Chapter 8

2.1K 71 0
                                    

Nava yang tau niat dari Fernando dengan segera berdiri, sambil menepuk-nepuk pakaiannya. Tidak sanggup menahan malu, Nava berlari pergi meninggalkan Fernando begitu saja.

Melihat tingkah istrinya, yang berlari begitu saja meninggalkannya. Fernando merasakan hatinya sakit, dirinya mengira Nava masih belum bisa menerimanya.

Fernando bangkit dari duduknya menghampiri Al kudanya. Kemudian memasukkannya kembali ke dalam kandang, mengistirahatkan kuda itu hingga tidak lupa untuk diberi makan.

•••••

Dengan wajah yang memerah karena kejadian tadi, membuat Nava terus berlari hingga memasuki kediaman. Bahkan dirinya melewati tanpa mengucapkan sepatah katapun, kepada keluarga Fernando yang sedang berkumpul. Nava langsung saja pergi ke kamar untuk membersihkan dirinya.

Beberapa menit kemudian, Fernando memasuki kediaman. Dengan wajah kusut, dan masam. Keluarga Qaisar melihat perbedaan wajah antara Nava dan Fernando merasa lucu. Mereka semua memang telah mengetahui tentang kejadian yang terjadi.

Mendengar suara yang seperti mentertawakan dirinya. Fernando menoleh, wajah yang tadinya masam berubah menjadi gembira. Saat melihat adanya kedatangan ayah dan ibunya. Dengan cepat ia menghampirinya.

"Dad Mom, Hi!" memberikan sapaan dan kemudian mengecup kedua pipi orang tuanya.

"Merasa sebuah penolakan kah tadi," goda Norel terhadap cucunya.

"Grandpa jangan mengejekku," dengan sedikit kesal, Fernando menjawabnya.

Semua yang ada disana tertawa kencang terkecuali Fernando. Mereka semua bersyukur Fernando dapat merasakan kebahagiaannya lagi. Tidak terasa satu jam lamanya mereka habiskan dengan mengobrol bersama.

••••••

Terdengar suara langkah seseorang yang turun dari tangga. Pandangan mereka semua memperhatikan siapa itu. Ternyata Nava yang sudah terlihat rapih dengan jaket kulitnya dan celana jeans hitam, tak lupa juga dengan sepatu hitamnya, yang menjadi pelengkap penampilannya.

Nava menghampiri Fernando, ia mengambil kacamata yang di pakai Fernando, kemudian memakainya. Saat akan melangkah pergi tangan Fernando mencegahnya.

"Pergi kemana?" tanya Fernando dengan raut wajah penasaran.

"Aku akan ke cafe Elliot."

Tak mendapatkan balasan lagi dari Fernando. Nava berniat akan segera pergi, ia berusaha melepaskan tangannya. Tapi tidak bisa, Fernando tetap tak mau melepaskannya.

Menarik napas, kemudian ia berucap agar Fernando mau membiarkannya pergi.

"Ingin ikut bersama denganku."

Fernando dengan cepat mengangguk, ia segera pergi untuk bersiap dan membersihkan tubuhnya.

Nava yang ditinggal pergi begitu saja hanya diam membatu, kesal oh tentu saja. Dirinya duduk dengan perasaan yang sangat canggung dan kaku.

"Maafkan atas ikut campurnya diriku," Norel memulai percakapan untuk meringankan susanan yang tegang ini.

Nava hanya dapat mengangguk dan tersenyum dengan sangat canggung. Ia memang masih sedikit berat hati, jadi hanya balasan itu yang dapat ia pakai.

"Terimakasih karena masih mau bertahan dengan putraku, aku mohon jangan pernah meninggalkan putraku apapun yang terjadi," ucap Adelina ibu mertuanya dengan suara tegas, dan sedikit perintah mengatakannya.

"Seharusnya aku yang meminta maaf. Maafkan aku, karena kecerobohan yang telah aku lakukan," dengan kepala yang tertunduk Nava merasakan penyesalannya. Jika ia tidak ceroboh pasti semua orang tidak akan terlibat.

FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang