cafe

12 1 0
                                    

     "Ibuu, apel nya sekilo yaa" Ucap Adora setelah memilih beberapa apel di salah satu kios buah di pasar tradisional. Setalah membayar, ia pun pergi ke sebuah cafe pinggir pantai yang tak jauh dari pasar tersebut.

     "Keen,mau apel gaaa??" Tanya Adora sedikit keras.

     "Beli berapaa? " Tanya Keenan dari dalam bar.

     "Sekilo" Jawab Adora sembari mendekati meja bar cafe.

     "Buat oma? " Tanya Keenan lagi. Kali ini ia telah muncul dari dalam bar.

     "Udah beli kemaren" Jawab Adora sembari menyodorkan satu kantong pelastik berisi beberapa apel segar.

Tiba-tiba bel pintu masuk berbunyi,menandakan cafe tersebut kedatangan pelanggan.

     "Taro aja Ya. nanti biar aku taro kulkas" Ujar Keenan sembari bersiap melayani pelanggan. Adora tak menjawab, melainkan langsung masuk ke dalam ruang penyimpanan bahan di dalam bar cafe. Keenan tak sempat melarang Adora masuk. Setelah memberi struk kepada pelanggan, Keenan pun mengambil cangkir kopi, dan, Ya ternyata Adora telah mengambil alih pekerjaan nya. Adora telah menyiapkan secangkir kopi pesanan pelanggan.

     "Sendok. Gula nya pisah kan? " Ucap Adora sembari membuka tangannya, mengisyaratkan Keenan untuk memberinya sebuah sendok kecil. Keenan hanya bisa menghela nafas dan tersenyum kecil.

     "Biar aku aja yg anter" Ujar Keenan sembari berusaha mengambil nampan kopi itu.

     "Ck. Tuh, pelanggan" Ucap Adora kemudian langsung mengangkat nampan dan keluar dari bar menuju meja pelanggan. Keenan yang memang sedikit polos,tertipu oleh Adora.

     "Ya, kan gua bilang, gausah bantuin. cafe ini kan ga rame, gua ga bakal repot. " Ucap Keenan yang tengah mengupas apel pemberian Adora tadi.

     "Kan gua ga minta gajiiii" Adora hanya bisa mengerucutkan bibir nya seolah kesal dengan topik yang sering kali temannya itu bahas.
"Ya makanya itu! " Keenan berhenti sebentar dari pekerjaanya untuk menatap Adora.

     "Yaudah siiih,biar gua punya skill dikit" Adora kemudian memakan apel yang telah di potong oleh Keenan sesuai porsi umumnya sekali suapan.

     Adora mengangkat kedua alisnya, tanda apel tersebut memiliki rasa yang enak.
"Manissss" Ucapnya sembari menyodorkan apel tersebut kedepan wajah Keenan.
Keenan melirik apel di depannya, kemudian mengambilnya dengan tangan dan memakannya.

     "Dih ga romantis banget" Ujar Adora melihat perlakuan Keenan.

     "Gua bukan Malik" Ucap Keenan menatap Adora.
Seketika senyum Adora luntur.
Tetapi bukan raut sedih, kesal, atau bahkan kecewa yang terlukis di wajahnya. Melainkan seeolah rasa bersalah. Entah apa yang membuatnya merasa begitu.

     "ya sorry... " Ucap Adora sembari mengerucut kan bibir.

     "Lu gamau nelpon Malik? "
Tanya Keenan setelah menelan apel.

Adora menggeleng mantap.
"Dia pasti marah trus nyamperin kalo gua telpon"
Keenan hanya mengangguk tanda memahami perkataan Adora.

     Mereka kemudian fokus mengunyah apel yang telah di kupas Keenan, sebelum Adora tiba-tiba bertanya.
     "Keen, kok lu ga nanya sih, kenapa gua lost contact ama Malik?"

     "...Kalo sampe lost contact, bisa jadi lu bakal ga nyaman buat ngomongin hal itu" Tatap Keenan sebelum mngalihkan pandangannya ke arah bibir pantai yg terlihat dari dalam cafe kecil miliknya.

     Adora hanya tertawa kecil, kemudian berkata
"Sore maen ke pantai yok"

     "Kalo jam 5 gaada pelanggan lagi" jawab Keenan.

Seaside Cafe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang