17.2. Tragedi

293 34 5
                                    

Setelah kesibukannya yang memakan waktu hingga beberapa minggu, kini Noah akan pulang ke rumah. Kemarin ia sudah membeli banyak sekali macam cokelat dan beberapa barang lainnya untuk Naira. Ketika ditanya ingin apa, Naira hanya menjawab cokelat.

Sejak menikah dengan Naira, Noah tahu betul kalau wanita itu paling suka dengan cokelat. Oleh sebab itu, Noah membeli beberapa jenis cokelat dari yang paling manis hingga yang pahit sekalipun. Noah tak sabar melihat ekspresi istrinya ketika makan cokelat pahit yang ia beli, pasti lucu.

Noah tersenyum kecil melihat sosok Naira yang duduk di kursi roda, tampak menunggunya. Ketika mobil berhenti, Noah bergegas turun dan berdiri di hadapan istrinya.

Senyum Naira tak luntur, melihat Noah yang keluar dari mobil justru membuatnya tersenyum lebar.

"Selamat datang, aku sudah menunggumu sejak tadi."

"Ayo kita masuk, aku membawakan banyak sekali hadiah untukmu." Noah mengambil alih pegangan kursi roda Naira, dan mendorong kursi roda itu masuk ke dalam rumah.

"Mikhaela di mana?"

"Tadi pagi dia pergi, katanya mau kencan." Naira menjawab.

Dahi Noah mengerut dalam. "Kencan?"

Naira mengangguk. "Pacarnya cukup tampan dan terlihat baik."

"Kamu bertemu dengan pacar Mikha?"

Noah terus membuat Naira mengulangi responnya. "Iya, Noah. Apa aku harus menjelaskannya dua kali terus?" tanya Naira jengkel.

Noah terkekeh. "Maaf. Aku hanya penasaran."

Noah berhenti di ruang keluarga. Dengan sigap ia menggendong Naira dan mendudukkan istrinya di sofa. Sang sekretaris dan dibantu Lila menyusul dengan membawa banyak sekali paper bag di tangan.

"Apa sudah semua, Tony?"

"Sudah, Tuan. Kalau begitu saya pamit."

"Terimakasih atas kerja kerasmu, Tony."

Tony mengangguk lalu pamit undur diri. Begitu pula dengan Lila yang pamit menuju dapur.

Noah meraih paper bag bertuliskan merk cokelat terkenal di Birmingham. Ia mengeluarkan kotak cokelat dan membawanya ke pangkuan Naira. "Ini adalah cokelat terenak seantero Birmingham. Aku yakin kamu akan suka ini."

Naira tersenyum, dan membuka kotak cokelat dengan antusias. Ia mengambil satu cokelat dan melahapnya. Matanya berbinar seraya mengunyah cokelatnya. "Ini enak!"

Noah tersenyum puas. Respon Naira tepat seperti dugaannya. "Masih ada banyak lagi." Noah berdiri dan mengambil lima paper bag lainnya lalu menunjukkannya pada Naira. Paper bag itu bertuliskan merk cokelat yang sedang ia pegang.

Sontak, apa yang dilakukan pria itu membuat Naira terkejut. "Kamu membeli banyak sekali cokelat."

"Karena kamu menyukai ini. Ah, tidak hanya cokelat. Aku juga membeli kalung ini."

Dahi Naira mengernyit. Tiba-tiba sekali kalung?

Noah meraih paper bag berwarna putih gading yang bertuliskan brand terkenal yang Naira ketahui. Kalung cantik berkilauan kini berada di hadapan Naira. Di tengah kalung terdapat batu safir yang indah. Tanpa mengatakan apa-apa, Noah berjalan ke belakang Naira dan memasangkan kalung itu di leher jenjang sang istri.

"Cantik," pujinya membuat pipi Naira bersemu.

"Aku jadi tidak enak, ini pasti sangat mahal." Bahu Naira merosot turun.

Sorot cemas dan kaku terpoles di wajah cantik Naira membuat Noah berdecak. "Ini tidak mahal."

"Lagi pula, ini hadiah pertama yang ku berikan padamu. Jangan merasa terbebani karena ke depannya aku akan memberi lebih banyak hadiah."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

With You [Sequel Ex Husband]Where stories live. Discover now