"Lho, kenapa? Kalian kan udah saling kenal deket, harusnya ga susah dong?" Papa sangat berharap menerima jawaban yang sesuai dengan keinginannya.

"Udah lah Pa, kalo anaknya gak mau ya ga usah di paksain juga. Kan mereka yang jalanin nantinya." Pungkas Mama.

Chandra sedikit merasa lega mendengar Mama yang seolah sedang membelanya.

Papa menghela nafas berat. Mencoba memahami situasi saat ini.

"Chandra gak mau nyakitin Haris Pa, Papa kan tau sendiri gimana deketnya Chandra sama Haris.." Jelasnya.

Papa hanya mengangguk kecil.

"Ooh jadi kakak berantem sama kak Haris tuh gara-gara ini ya?" Celetuk Hanna, sontak membuat semuanya kaget dan menatapnya. Hanna yang tersadar pun langsung membungkam mulutnya. Ia tak sengaja membongkar rahasia kakaknya itu.

"Kalian berantem?" Tanya Mama dan Papa bersamaan. Chandra hanya terdiam menunduk.

"Iya Ma, Pa.." Jawabnya lirih. Kini Papa baru mengerti luka apa yang sebenarnya ada di Pipi Chandra itu.

Mama dan Papa menatap Chandra dengan mengharap sebuah penjelasan.

Chandra pun dengan terpaksa menceritakan semua yang terjadi tanpa ada yang di tutup-tutupi lagi.

Setelah Chandra selesai bercerita, Mama dan Papa akhirnya mengerti dan setuju untuk membatalkan perjodohan ini.

Lega rasanya, akhirnya Chandra bisa berterus terang pada kedua orang tuanya. Walaupun seharusnya ia berterima kasih banyak pada Hanna yang sudah membuka jalan keluar dari permasalahan ini.

"Yaudah Pa, kalo gitu nanti kita ngejenguk Haris aja kerumahnya." Sahut Mama.

"Iya Ma, bagaimanapun kan ini gara-gara kita juga sampai dia kecelakaan begitu. Andai aja Papa tau dari awal mungkin gak akan sampai begini." Sesal Papa. Chandra hanya mengangguk-angguk saja.

"Pa, Ma, maafin Chandra ya kali ini gak bisa ngikutin keinginan Papa sama Mama. Chandra minta maaf kalo Chandra udah ngecewain kalian.."

Papa tersenyum menatap putra sulungnya yang sudah dewasa itu.

"Gapapa Chan, mungkin disini Papa yang udah egois. Sekalipun kamu gak pernah ngecewain Papa ataupun Mama, kita slalu bangga punya kamu. Papa juga salut sama kamu karna udah berani ngambil keputusan besar dan lebih memilih mempertahankan persahabatan kamu sama Haris."

Papa pun memeluk Chandra di ikuti oleh Mama juga.

Suasana pagi ini sangat mengharukan.

Sejujurnya ada setitik rasa sedih di hatinya, akhirnya ia harus merelakan Yaya demi sahabatnya.

Setelah percakapan selesai, Papa segera pergi untuk bekerja begitupun Mama yang hendak pergi arisan bersama teman-temannya.

Chandra duduk termenung di sofa ruang tamu. Hanna pun segera menghampirinya dengan segelas jus jeruk di tangannya.

"Kak, maafin aku yaa.. gara-gara aku keceplosan bilang gitu jadi Mama sama Papa tau." 

Chandra menoleh ke arahnya, lalu tersenyum simpul.

"Iya gapapa dek, harusnya kakak juga bilang makasih banyak sama kamu karna berkat kamu masalah ini jadi selesai." Chandra iseng mengacak rambut adiknya itu. Hanna pun tersenyum lega.

"Jadi sekarang perjodohan kakak sama kak Yaya di batalin? Kakak ga nyesel?"

Chandra menghela nafas panjang, lalu menggeleng.

"Kakak gak nyesel kok, karna dari awal kakak udah tau kalo kak Yaya punya pacar dan pacarnya itu sahabat kakak sendiri, kakak gak mungkin nyakitin Haris dek. Kakak pengen liat mereka bahagia." Ia mengatakan hal tersebut dengan lancar walaupun sesak amat terasa di dadanya. Tapi ia tak menyesalinya karna sudah memilih keputusan yang tepat.

Cold But Sweet || Hwang Hyunjin - Hwang YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang