Beberapa hari setelah kejadian sebelumnya, tampak perbedaan yang signifikan tengah terjadi. Yakni Sanas yang mulai aman karena berada disisi anggota Netra. Nene yang malah menjadikan Leola sebagai target dirinya dan Arka yang denial karena harus memilih adiknya atau Leola.
Kini anggota Netra kembali melakukan rapat, untuk rencana mereka selanjutnya. Ketujuh siswa tersebut berkumpul dan membicarakan kekhawatiran mereka tentang rencana yang akan mereka lakukan.
"Nanas gimana keadaannya?" Tanya Leola pada rekan-rekannya itu
"Dia aman sih, justru kita malah khawatir sama Lo le" Jawab Flora serius
"Hah? Memang kenapa?" Tanya Leola bingung
"Lo lupa? Sekarang Lo jadi target si Nene itu. Dia orangnya gak bakalan ngelepasin targetnya semudah itu" Ucap Reo mengingatkan
"Oooo...." Sahut Leola santai membuat teman-temannya itu menghela nafas panjang
Jujur saja mereka khawatir bagaimana dengan keadaan Leola nanti. Ghabi yang paling tau rencana Leola saja ikut khawatir. Karena seperti yang mereka tau Nene bukanlah orang yang mudah diremehkan.
Sebenarnya bisa saja mereka mengadukan perbuatan Nene. Sayangnya Nene itu sangat pintar menyembunyikan kelakuannya, dan namanya selalu bersih karena ada ayahnya.
Leola tau akan kekhawatiran teman-temannya itu. Ia juga tau kedepannya dirinya mungkin akan terkena sesuatu karena ia sendiri memilih rencana yang terbilang nekat. Karena, rencananya sendiri bisa dibilang seperti menjadikan dirinya sendiri sebagai umpan.
Namun, Leola tak mau banyak berpikir. Ia sudah tau konsekuensi yang akan ia dapat, sehingga ia bisa merasa sesantai ini. Ia juga sadar bahwa Nene sudah benar-benar bersiap untuk membalasnya.
Ngomong-ngomong ia masih speechless melihat sifat Nene itu. Tempramennya benar-benar buruk, padahal hanya karena kesalahan sepele bisa membuat Leola menjadi sasaran empuk selanjutnya.
Leola juga tau teman-temannya ini juga khawatir karena mereka hanya bisa mengikuti permainan yang telah dibuat Leola. Mereka tidak bisa mencegah terlalu jauh, mengingat organisasi mereka yang bersifat sangat rahasia itu.
"Lo gak bakal kenapa-napa kan?" Ucap Tricar Khawatir yang diangguki Leola
"Serius le? Gue juga ikut khawatir ini" Sambung Neon panik
"Aman, tenang aja" Ujar Leola masih santai
"Lo bilangnya gitu mulu Le" Sergah Flora sembari mengerucutkan bibirnya
"Yang pasti tolong janji kalau Lo benar-benar bakalan aman" Ucap Zaden benar-benar serius
"Nah janji dulu" Sahut Reo setuju
"Bener, karena Lo sendiri yang bikin rencana ini. Jadi pastiin Lo gak berbaur terlalu jauh" Sambung Ghabi
Leola mengusap lehernya pelan sembari menunduk, entah mengapa ia tiba-tiba merasa malu karena perhatian dari teman-temannya itu. Kenapa mereka sampai seperti itu sih???.
Leola menaikan sedikit kepalanya dan menatap teman-temannya itu yang masih menatap serius dirinya. Leola menghela nafasnya panjang setelahnya ia memalingkan wajahnya dari teman-temannya itu.
Ia mau bilang berjanji akan baik-baik saja, tapi entah mengapa ia tak mau berbohong dengan teman-temannya itu. Karena, ia sendiri tau rencana yang ia pilih kemungkinan akan membuatnya tidak akan berakhir baik-baik saja.
"Iya"
Hanya satu kalimat itu yang dapat ia katakan pada mereka. Setidaknya itu adalah jawaban yang baik menurutnya. Ia bahkan menyebut kalimat itu tanpa melihat teman-temannya itu.
"Sial! Bikin malu aja" Batin Leola greget
Mengabaikan isi hati Leola. Teman-temannya malah menatap Leola dengan hangat. Walau mereka tak terlalu jelas melihat wajah Leola, tapi mereka tau gadis itu tengah malu. Lihat saja telinga gadis itu yang sudah memerah.
Mereka akan menganggap jawaban Leola tadi sebagai janji bahwa gadis itu akan baik-baik saja kedepannya. Mereka percaya Leola akan menepati janjinya. Leola tak akan ingkar janji bukan?.
*******
Bughhhh"Bangsat!! Gara-gara Lo semua perhatian orang-orang bahkan abang gue jadi ke elo semua"
"Sialan!! Mampus Lo!"
