joker lalu mencium pipi [name] lembut.
[Name] tersenyum hangat. "Maaf udah bentak bentak, sudah sana mandi dan bersihkan lukanya, aku akan memberi plasternya nanti, okey?". Ujar [name] sambil mendorong pacarnya lembut.
Joker mengangguk dan langsung pergi melaksanakan tugas yang diberikan.
[Name] menggeleng pelan lalu kembali ke dapurnya untuk lanjut masak.
→←
Joker melahap makanannya, juga dengan adiknya dan [name] di meja makan.
[Name] menelan makanannya dan melirik adik joker. "Bagaimana sekolah mu?". Tanya nya lembut.
Joker yang selesai makan itu bergeser dan menyenderkan kepalanya di bahu [name]. "Terimakasih.. Untuk membayar sekolah adik ku". Lirihnya.
[Name] tersenyum hangat. "Aku sudah menganggapnya adikku".
Senang rasanya jika adik joker tidak bekerja jadi tukang kuli bangunan lagi untuk biaya hidupnya. Kini [name] yang akan membantu joker membiayai adik nya.
→←
Joker menatap [name] dengan intens saat gadisnya itu mengobatinya, tidak ada ringisan tentunya.
