19. Affair

61 6 15
                                    

«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

«

CHAPTER 19 : Affair

            »

¦
~
¦

Gila, Jane Ruslan memang gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gila, Jane Ruslan memang gila. Pulang dari Singapore dia makin cantik saja, apalagi setelah memotong rambutnya dengan style baru dan mengecatnya cokelat terang.

"Wihh ada apa nih kok penampilannya beda?" Sindir Jehan yang kebetulan sedang ada di ruang editor.

"Putcin, alias putus cinta. Ditinggal ke Singapore aja kebanyakan cingcong, mending langsung di end nggak sih?" Balas Jane dengan santai, seolah putus cinta itu hal yang biasa saja baginya.

"Dasar! Nih, sample bukunya Antarez, fresh baru dicetak." Jehan meletakkan buku yang masih menjadi bahan uji coba itu.

"Itu loh! Editornya, aku cuman lihat-lihat doang!" Jane menunjuk Gia yang mendadak tegang saat ditatap oleh Jehan.

"Loh? Iyakah?" Ia mengintip bagian dalam buku. "Lohh iya, Agya Judistia Atlanta nih. Wowowowow newbie ini dilepas main solo sama Kak Jane loh!" Ujar Jehan heboh, membuat beberapa staff lain ikut menoleh.

Gia malu bukan main karena dijadikan pusat perhatian para staff kantor saat ini, dia cuma bisa tersenyum dan mengangguk saat diberikan selamat oleh beberapa staff. Gia jadi canggung dan merasa sungkan pada asisten editor senior lainnya. Bagaimanapun dirinya tak terlepas dari bimbingan Jane juga. Tapi Gia seneng sekali sih, hasil kerja kerasnya mendapatkan apresiasi yang baik oleh atasannya.

"Kasih reward lah pak!" Jane menyenggol lengan Jehan.

"Gia mau apa nih?" Pertanyaan Jehan sukses membuat Gia gelagapan.

"Hah? Maaf, apa pak?" Tanya Gia memastikan sekali lagi karena dia tadi melamun sesaat.

"Reward lah Gi, mau apa?"

"Eh, itu kasih yang menurut bapak berguna buat saya aja deh. Bingung pak kalau ditanyai gitu."

"Ya udah, congrats ya Gi atas debutnya."

A HALF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang