Kairina menyampirkan sebuah handuk ke tubuh gue yang masih basah. Sekarang kita udah di rumah sakit dan Zen sedang ditangani oleh dokter
Gue merasa deja vu, lagi dan lagi, gue melihat Zen yang meregang nyawa dengan mata kepala gue sendiri
Kai tadi juga memberi tahu gue kalo Josefano dan keluarga mereka bersama tuan besar Xavier bakal dateng kesini dan emang gak lama kemudian, segerombol orang datang.
"Tu-tuan muda Narendra?!" tuan Cairo Xavier pasti gak menduga gue ada di sini
"Zen masih ditangani dokter" ucap gue sedikit tidak peduli dengan mereka, mulai detik ini juga, gue gak akan bersikap sopan kepada orang-orang ini lagi. Gue udah bener-bener kehilangan respect ke mereka
"Apa tuan muda yang menemukan cucu saya??"
"Ya, saya dan Kai yang menemukan Zen di laut, berusaha untuk mati"
Tuan Cairo tampak menggigit bibirnya, matanya terlihat penuh amarah, tapi gue gak peduli, semuanya udah terlambat
"Saya berterima kasih kepada tuan muda karna sudah menolong anak saya, tapi apa tuan dan nona boleh meninggalkan tempat ini? Kami keluarga Xavier memiliki sesuatu yang perlu dibicarakan"
Emosi gue tiba-tiba tersulut saat si brengsek Richard Xavier itu membuka mulut.
"Apa yang perlu dibicarakan? Soal mengganti warisan Zen?? Atau hal yang lain??"
Iya, gue udah mengetahui segala akar permasalahan dari chat Josefano tadi
"Saya selalu berusaha menghormati masalah internal keluarga Xavier, meski saya tau itu menyiksa Zen. Tapi sekarang, saya tidak akan diam saja dan saya bahkan siap untuk menghajar anda kapanpun kalau berani menyentuh Zen setitik pun!" ucap gue penuh amarah sedangkan Richard sialan Xavier itu hanya membuang mukanya
"Semua ini karna kamu Miura!!" teriak tuan Cairo secara tiba-tiba, membuat kita semua terkejut
"Bisa-bisanya kamu menyalahkan Zen!! Bisa-bisanya kamu menelantarkan dia di saat semua yang terjadi kepada Zen itu karna kamu!! Zen cacat seperti ini karna kamu, Miura!! Ingat itu!!"
Apa?? Gue gak salah denger kan?? Jadi cacat Zen itu bukan karna kelainan tapi memang karna ada sesuatu??
"Ma-maksud kakek apa??" suara Vero terdengar bergetar setelah mendengar fakta itu.
"Mama kamu ini! Sesaat setelah melahirkan kamu, dia ditinggal papamu keluar negeri untuk masalah pekerjaan hampir setahun. Dan saat itu mamamu mengalami trauma pasca kelahiran, dia berniat membunuh kamu dan Zen!!"
Sinting. Ternyata keluarga ini memang dipenuhi orang-orang sinting
"Dia takut dan stress berlebihan sampai muncul tindakan impulsif untuk menyakiti kamu dan Zen! Dia bahkan pernah berusaha melempar kamu dari balkon, Vero!!"
"Untungnya saat itu kakek dan nenek bisa menahannya. Itulah kenapa selama setahun pertama kelahiranmu, kamu dirawat sama nenekmu. Tapi mamamu gak berenti gitu aja, dia berusaha menyakiti adik kamu yang ada di kandungannya!! Dia konsumsi banyak obat berbahaya untuk membunuh Zen!! Untungnya kakek berhasil meyakinkan dia dan membuatnya mau berobat"
"Kakek juga merahasiakan ini dari semua orang, terutama kamu, Richard. Tapi apa dayanya? Meski obat itu gak membunuh Zen, obat itu berhasil menyebabkan cacat ke adikmu. Dia lah pelaku kecacatan terhadap adik kamu dan merasa dirinya adalah korban!!"
"Saya gak menyangka Miura. Kamu berjanji kepada saya akan merawat Zen dengan baik untuk menebus kesalahanmu. Tapi ternyata, kamu biarkan anak itu menerima semua kebencian dan kamu berlindung di belakang dia. Kamu biarkan Zen menderita demi kamu sendiri!!"