78-Wulan & Ajabde (2)

364 67 2
                                    

Ajabde menatap Wulan dari waktu ke waktu, entah apa yang ada dipikirannya?

Wulan yang ditatap sedari tadi, mengalami perasaan tidak nyaman~

"Apa ada yang bisa saya bantu?"tanya Wulan dengan sopan. Ajabde menggelengkan kepalanya dengan panik, dia sedikit malu karena ketahuan mengintip.

"Ngomong-ngomong saat ini, para pria sedang mencari makanan yang dapat dimakan. Lalu kami mungkin akan bermalam lagi, jika hujannya tidak berhenti. Hujannya terlalu keras, ini bahkan sudah terlihat seperti badai"jelas Wulan, Ajabde mengangguk mengerti.

Akhirnya keheningan terjadi diantara keduanya, Ajabde masih setia menatapnya. Dia mulai memikirkan kejadian malam itu, Wulan memeluknya dengan erat, seolah memberikan perlindungan untuknya.

Tidak seperti ayah dan ibu di dunia asalnya, yang selalu mencampakkannya hanya karena dia seorang gadis. Mereka selalu beranggapan bahwa hanya anak laki-laki yang dapat membantu untuk meningkatkan status keluarga, sedangkan anak perempuan hanya akan menjadi milik anggota keluarga lain kedepannya.

Saat itu, dia berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan beasiswa jurusan sejarah. Dia berharap dapat mengejar cita-citanya. Tetapi usahanya tidak berhasil, karena sebuah kecelakaan.

Itu benar, adik ku mencuri hasil skripsi ku dan aku perlu membuat ulang semuanya. Tentu saja, awalnya aku ingin mengambil apa yang dicuri dariku, tetapi keluarga ku malah mengungkit jika aku harus berbakti!

Mereka bahkan secara khusus mengatakan bahwa itu hanya beberapa coretan yang tidak terlalu berati.

Hahahaha....
Tidak berarti?!
Pergi dan tanya semua orang yang sedang mengerjakan skripsi dengan sekuat tenaga! Apa itu terlihat tidak berarti?! Bahkan ada yang sampai ingin membeli skripsi dengan harga mahal, untuk kelulusannya. Hal ini, dapat kita lihat bahwa sebenarnya hal itu sangat berarti!

Tetapi tidak ada yang mau mendengarkannya, terpaksa Ajabde membuat ulang semuanya. Dia perlu mencari ide baru, dia tidak ingin ada kemiripan dengan skripsi yang dicuri itu!

Akhirnya dia hampir berhasil. Sayang sekali, dia mati di detik-detik terakhir. Ini sungguh menyedihkan~

Aku bertanya-tanya kenapa tidak ada yang menyayangiku?

Hingga akhirnya aku merasuk sebagai Tuan Putri Ajabde, aku sangat bahagia!

Dalam buku sejarah, Ajabde Punwar adalah istri kesayangan Pratap. Dia pasti akan dicintai disini.

Meskipun begitu, dia tau jika cinta itu bukanlah miliknya. Cinta itu adalah milik Ajabde yang asli. Aku hanya orang yang tidak tau malu, yang menginginkan segalanya untuk diri ku sendiri.

Mungkinkah ini memang takdir ku, aku mendapatkan kebahagiaan yang ku rampas dari orang lain?

Saat aku menerima takdir itu, beberapa hal tidak terjadi seperti keinginan ku.

Wulan Ambarsari!

Teman masa kecil, Pratap!

Aku merasa orang ini akan mengambil posisi ku, di sisi Pratap! Aku mencoba mengintimidasinya, agar cinta ku tidak direbut.

Meskipun aku selalu mengucapkan kata-kata kasar, dia dengan patuh setuju begitu saja. Aku sedikit kesal, aku merasa seperti meninju kapas.

Selanjutnya malam itu, terjadi badai yang besar. Aku memiliki ketakutan dengan suara petir. Ini semua terjadi karena aku sering dikurung di gudang, dan kebetulan saat itu terjadi hujan deras.

Akhirnya hal seperti ini membuat ku mengalami trauma, aku takut dengan tempat yang sesak dan gelap, apalagi jika ada suara petir yang menyambar.

Tetapi....

Disaat aku putus asa, dua pasang tangan hangat memeluk ku. Terlepas dari perilaku buruk ku padanya.

Dia sangat baik, aku jadi malu karena melakukan suatu tindakan yang kekanak-kanakan.

Jika memungkinkan, aku ingin menjadi sahabatnya. Tetapi.... Apa dia akan menerimanya?

Aku telah mengintimidasinya disetiap kesempatan, ini membuat ku tidak berdaya.

Kenapa aku melakukan hal bodoh itu?!

Kamu bodoh, Ajabde!!

Bisa-bisanya kamu membuang kesempatan berteman dengannya!!

"Ajabde, kamu yakin tidak sakit?"tanya Wulan khawatir, anak ini sedari tadi melamun.

"Aku tidak sakit, terima kasih sudah peduli"ucapnya malu-malu, Wulan tersenyum dan mengangguk.

Ajabde menatap senyuman dengan tatapan terpesona, "Wah.... Dia sangat cantik, pantas saja Pangeran Pratap jatuh hati padanya! Tidak.... tidak! Pangeran Pratap tidak cocok dengan Wulan! Wulan harus bersama pria yang lebih tampan dan luar biasa!"batin Ajabde dengan kesungguhan.

***

Bersambung ~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang