Selamat Membaca
Dengan nafasnya yang tersengal-sengal, Lumina berhasil lepas dari cengkraman tangan Dexon. Hal itu membuat Dexon bertambah marah karena tindakan Lumina yang mengucapkan kata-kata kasar itu tertuju untuk dirinya.
"Kau tahu? Aku tidak pernah jatuh cinta dengan mu, jalang!" ujar Dexon dengan penekanan disetiap ucapannya.
Lumina menatap wajah Dexon dengan tatapan jijik, bahkan kesabarannya pun tak bisa menahan rasa marah untuk pria bajingan di depannya saat ini.
"Kau dari dulu bertingkah seperti jalang, menempel pada ku, mencelakai istri dan membunuh anak ku, sekarang kau bertingkah seakan-akan hilang ingatan. Valerie, bahkan hilang ingatan mu itu tidak dapat menghapus semua dosa-dosa mu kepada keluarga ku." kata Dexon, suaranya semakin dingin, ia menatap perut Lumina lalu kembali menatap manik matanya Lumina.
"Ini tidak adil, kau seharusnya mengemis cinta ku." Dexon berjalan mendekati sosok Lumina, dengan lembut ia mengelus pipi kanan Lumina.
Lumina mencengkram sebelah gaunnya hingga kusut, seperti tertusuk ribuan anak panah di hatinya ketika mendengar perkataan Dexon.
"Bukan aku, semua hal itu bukan aku yang melakukannya." ujar Lumina dengan lirih, ia menundukkan kepalanya.
Dexon menghentikan gerakannya, tubuhnya mematung sejenak.
"Apa maksud mu?" Dexon menatap Lumina dengan tatapan penuh dengan tanda tanya.
Lumina menangis keras, tubuhnya luruh hingga terduduk di aspal yang dingin.
"Maaf, itu bukan aku." rasa sakit yang selama ini ia terima dari sosok pria yang tengah berdiri dihadapannya saat ini sangat membekas bagi Gesa Widuri.
Dexon masih mencerna setiap perkataan yang Lumina katakan, ia menatap kosong tubuh Lumina yang tengah gemetaran dan menangis.
"Maaf, maaf karena sebelumnya aku tidak tahu. Maaf karena Valerie menghancurkan semua kehidupan mu." dengan suara yang gemetaran Lumina berusaha menyampaikan bahwa jiwanya bukan lagi jiwa Valerie, melainkan jiwa Gesa Widuri.
Pandangan Lumina semakin memburam, nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya mendingin. Hal itu membuat Dexon panik bukan main.
"Hei! Lumina?" Dexon berusaha menenangkan Lumina, pelupuk matanya berembun ketika melihat nafas Lumina kian melemah.
"Sial!" dengan tergesa-gesa, Dexon menggendong tubuh Lumina kedalam rumah sakit.
Dexon berlari tak perduli dengan pandangan orang yang menatap dirinya tengah berderai air mata.
"Tolong! Dokter!" teriak Dexon, ia merasakan tubuh Lumina mendingin. Nafasnya melemah, hingga Dexon melihat manik mata yang terus menatap penuh kebencian untuk dirinya itu perlahan tertutup.
Dokter dan para suster sigap menangani kondisi Lumina, mereka berupaya agar jantung Lumina kembali berdetak.
Tangis Dexon kian kencang ketika melihat alat detak jantung menampilkan garis lurus, tangannya bergetar. Semua berlalu begitu saja, ia menyesal.
"Dokter, pasien tidak ada tanda-tanda kehidupan." ujar suster yang berusaha membantu sang dokter.
"Sus, lihat detak jantung pasien kembali." alat detak jantung itu kembali menampilkan garis bergelombang, walaupun lemah namun ada tanda-tanda kehidupan yang membuat mereka lega.
"Kritis telah terlewati, anda sangat kuat nona." dokter itu tersenyum lega, lalu ia menganggukkan kepalanya kepada suster, memberi tahu untuk menyiapkan kamar rawat inap kepada pasien.
Dexon yang tengah berjongkok dengan tampilan yang berantakan menolehkan kepalanya ketika dokter keluar dari ruangan Lumina.
"Bagaimana keadaannya dokter?" tanya Dexon dengan lemas.
Dokter menepuk pundak Dexon dengan pelan, lalu ia tersenyum menatap wajah Dexon yang letih.
"Sejujurnya, saya sangat kagum dengan nyonya. Ia sangat kuat, bahkan janinnya sama kuatnya seperti ibunya. Nyonya telah melewati masa kritis, selamat tuan." Dokter berjalan meninggalkan sosok Dexon yang masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi, Lumina selamat.
"Syukurlah." gumam Dexon.
KAMU SEDANG MEMBACA
I transmigrated to become a mistress [End] (only on Wattpad)
Fantasy[novel ini dibuat untuk dibaca, tidak untuk di plagiat, sebelum memplagiat bisa baca bio aku, itu sudah termasuk peringatan dan jika masih ada yg memplagiat, jangan harap dapat lolos gitu aja tanpa denda] Gesa Widuri terbangun dari tidurnya, ketik...