37

52 7 1
                                    

Ini sedikit agak mengandung 18+ yaa jadi kalo gak nyaman bisa di skip aja 😉
.
.
.

"Kamu bakalan tetep nikah sama Chandra kan?" Tukasnya seraya melepas pelukan Yaya. Yaya pun dengan cepat menggeleng. "Nggak, mereka bakal batalin perjodohannya kok. Mungkin besok bakal ngomongin masalah itu." Jelas Yaya.

Haris pun terdiam. Jujur saja ia tak suka melihat Yaya yang begitu dekat dengan Chandra. Ia masih sulit untuk mempercayai siapapun.

"Kalo gitu gak usah ikut!" Larangnya seraya memalingkan wajahnya dari Yaya.

Yaya pun mengerutkan dahinya, menatap lekat kekasihnya seraya menghela nafas berat.

Ia meraih kedua tangan Haris lalu digenggamnya erat.

"Sini coba liat aku!"

Haris tak menurutinya, ia masih saja memandang ke sembarang arah tak mau bertemu tatap dengan Yaya.

"Aku cuma mau selesain masalah ini dengan baik sayang, aku harus ketemu sama mereka biar aku bisa jujur sama mereka tentang perasaan aku.." Jelasnya lagi, tapi Haris masih saja bergeming.

"Sebelumnya aku gak pernah ngebantah kedua orang tuaku. Baru kali ini aku gak nurutin apa yang mereka mau." Yaya melepas genggaman tangannya seraya menjauhkan diri dari Haris.

"Terus kamu nyesel?"

Pertanyaan Haris membuat Yaya mendengus sebal. Ia tahu saat ini Haris sedang cemburu, tapi rasanya sangat menjengkelkan. Ia sudah mencoba menjelaskan tapi seolah-olah seperti tak ada gunanya.

"Nggak, karna ini emang keinginan aku. Aku gak mau masa depanku di atur oleh orang lain sekalipun itu orang tuaku sendiri." Jelasnya. Haris pun hanya mengangguk seraya menahan senyumnya.

Ego keduanya sangat tinggi sehingga sulit untuk salah satu dari mereka mengalah. Sesekali Yaya melirik Haris yang sibuk dengan ponselnya. Begitupun Haris, ia menunggu Yaya menghampirinya tapi kenyataannya tidak. Yaya malah fokus menonton film kartun di televisi.

Hening..

Keduanya benar-benar diam dalam waktu yang cukup lama. Sampai film kartun pun sudah berganti menjadi acara gosip.

Haris pun menatap Yaya yang duduk sembari memeluk kedua lututnya memunggungi Haris. Ia pun mendekatinya dan memeluk Yaya dari belakang.

"Maaf.." Lirihnya.

Yaya hanya mengela nafasnya. Tak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Haris sadar betul kalau Yaya sedang kesal padanya. Ia pun berinisiatif untuk menciumi tengkuk hingga leher Yaya.

Dengan sekuat tenaga Yaya menahannya tapi berakhir gagal.

"Ngghh.. yaang ih.." Rintihnya. Haris pun membalikkan tubuh Yaya sehingga mereka berdua berhadapan. Haris menatap Yaya yang masih menunduk.

"Maaf.. aku cuma gak mau kehilangan kamu sayang.." Jelasnya. Yaya pun mengangguk. Ia menangkup wajah Haris dengan kedua tangannya lalu memberikan kecupan di bibirnya. "Aku gak akan kemana-mana, aku bakalan tetep sama kamu.." Ujarnya. Haris pun menatap Yaya sejenak, lalu membalas kecupan Yaya dengan sebuah ciuman yang sangat dalam.

Mereka pun hanyut dalam perasaan cinta yang semakin menggebu-gebu.

Yaya meremat surai Haris saat ciuman Haris terasa semakin liar. Sepertinya Haris sedang melampiaskan semua emosinya. Yaya hanya pasrah.

Tangan Haris mulai menelisik kedalam baju Yaya. Mengusap pinggul Yaya yang ramping. Ia terus menerus melumat bibir kekasihnya hingga kesulitan untuk bernafas.

Cold But Sweet || Hwang Hyunjin - Hwang YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang