Chapter 7

15 3 0
                                    

Udah hari senin aja nihh

Sebelum baca jangan lupa vote dan follow biar ga ketinggalan cerita-cerita menarik dari aku

Selamat membawa🤗
.

.

Di tengah rutinitasnya yang padat sebagai seorang penyanyi terkenal, Alexa memutuskan untuk menyempatkan waktu sejenak untuk bersantai di sebuah kafe yang nyaman di pusat kota. Kafe itu dikenal dengan suasana yang hangat dan menu kopi yang istimewa. Saat dia duduk di sudut kafe, menikmati secangkir latte dan suasana yang tenang, dia tiba-tiba melihat seseorang yang akrab sedang memasuki kafe tersebut.

Kevin Aprillio, teman lamanya dari masa SMA, muncul dengan senyum lebar. Kevin adalah seorang model terkenal yang dikenal dengan penampilannya yang tampan dan karisma yang memikat. Dia juga anak dari seorang pengacara ternama yang memiliki pengaruh di dunia hukum. Kevin memiliki aura ambisius dan percaya diri.

Alexa melambaikan tangan dan memanggil Kevin. "Kevin! Aku tidak percaya kamu ada di sini!"

Kevin tersenyum lebar dan menghampiri meja Alexa. "Alexa, sudah lama sekali! Aku tidak tahu kalau kamu sering ke sini."

Mereka saling berpelukan dengan hangat sebelum Kevin duduk di hadapan Alexa. "Aku baru saja selesai dari sesi pemotretan dan kebetulan lewat sini. Aku sangat senang bisa bertemu denganmu," kata Kevin.

Sambil memesan kopi dan minuman ringan untuk Kevin, mereka mulai berbicara tentang berbagai hal. Kevin bercerita tentang kariernya sebagai model, bagaimana dia menjalani kehidupan di dunia mode, dan beberapa proyek terbaru yang sedang dikerjakannya. Alexa mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa bangga melihat kesuksesan temannya.

Kevin tampak sangat antusias saat bercerita tentang keberhasilannya. Namun, di balik senyuman dan cerita suksesnya, terdapat sisi lain dari Kevin yang memiliki keinginan dan ambisi yang tidak selalu sejalan dengan kebaikan hati yang selama ini ditunjukkannya. Kevin memiliki dorongan kuat untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, dan ini kadang-kadang membuatnya melakukan hal-hal yang tidak etis.

Flashback: Kenangan SMA

Kembali ke masa SMA, Alexa dan Kevin adalah sahabat yang sangat dekat. Mereka duduk bersebelahan di kelas dan selalu bersama dalam setiap kegiatan sekolah. Kevin, dengan penampilannya yang menawan dan sifatnya yang penuh percaya diri, selalu menjadi pusat perhatian, sementara Alexa, dengan kecerdasannya dan kepribadiannya yang hangat, adalah teman yang selalu mendukung dan memahami.

Suatu hari, di ruang kelas, Alexa dan Kevin duduk berdampingan saat pelajaran berlangsung. Mereka saling berbisik dan berbagi catatan, tertawa bersama ketika guru sedang menjelaskan materi. Kevin sering kali menggoda Alexa tentang prestasinya di sekolah dan menyemangatinya untuk mencapai tujuannya.

"Aku tahu kamu pasti akan mendapatkan nilai terbaik di ujian ini," kata Kevin sambil menepuk bahu Alexa. "Kamu selalu tahu cara membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah."

Alexa hanya tersenyum dan membalas, "Terima kasih, Kevin. Aku tidak akan bisa melakukannya tanpa dukunganmu."

Selain di sekolah, mereka juga sering menghabiskan waktu bersama di luar jam pelajaran. Kevin dan Alexa sering pergi ke kafe yang sama di mana mereka sering duduk dan berbicara tentang impian dan masa depan mereka. Kevin, yang saat itu sudah mulai tertarik dengan dunia modeling, sering kali berbagi ceritanya tentang audisi dan pekerjaan sambilan sebagai model. Alexa selalu mendukung dan memberikan semangat, meskipun dia tidak sepenuhnya mengerti dunia mode.

Suatu malam, mereka duduk di bangku taman setelah makan malam. Kevin baru saja menerima tawaran untuk menjadi model dalam sebuah iklan besar. "Ini kesempatan besar bagi aku," kata Kevin dengan penuh semangat. "Aku benar-benar berharap bisa sukses di dunia ini."

Alexa menatapnya dengan bangga. "Aku tahu kamu bisa melakukannya. Kamu memiliki semua yang dibutuhkan untuk sukses. Dan aku akan selalu mendukungmu."

Saat itu, Kevin merasa hatinya bergetar setiap kali melihat Alexa. Dia mulai menyadari perasaannya yang lebih dalam dari sekadar persahabatan. Namun, dia memutuskan untuk tidak mengungkapkan perasaannya dan hanya ingin menikmati waktu yang mereka miliki bersama.

Kembali ke Masa Kini

Sementara mereka duduk di kafe, Kevin berusaha menutupi sisi lain dari dirinya  dan mengendalikan emosi yang mulai muncul. Meskipun dia tampak ramah dan bersahabat, perasaannya yang mendalam terhadap Alexa tidak pernah benar-benar lenyap. Kevin masih merasa ada sesuatu yang tidak beres—keinginan untuk lebih dari sekadar persahabatan.

Saat percakapan berlanjut, Kevin mulai menunjukkan sisi ambisius dan manipulatifnya. Dia berbicara tentang bagaimana dia dapat menggunakan koneksinya di industri mode untuk membantu Alexa dengan kariernya jika dia mau. "Kamu tahu, aku masih punya beberapa kontak yang bisa membantumu dengan promosi atau proyek besar," kata Kevin dengan nada yang sedikit memaksa. "Aku bisa mengatur beberapa hal untukmu jika kamu mau."

Alexa merasa agak tidak nyaman dengan tawaran itu. Dia tahu bahwa Kevin tidak hanya ingin membantu, tetapi juga berharap ada imbalan atau hubungan yang lebih dalam sebagai balasan. "Terima kasih, Kevin, tapi aku lebih suka mendapatkan proyek melalui usahaku sendiri," jawab Alexa dengan lembut. "Aku menghargai tawaranmu, tetapi aku lebih suka tetap fokus pada caraku sendiri."

Kevin tersenyum, meskipun ekspresinya sedikit berubah menjadi lebih dingin. "Tentu, aku mengerti. Tapi jika kamu butuh bantuan di masa depan, aku selalu ada di sini."

Mereka berbicara lebih lanjut tentang kenangan lama dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka saat ini. Alexa tetap menjaga percakapan tetap ringan dan bersahabat, sementara Kevin secara perlahan mengungkapkan ambisinya yang semakin jelas. Dia merasa frustrasi dengan batasan yang ada di antara mereka dan tidak bisa menahan keinginannya untuk mendapatkan lebih banyak perhatian dan pengakuan dari Alexa.

Saat pertemuan berakhir, Kevin mengeluarkan sebuah hadiah kecil kepada Alexa—sebuah foto polaroid dari masa SMA mereka. "Ini adalah kenangan indah dari masa lalu kita," katanya. "Aku harap kamu menyukainya."

Alexa menerima hadiah tersebut dengan senang hati. "Terima kasih, Kevin."

Ketika mereka berpamitan, Alexa merasa campur aduk. Dia tahu bahwa Kevin memiliki perasaan yang lebih dalam, tetapi dia juga memahami bahwa hubungan mereka sebagai teman sangat berharga. Dia berharap bisa menjaga hubungan mereka dan tetap saling mendukung, meskipun situasinya mungkin tidak seperti yang diharapkan oleh Kevin.

TBC

Kevin Aprillio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kevin Aprillio


.
.

Terima kasih sudah membaca cerita aku sampai selesai

Jangan lupa vote dan tandai kalo ada typo yaa

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

26/08/24

Bintang dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang