Terhitung 3 hari ini Jay tidak membalas pesan-pesan dari Jungwon, bahkan dari teman-teman Jay yang lain. Saat Jungwon pergi ke rumah Jay pun, rumah itu terlihat sepi. Pagarnya juga dikunci. Daun-daun yang berguguran terlihat mengotori pekarangan, tanda bahwa Bu Sri juga tidak pernah datang. Jungwon jadi bingung sendiri. Ke mana Jay pergi?
Namun Rabu pagi Jungwon dikejutkan oleh satu pesan dari Jay. Isi pesannya hanya memanggil nama Jungwon sekali. Saat Jungwon telepon, Jay tidak mengangkatnya. Hal itu tidak membuat Jungwon menyerah. Jam istirahat pertama dan kedua Jungwon kembali memborbardir cowok itu dengan panggilannya. Nihil. Tak ada jawaban.
Kegelisahan Jungwon ternyata ditangkap oleh beberapa teman sekelasnya. Ia jadi tidak nyambung jika diajak bicara. Ditanya A, dijawab Z. Jauh sekali. Maka dari itu Taesan, sebagai teman sebangku, kembali menanyakan.
"Lo kenapa sih, Won? Udah tiga hari gue liat-liat gelisah terus. Lo ada masalah?" Kali ini Taesan bertanya karena ia betulan khawatir. Jika kemarin-kemarin ia bisa memaklumi temannya ini yang seperti ogah-ogahan ke sekolah, tapi di hari ketiga ini Taesan tidak bisa diam. "Lo kalo ada masalah jangan dipendem sendiri. Ada gue nih. Ada yang lain juga."
Jungwon yang sedang mencatat rangkuman Kimia menoleh. Melihat Taesan dengan raut serius membuatnya jadi tak enak hati. "Gak kok, San. Gak ada masalah."
"Jangan boong, Won. Anak-anak yang lain aja nanyain lo kenapa. Lo kepalanya, ini kelas bakal rusuh kalo lo gak buru-buru balik ke mode Jungwon yang biasanya. Tuh, malah pada ngemil di mejanya Ricky. Padahal ni tugas harus dikumpulin kan? Gak biasanya lo biarin mereka begitu." Sebenarnya Taesan sudah menegur teman-temannya itu. Tapi mereka malah bilang, "Tuh, Jungwonnya aja diem aja kok. Berarti gapapa kita makan."
Jungwon terdiam. Apa benar sikapnya beberapa hari terakhir aneh begini? Ia sama sekali tidak bermaksud demikian. Hanya saja, Jungwon jadi sulit membagi pikirannya. Tugas sekolahnya sudah cukup banyak, belum lagi tugas dari tempat bimbelnya, dan terakhir Jay. Anggap lah Jungwon berlebihan karena memikirkan Jay sampai sebegitunya, tapi hatinya tidak bisa berbohong. Ia takut hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Membayangkannya saja Jungwon tidak mau.
"Won? Kok malah bengong?" Taesan melambai-lambaikan tangannya di depan muka Jungwon. Lalu ia mendesah. "Gue gak tau masalah lo apaan. Tapi semoga cepet selesai. Gini-gini gue siap kok dengerin. Walaupun gak tau juga gue bisa ngasih solusi atau nggak. Seenggaknya gue bisa jadi pendengar."
Jungwon tersenyum lalu mengangguk. "Thanks, ya, San. Sorry banget nih gue beneran gak bisa cerita." Lalu ia melihat jam dinding. Pandangannya beralih ke kerumunan orang di meja Ricky. Dengan suara yang cukup kencang, Jungwon berkata, "Tugasnya lima belas menit lagi kumpulin di gue, ya. Lebih dari itu, kalian taro di ruang guru sendiri."
Mendengar hal itu, yang sedang makan, mengobrol, dan main hp langsung berisik. Mereka kembali ke bangku masing-masing dan mulai mencatat. Jika banyak orang yang tidak mengumpulkan, mereka akan santai. Toh minggu depan pasti ditanya bareng-bareng. Tapi jika disuruh mengumpulkan sendiri ke ruang guru, banyak dari mereka yang enggan. Jika tidak penting-penting sekali, datang ke ruang guru itu sebisa mungkin diminimalisir. Banyak alasannya.
Taesan hanya menatap teman-temannya sambil berbisik, "Sukuriiin!" Lalu ia menatap Jungwon yang kini juga fokus ke catatannya.
Tepat setelah bel pulang sekolah berbunyi, Jungwon meminta teman-temannya untuk mengumpulkan tugas. Bisa ditebak, banyak yang belum selesai.
"Bentar dong, Wooon. Lima meniiit lagi. Please?"
"Iya doooong. Ini rangkumannya banyak banget."
"Namanya rangkuman dikit kali, cuma poin-poin pentingnya doang. Lu catet semua kali, ya?" jawab yang lainnya.
"Materinya maksud gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]✔️
FanfictionSepasang mata meninggalkan sepasang mata lainnya. Gelap, dingin, membingungkan. Jay membisu karena janji yang pernah ia ucapkan meledak menjadi ruang kosong yang mampu menyerap apa pun di sekelilingnya. Salah satunya termasuk mimpi Jungwon. Warnin...