Leola menutup matanya, akhirnya ia benar-benar terkena amukan Nene. Nene dan orang suruhannya yang telah ia bayar membawa Leola ke gang sempit saat malam hari.
Saat itu tengah malam hari Leola mengatakan pada Ghabi ingin keluar sebentar ke minimarket untuk membeli keperluannya. Tapi, ia tau bahwa dirinya tengah diikuti.
Dan yap itu adalah Nene dan beberapa orang yang tak ia kenal. Ia sudah menduga sebelumnya karena bukan cuma sekali ia merasa Nene selalu mengawasinya. Pasti gadis itu mencari momen yang tepat untuk melakukan aksinya.
Sebenarnya, Leola sendiri nekat keluar juga karena ingin melanjutkan rencananya itu. Ia sengaja melakukan hal ini, karena dirinya penasaran bullying yang dilakukan Nene itu seperti apa.
Dan saat ini ia benar-benar tau. Ternyata Nene lumayan pintar dalam melakukan perbuatannya itu. Ia menyuruh para suruhannya itu untuk menghajar Leola di tubuh saja, kecuali wajah dan area-area tubuh yang kemungkinan bisa dilihat secara langsung.
Mereka menendang Leola berkali-kali diarea tubuhnya terutama bagian perut dan punggung. Tendangannya tak main-main kuatnya. Nene melakukan itu dengan mengucapkan sumpah serapahnya.
"Kalau lo berani ngadu, siap-siap aja nama Lo yang udah hancur itu bakalan lebih hancur" Ucap Nene sembari menjambak rambut Leola membuat sang empu meringis
Dan inilah yang membuat korban Nene kebanyakan tak bisa berbuat apa-apa. Ancaman gadis itu benar-benar akan terjadi. Nene itu licik dan bisa memanfaatkan koneksi dan berpura-pura berperilaku seperti korban.
Sebenarnya banyak korban Nene yang mengadu sayangnya tidak ada satupun yang lolos dan berakhir dengan keadaan yang buruk. Belum ada satupun yang lolos karena perlakuan gadis itu.
Setelah mengucapkan hal tersebut, Nene pergi bersama dengan antek-anteknya. Meninggalkan Leola sendirian didalam gang tersebut. Mereka pergi dengan mudahnya meninggalkan korban seperti itu.
Tak berselang lama, Leola bangkit dari posisinya. Ia mengelap bibirnya yang terdapat darah. Ia sempat terbatuk darah karena tendangan mereka yang tak main-main. Wah-wah bahaya sekali mereka.
Setelahnya Leola terdiam sebentar, pantas saja Nene bisa aman karena ia melakukan bullying nya seperti ini. Setelahnya Leola bangkit seperti tidak terjadi apa-apa.
Leola sengaja tak melawan karena ia ingin tau aksi Nene. Lumayan juga menurutnya, mereka hanya meninggalkan luka ditubuh. Untung saja Leola bisa bergerak sendiri.
Ia tak selemah itu untuk bergerak. Walau memang rasa sakit kian terasa ditubuhnya. Tapi, ia sudah terbiasa mengalami hal ini di kehidupan sebelum-sebelumnya. Fisik dan mentalnya sudah pernah dihajar habis-habisan, jadi ia tak terlalu peduli akan kondisi dirinya sendiri.
Leola tak langsung pulang ke kos Ghabi, ia malas untuk berdebat karena pulang terlalu malam. Ia akan pulang lebih larut supaya Ghabi sudah tertidur. Dan ia akan aman untuk membersihkan dirinya yang tengah berantakan seperti ini.
"Gue baru tau tempat ini bisa sepi kayak gini, rasanya tenang....." Batin Leola malam itu sembari mengeratkan jari-jarinya sendiri karena kedinginan
*******
Rencana Leola itu selalu dibuat ribet dan dibilang rahasia mulu, soalnya dia sebenernya cuma ngasih tau rencananya itu setengah-setengah karena di pertengahan Leola bakal milih jalan sendiri buat ngelanjutin rencananya itu.Semangat bocah tsundere kesayangankuuu, jangan galau dong Leola. Author jadi sedih liatnya. 🥺🥺
Sip ayo semangati Leola teman-teman
Dan jangan lupa untuk vote
Jangan lupa untuk follow akun author
Jangan sampai ada yang plagiat
And see you again 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Three life times to be a trouble maker
Teen Fiction(SERI 2) Kehidupan pertama ia mati ditangan kembarannya sendiri, dengan campur tangan keluarganya yang telah membuang jauh dirinya.Tusukan pisau itu menusuk tepat di jantungnya, darah bercucuran deras seperti air yang mengalir dari tempatnya. Ia ma...