Terjebak hujan

429 23 2
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam Novia pun mengajak teman-teman nya yang lain untuk pulang.

"Sab lo kenapa?" Tanya Novia melihat Sabila yang sering mengecek ponselnya tersebut.

"Eh ngga ga papa ko Nov." Jawab Sabila.

"Yuk balik lo udah di jemput?" Tanya Novia kembali.

"Iya udah ko kayanya udah ada di depan supir gue." Jawab Sabila.

Mereka pun berjalan keluar kafe meninggal kan gazebo tempat berkumpul tadi. Sabila masih terus mengecek handphone nya menunggu balasan dari Faro. Tidak biasanya Faro lama membalasnya Ia khawatir jika sedang terjadi sesuatu pada sosok laki-laki tersebut.

***

"Saa..." Panggil Reno.

"Kenapa?" Jawab Elisa ketus yang masih terdengar di atas motor tersebut.

"Muka lo merah lo sakit?" Tanya Reno sambil melihat wajah Elisa di kaca spion motor nya.

Elisa yang mendengar pertanyaan Reno tersebut terpaksa harus berpura-pura tidak mendengar nya karena Ia pun bingung harus menjawab apa.

Tidak mendapatkan jawaban dari Elisa Reno segera menghentikan motornya di pinggir jalan.

"Ko berhenti Ren?" Tanya Elisa ketika Reno turun dari motornya.

"Muka lo merah ca lo sakit?" Tanya Reno menaruh telapak tangannya di kening Elisa.

Elisa yang mendapat perlakuan tersebut langsung menepis tangan Reno di hadapannya.

"Apaan sih lo gak gue ga sakit. Udah Ayok pulang." Ucap Elisa yang masih berada di atas motor.

"Tapi muka lo merah Elisa lo demam?" Tanya Reno kembali.

"Enggak Ren emm cuma dingin aja." Jawab Elisa bingung.

"Ck ngomong dong kalau dingin. Nih pake." Ucap Reno memberikan jaket nya yang ia pakai.

"Ish gausah gue udah pake cardigan ini nanti yang ada lo yang masuk angin." Jawab Elisa menolak jaket Reno.

"Pakek!" Jawab Reno tegas. Lagi-lagi setiap Reno berbicara tegas kepada Elisa Ia hanya bisa menurut seakan-akan tidak punya nyali untuk melawan nya.

Elisa memakai kan jaket yang Reno berikan tidak lepas dari perhatian Reno di depannya. Reno yang melihat gerak gerik Elisa pun merasa risih ketika cardigan yang dipakai Elisa tidak Ia kancingi sehingga terlihat lekuk tubuh Elisa.

"Biar apa pake cardigan tapi ga di kancingin hah?" Tanya Reno menarik ujung bawah Cardigan Elisa sedikit.

"Ck yah kan emang gini lah." Jawab Elisa.

"Kancingin!" Titah Reno kembali dengan tegas.

"Ih ribet banget si lo." Jawab Elisa mengancingi cardigannya hanya satu kancing paling atas.

"Kancingin semuanya! Mau gue yang kancingin?" Ucap Reno menatap Elisa.

Elisa yang mendapatkan tatapan tersebut langsung mengancingkan semua kardigannya.

Reno kembali menaiki motornya dan mulai melajukan perjalanan nya kembali tidak menggunakan jaket nya hanya menggunakan kaos longgar berlengan panjang warna putih. Tidak lupa Reno kembali menarik tangan Elisa untuk memeluk nya dari belakang.

"Biar gue ga masuk angin ca." Ucap Reno.

"Ck alesan modus lo." Jawab Elisa kesal sedangkan Reno yang melihat Elisa di kaca spion nya hanya tersenyum.

Perjalanan malam yang cukup ramai dan macet karena banyak nya orang berkendara untuk menikmati malam minggunya. Saat melajukan motor nya entah mengapa cuaca malam ini sangat tidak mendukung menurut Elisa. cuaca yang sangat dingin dan hujan gerimis pun sudah mulai turun.

Kamu akan menyukai ini

          

"Ca gerimis mau lanjut jalan atau mau neduh dulu? Tanya Reno ketika motor nya masih mencari celah untuk berjalan karena macet.

"Hmm lanjut aja deh Ren masih gerimis ko belum hujan lebat." Jawab Elisa.

Setelah mendapatkan jawaban dari Elisa pun Reno terus berjalan mencari celah dari kemacetan namun tidak lama hujan pun turun membuat Reno langsung mencari tempat untuk berteduh.

Sebuah warung kopi di pinggir jalan yang masih buka Reno langsung menepikan motor nya. "Kita berteduh dulu yah ca." Ucap Reno yang mendapat anggukan dari Elisa. "Ayo masuk." Ajak Reno menarik tangan Elisa untuk masuk.

"Lo mau minum apa?" Tanya Reno.

"Teh manis anget aja." Jawab Elisa.

Reno pun memesankan minuman nya kepada bapak-bapak penjual. Warung kopi yang kecil terbuat dari bilik kayu dengan kursi yang memanjang. Reno duduk di pojok dekat tembok dan di sebelahnya Elisa. Pesanan datang dengan Reno kopi hitam panas nya dan Elisa teh manis panas nya. Karena hujan semakin lebat sehingga ada beberapa orang yang ikut berteduh di warung kopi tersebut. Saat Reno melihat seorang laki-laki yang baru turun dari motor nya dan akan duduk di sebelah Elisa, Reno segera bangkit dan memita Elisa untuk tukar duduk nya di tempat Reno di pojok dekat tembok bilik. Adeeuuh posesif amat bang wkwk.

Elisa dan Reno pun menikmati minuman panas nya menyesap nya perlahan. Namun seketika perut Elisa terasa sakit mengingat hari ini adalah hari pertama nya Ia mendapatkan tamu bulanannya.

"Ren perut gue sakit." Ucap Elisa pelan di samping Reno yang tidak ada jarak sedikit pun antara mereka karena kursi warkop yang penuh.

"Kenapa? Sakit perut? Mau ke toilet?" Tanya Reno.

"Enggak gue dapet hari pertama." Ucap Elisa menggeleng kan kepalanya.

"Yah terus gimana lo bawa alat lo yang waktu itu ga?" Tanya Reno.

"Enggak." Jawab Elisa.

"Terus gimana ca? Lo ada obat yang bisa di minum atau apa gitu biar sakit nya ilang. Gue bingung gatau ca." Jawab Reno panik.

"Gaada Reno. Udah gapapa gue masih bisa tahan ko." Jawab Elisa sambil mengelus perutnya.

Reno yang tidak lepas memperhatikan Elisa pun merasa tidak tega. "Sini kepala nya sandaran." Ucap Reno.

Elisa pun menurut Ia menyandarkan kepala nya di bahu kiri Reno. Reno tersenyum melihat Elisa yang langsung menuruti perkataan nya itu. Reno mencoba menepuk nepuk atas lutut kaki Elisa dengan tangan kiri nya agar bisa tidur sebentar.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam hujan baru mulai reda. Reno membangunkan Elisa untuk melanjutkan perjalanan pulangnya.

"Ca bangun ujannya udah reda." Ucap Reno menggoyangkan lutut Elisa pelan.

"Sorry gue ketiduran." Jawab Elisa terbangun dari sandaran bahu Reno.

"Iya gapapa. Ayo pulang."

Reno memasang kan helm nya kepada Elisa dan lanjut mengendarai motornya. Jalanan sudah mulai sepi tidak semacet saat sebelum hujan tadi. Reno kembali menarik tangan Elisa untuk memeluknya kali ini tidak ada penolakan dari Elisa membuat senyum di bibir Reno merekah.

Tanpa di sadari Reno Elisa tertidur di belakang nya dengan menyandarkan kepala nya di punggung Reno. Reno yang khawatir Elisa jatuh pun menahan tangan Elisa di depan perutnya dengan tangan kirinya dan tangan kanan nya memegang pedal gas motornya. Mengendarai motor dengan satu tangan membuat Reno tidak bisa melaju dengan cepat, untung saja jalanan tidak seramai tadi pikir Reno.

Setelah sampai di depan rumah Elisa pukul 12 malam Reno membangunkan Elisa pelan dengan mengelus tangan Elisa yang Ia genggam sedari tadi.

"Ca bangun udah sampai." Ucap Reno mengusap tangan Elisa agar terbangun.

"Maaf Ren lo pegel yah." Ucap Elisa dan turun dari motor Reno.

"Iya nih punggung gue pegel besok lo pijitin gue yah." Ucap Reno tengil menaikkan alisnya.

"Ish ga ikhlas banget lo." Jawab Elisa kesal.

"Yaudah sana masuk gue mau balik." Ucap Reno.

"Iya ini mau. Thanks yah. Lo hati-hati." Ucap Elisa di balik pagar rumahnya.

"Iyaa udah sana kunci pagarnya." Ucap Reno.

"Iya ini mau. Bye tiati lo."

Setelah Elisa menutup pagarnya Reno kembali melajukan motornya. Ia merasa malam ini berarti untuk Reno. Setelah dua minggu lebih mereka tidak bertemu dan tidak melakukan komunikasi akhirnya malam ini Reno bisa bertemu Elisa meskipun dengan waktu yang tidak lama namun sangat berarti bagi Reno. Lah ko berarti Ren? Entah lah apa yang di rasakan Reno saat ini. Yang jelas Ia senang bisa kembali melihat Elisa dan bisa mendengar ocehan bahkan omelan Elisa.

Elisa memasuki rumah nya dan langsung menaiki anak tangga untuk memasuki kamarnya. Ia membersihkan dirinya lalu memakai beberpa rangkaian skincare nya. Mengingat perjalanan nya selama pulang tadi bersama Reno entah mengapa Elisa menyunggingkan senyuman di bibirnya. Mengingat tingkah Reno tidak menyebalkan seperti biasanya. Setelah selesai Ia langsung merebahkan diri nya di atas king bed miliknya. Ya kali ini Elisa melewatkan momen bercerita nya dengan sahabat kecil nya itu meski hanya melalui sebuah foto.

Sementara Sabila Ia sudah sampai Rumah nya satu jam lalu namun Ia masih belum mendapatkan kabar dari seorang laki-laki itu. Semua nomor yang dapat di hubungi tiba-tiba semua nya tidak bisa di hubungi.

"Ro kamu kemana? Kenapa tiba-tiba gabisa di hubungi gini." Ucap Sabila lirih.

To be continue.

Selamat membaca guys.. jangan lupa vote dan komen kritik dan saran kalian. Terima kasih 💙💜

Mengapa? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang