▶03

541 67 14
                                    



💍

Treet....Treeet

Notifikasi terus bermunculan 

'Mau menghabiskan malam bersama? '

'Milikku ku pastikan dapat memuaskan dirimu '

'Aku bekerja di hotel X selalu ada kamar kosong untukmu dan kita'

Hahaha apakah orang-orang ini beneran nyata dan tak tahu malu? Mereka jelas-jelas hanya mengincar one night stand. 

Rean teringat Miya semoga saja kenalan yang ditemui sahabatnya itu bukan buaya darat. 


Rean menutup aplikasi itu dan sejenak melupakan lantaran sibuk dengan pekerjaannya. Beberapa hari ini ia harus survey ke beberapa mall besar untuk memantau display produk baru. 





💍

"Huaahhh..." ia merebahkan tubuh sambil menggeliat mengerang. Kasurnya lah yang pertama di hampiri begitu ia pulang ke apartment.

Selama ini ia sudah bekerja keras untuk bisa menabung agar saat menikah nanti dapat memiliki rumah idaman. 

Tetapi semua itu tinggal angan-angan. Tabungannya masih utuh namun ia sudah kehilangan orang yang bisa diajak menikah.


Ting

Notifikasi kembali berbunyi. 

'Hai maukah pergi minum kopi bersama, kudengar coffee shop depan gerbang stasiun pusat membuat kopi yang sangat enak'

Station pusat? 

Rean teringat jajaran kafe sebrang depan stasiun, sepertinya ada beberapa kafe yang cukup menarik untuk dikunjungi, sayangnya ia tak cukup punya waktu untuk mampir kesana. 

Sekedar meminum kopi sepertinya idea bagus dan aman untuk kencan buta daripada kencan di club seperti yang Miya lakukan. 


'Yups why not' 

Dengan penuh kesadaran ia membalas chat iseng tersebut. 

'Wah, ini pertama kalinya ada yang merespon pesanku'

Rean tertegun membaca balasan itu. Sepertinya ajakan minum kopi terlalu biasa untuk orang-orang yang berniat mencari kesenangan sesaat. 

'Oh ya?'

'Iya  aku baru pindah dari asrama kampus, rasanya sepi tinggal di apartemen'

'Haha selamat datang ke dunia nyata'

Eh, Rean baru menyadari sesuatu. Asrama kampus? berapa usia pria ini?. Rean saja sudah dua tahun lalu cabut dari asrama kampus. 

'Sepertinya kau lebih muda dariku, aku saja keluar asrama sudah dua tahun lalu'

'Wow noona, apakah kau tak mau berteman dengan pria yang lebih muda?'

'Hmm tidak juga'

'Seriusly noona? aku senang sekali noona mau menjawab chat dariku, aku akan lebih bahagia kalo kita bisa bertemu langsung'

          

Pria yang terdeteksi polos, tapi Rean bukan orang yang mudah percaya. Rean lantas mengklik photo profilnya. Oh ternyata salah satu photo profil yang disukainya. 'Hmm menarik' batin Rean. 

'Ayo bertemu akhir pekan ini?'

'Baiklah selepas jam kerja di lobby station bagaimana?'  balas Rean tanpa maksud serius. 

'Janji ya noona? aku pasti akan menunggumu'

Rean tersenyum tipis membaca balasan pria sok polos itu. 


Ting 

'Ini photo ku supaya kau dapat mengenali ku noona'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

'Ini photo ku supaya kau dapat mengenali ku noona'

Rean melotot terpesona ke wajah berondong yang muncul dilayar ponselnya. 

'Oh wow, you are so cute'

'Terimakasih noona, sampai jumpa akhir pekan ini'






💍

Rean salah memperkirakan ia tak ingat akhir pekan begini stasiun bakalan ramai. Di lobi banyak orang yang lalu lalang hendak bepergian memakai kereta. Rean berdiri dibawah jam besar sesuai janji. Ia celingukan tak banyak orang  yang berdiri didekatnya. Ada seorang wanita paruh baya yang sepertinya menunggu jemputan lalu tiba-tiba pria tua agak gempal mendekat seperti hendak menghampiri Rean. 

Rean mendadak waspada. Apakah pria paruh baya itu adalah teman kencan nya? Mata Rean diam-diam terus memperhatikan. Saat beberapa langkah lagi dihadapan Rean.

"Yeobo!" teriak wanita yang tak jauh dari Rean membuat pria gempal itupun menoleh dan tersenyum lebar melihat istrinya.

Rean menarik napas lega ia tak bisa membayangkan kalo dirinya terkena scam, jika ternyata kencan buta nya berumur  dua kali lipat dari dirinya. 

Ia menyelipkan rambutnya yang terkena hembusan angin. Hari ini Rean sengaja mengenakan dress putih dan mantel coklat. Ia juga sedikit menata rambutnya untuk kencan ini.


Rean melihat ke layar ponsel. 

'Aku sudah menunggumu noona, apa kau sudah sampai?'

Rean menoleh ke kiri dan kanan, ia hanya melihat orang-orang dengan setelan pulang kerja. Ada dua pria yang penampilannya terlihat lebih casual daripada para pekerja kantor yang baru pulang. Mata Rean bersitatap dengan salah satu pria itu. 

Terlihat muda dan tampan kira-kira seumuran dengannya. Rean mengalihkan pandangan, sepertinya tak mungkin pria itu. Paras lelaki itu terlalu tegas tak mirip dengan si muka puppy dalam photo yang dikirim padanya. 

UnusualWhere stories live. Discover now