VII : My Godness!

337 28 4
                                    


a.n

Maaf banget ya kalo publish part 7 nya kelamaan--" entah kenapa semua makanan yang ada pas lebaran kemarin kok bikin pikiran mentok wkwk oiya, Happy Ied Mubarak ya for all muslim readers. Maaf lahir batin, muah.

••

14:04 KST; Seoul, South Korea; Monday, 29th June, 2015

"Hari ini ada pengambilan nilai Vocal. Tugas kalian adalah, menyanyikan sebuah lagu dari Negara Jepangㅡboleh berkelompok, maupun Solo. Boleh menggunakan Instrument, boleh menambahkan Dance, tapi kalau hanya suara saja tak masalah. Karena, ingat... yang diutamakan dalam penilaian ini adalah Vocal." Baru saja Guru Kang selesai berbicara, bel pertanda istirahat pun berbunyi.

Murid-murid tampak senangㅡsuasana pun menjadi gaduh. Guru Kang sepertinya ingin berbicara lagi, tapi kesulitan karena ruang kelas yang sangat berisik. Mungkin karena sudah kehilangan kesabarannya, Guru Kang mengetuk-ngetukkan penggaris kayunya yang panjang ke papan tulis dengan kencang. Murid-murid pun terdiam.

"Sehabis istirahat masih pelajaran Vocal. Jadi, gunakan waktu ini untuk latihan. Kalian akan tampil berdasarkan nomor urut absen." Ujar Guru Kang.

"Ne..." murid-murid menjawab dengan serempak. Setelah itu, Guru Kang keluar dari ruang kelas ini. Beberapa murid langsung keluar kelas dan menuju kantin sekolah. Tapi ada juga yang tetap di ruang kelasㅡtermasuk aku.

Lagu Jepang? Aduh, kenapa harus ada kaitannya dengan Negara itu, sih? Kenapa bukan lagu Barat, Mandarin, Korea, atau apapun, asal jangan Jepang. Aku menelungkupkan kepalaku di atas mejaㅡberpikir lagu apa yang akan kunyanyikan nanti. Nanti aku pasti akan tampil sendiri, tanpa menggunakan Instrument apapun.

Omong-omong soalVocal, pasti Jung Kook-lah yang akan mendapat nilai paling tinggi di kelas ini.

Aku yakin itu.

Saat aku sedang bergelut dengan pikiranku, tiba-tiba ada yang menarik rambutku yang dikuncir. Aku mengangkat kepalaku dengan malas.

"Kacamata baru, eh?" Huh, anak ini lagi. Sungguh, aku sangat bosan melihatnya. Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan anggukkan dan bergumam pelan.

"Nanti tampil dengan siapa?" Ia bertanya lagi. Apa cita-cita orang ini sudah beralih dari Rapper menjadi wartawan?

"Aku? Pastinya sendiri." Aku menjawab pertanyaannya dengan malas, kemudian menelungkupkan kepalaku kembali. Laki-laki itu hanya ber-'oh' ria.

"Hhmm, semoga saja Guru Kang memperbolehkan tampil dengan Rapp. Kau tahu, kan? Suaraku tidak terlalu bagus. Bukan Fals. Tapi tidak terlalu bagus. Ingat itㅡ" haish, dia cerewet sekali. Menyebalkan.

"Yoon Gi-ah! Tak bisakah kau diam?" Aku memotong omongannya sambil mengangkat kepalaku dan langsung menatap kedua mata sipitnya dengan tatapan yang tajam.

"Kenapa? Ada yang salah? Kau tidak seperti biasanya." Bukannya berhenti berbicara, si Yoon Gi ini malah menanyaiku pertanyaan yang membuatku semakin pusing.

"Aku bingung memilih lagu apa untuk tampil nanti." Aku memajukan bibir bawahku dan menatap lurus ke depan kelas. Baru saja Yoon Gi membuka mulutnyaㅡingin melanjutkan omongannya, tapi tiba-tiba saja terdengar suara tawaan yang berasal dari sekelompok murid di barisan belakang. Murid-murid yang berada di dalam ruangan ini pastinya langsung menatap ke arah mereka yang masih tertawa.

Aku dan Yoon Gi juga menoleh ke arah belakang. Sekelompok murid sedang tertawa dengan lepas dan suaranya kencang. Ternyata anak-anak itu. Ga Eun yang duduk dengan Yoo Ra, Jung Kook yang duduk dengan Tae Hyung, dan Ji Min yang duduk sendirian. Entah topik apa yang sedang mereka bicarakan hingga tertawa seperti itu. Entahlah. Aku tidak peduli.

Saat aku hendak membalikkan tubuhku menghadap depan kelas seperti sebelumnya, aku merasa aneh. Sepertinya di antara mereka yang masih saja tertawa dengan heboh, ada yang sedang memperhatikanku. Kubalikkan kembali tubuhku menghadap mereka. Oh, tidak. Ternyata yang sedang menatapku adalah laki-laki itu.

Aku menatap kedua mata tajamnya yang juga sedang menatap kedua mataku. Aku bingung, apa yang sedang ada dalam pikirannya sampai-sampai pandangannya tidak mau lepas dariku. Oh, mungkin ia sedang memperhatikan sesuatu yang ada di belakangku. Akupun menengok ke arah belakangku. Tidak ada seseorang atau benda apapun.

Aku menatap laki-laki itu kembali. Oh Tuhan, dia tetap menatapku.

"Yak, Jeon Jung Kook. Mengapa kau diam? Apa yang sedang kau perhatikan, huh?" Tiba-tiba Ga Eun memberhentikan tawanya dan bertanya pada laki-laki yang sampai saat ini masih saja menatapku. Yang lainnya juga berhenti tertawa tiba-tiba dan melihat apa yang sedang Jung Kook perhatikan. Tatapan mereka terarah padaku yang terkejut dan mulai gugup.

"Woah, ternyata Jung Kook memperhatikan Hyo Rim sedari tadi. Daebak." Kini Tae Hyung yang bersuara sambil bertepuk tangan. Saat ini aku senang karena Jung Kook akhirnya memperhatikanku diam-diam tanpa ku sadari, tapi di sisi lain aku takut karena sepertinya akan ada masalah baru.

••

Karena ff ini belum selesai, jadi ada beberapa bagian di part sebelumnya yang aku ubah-.- maap masih labil huehuehue

Love Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang