HFGE Chapter 2

3.3K 163 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Bukan tugasmu memberikan kebahagiaan kepada semua orang. Tapi, tugasmu ialah tidak menyakiti satu orang pun

-Alhabibi Ali Zaenal Abidin Alkaff-

Setelah menyelesaikan sholat isya zeva menyiapkan bekal untuk ia antar pada adiknya, ia mengisi kotak itu dengan tumis kangkung dan orek tempe yang ia masak bersama nek Maryam tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menyelesaikan sholat isya zeva menyiapkan bekal untuk ia antar pada adiknya, ia mengisi kotak itu dengan tumis kangkung dan orek tempe yang ia masak bersama nek Maryam tadi.

Setelah berpamitan dengan ibu dan nenek nya, zeva melangkahkan kaki menuju tempat kembarannya itu bekerja.

"Ya Allah lindungi zeva tempatnya serem banget" gumam zeva yang bergidik ngeri melewati semak belukar yang terkenal angker.

Setelah 15 menit jalan kaki, akhirnya zeva sudah sampai di tempat kembarannya itu bekerja, disana terlihat ada dua pemuda dan satu pria paruh baya yang sedang menyervis motor.

"Assalamualaikum" salam zeva, ketiga pria yang sibuk bekerja itu mengalihkan pandangan mereka dari sepeda motor yang mereka servis.

Waalaikumussalam

"Zeva, kamu ngapain malem-malem keluar?" zeva memberengut kesal dengan kembarannya bukannya berterima kasih malah mengomelinya.

"Kakak mau antar makanan untuk kamu" tutur zeva.

"Taruh aja disana" tunjuk Zico menggunakan dagunya.

Zeva berjalan ke arah kursi tunggu dan meletakkan bekal untuk adiknya disana.

"Wih bawa apa tu zev?" Tanya kak Aldi, umur zeva dan Zico hanya berbeda dua tahun dengan pemuda ini.

"Nasi sama lauk, kalau kak aldi dan pak Umar mau ambil aja, tadi zeva bawanya banyak"

"Terimakasih ya neng" ucap pak Umar

"Sama-sama pak"

"Ahay dapet rezeki, terimakasih geulis" mendengar kakaknya yg di panggil genit, Zico langsung menatap tajam orang tersebut.

"Yaelah Zic, santai aja itu sebagai ungkapan seneng gue kepada zeva karena sudah mau berbagi" Zico mengalihkan pandangannya ke arah kakaknya.

"Ngapain?" Tanya Zico yang melihat zeva duduk di kursi tunggu.

"Mau tunggu kamu"

"Gak, sana pulang Zico pulangnya lama nanti zeva telat bangun tahajjud"

"Kakak ga mau"

"Bilang aja takut lewat jalan angker itu kan?, lagian malem-malem antar makanan"

"Iya kan kakak lakuin ini karena kamu dek, bilang terimakasih kek"

"Terimakasih zeva"

"Aku ini kakak kamu bukan teman kamu" zeva kesal mendengar adeknya yang selalu menyebut namanya tanpa embel-embel 'kakak'

Humairah For Gus EzranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang