After a Little Storm ⚠️

1.7K 112 53
                                    

Setelah masalah salah paham selesai kini Shun meneduh teh hijau khas Jepang guna menetralisir emosi yang terkuras hari ini. Shun dengan hati-hati menuangkan air panas kedalam dua gelas yang sudah berisi dauh teh kering. Setelah selesai dengan tehnya, Shun mencampur buah dan sayuran kedalam mangkuk besar yang sudah dipotong-potong.

Shun fokus dengan apa yang dia kerjakan sambil menunggu Dai yang sedang mencari vitamin untuk mereka makan. Ibu Dai sudah habis menasihati Dai akibat perbuatannya yang membuat kekacauan dari pagi hingga menjelang sore.

Setelah Dai diberi wejangan-wejangan khas orang tua, Dai kembali ke kamarnya dengan raut cemberut. Shun memperhatikan Dai, melebarkan tangannya agar Dai masuk kedalam pelukannya.

Dai memasang wajahnya bertambah cemberut, dengan cepat masuk kedalam pelukan Shun, memeluk erat Shun yang telah siap menerimanya. Shun dan Dai berpelukan dalam keheningan, hal yang baru-baru ini Dai sukai.

"Dai-kun?"

"Ya Shun?"

"Ada apa?"

"Ibu memarahiku, dia berjanji akan mengambil Shun jika aku membuat Shun menangis lagi" adu Dai dengan nada sedihnya.

Shun menatap Dai lalu tersenyum.

"Sepertinya aku akan menyukai hal itu"

Dai melebarkan matanya lalu menggeleng.

"Tidak boleh. Shun hanya milikku" Dai memajukan bibirnya lucu.

Cup..

Shun mengecup bibir Dai yang mengerucut membuat Dai tersenyum lalu menenggelamkan kepalanya dalam pelukan Shun, menggoyang-goyangkan peluan mereka lucu.

Shun tersenyum sendiri saat mengingat kejadian sore itu lalu terkejut saat tiba-tiba pinggangnya dipeluk dari belakang.

Memeluk Shun pelan berusaha tidak mengganggu aktivitas Shun namun tetap saja cukup membuat gerakan Shun tidak leluasa. Shun tersenyum, mengelus tangan Dai yang melingkar di pinggangnya.

Dai mengecup leher belakang Shun, tangannya yang melingkar di pinggang Shun mulai mengelus perut Shun lembut. Shun dengan cepat merasa lemah akibat perbuatannya Dai, kakinya sedikit goyah kala tangan Dai mulai merambat kebawah.

Mengelus perut Shun, turun dan semakin turun, Dai menyesap leher Shun kuat lalu sedikit menggigitnya membuat Shun berpegangan pada meja dapur untuk tetap bisa berdiri.

Tangan Dai yang satunya meremas pelan bokong Shun sebelum akhirnya menyentuh junior Shun dengan tangannya yang lain, dengan pelan dan lembut.

"Enghh Dai.." Shun melenguh kala tangan Dai berhasil mengusap lembut adiknya.

"Hmm" Dai masih terus melancarkan aksinya lalu mulai mengelus-elus junior Shun pelan dari balik bokser Shun.

"Nanti ibu lihat, Dai" Shun memejamkan matanya saat merasakan sentuhan-sentuhan Dai, namun hatinya cukup cemas.

"Tidak akan, dia sudah tidur" Dai meremas lebih kuat bokong Shun membuat Shun melenguh lebih keras lagi. Buah dan sayuran yang Shun siapkan tadi terbengkalai begitu saja.

Shun membalikkan badannya kala Dai mulai sedikit menekan juniornya. Nafasnya memburu dan memberat. Tatapan Shun sayu begitu juga dengan Dai.

Shun menghadap Dai lalu dengan cepat meraup bibir Dai, melahapnya hingga puas. Tangan Shun tidak diam, Shun meremat bokong Dai pelan, ingin lebih, tangannya ia masukkan kedalam bokser Dai lalu mengelus bokong Dai, merasakan kulit. Dai yang lembut.

Memejamkan matanya saat merasakan tangan Shun didalam dan ciuman mereka semakin dalam. Shun bermain dengan lidah Dai, menyesapnya kuat mamakan habis bibir Dai.

SHUN DAI [THE BOYFRIEND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang