Prolog

128 25 18
                                    

"Saya lebih suka berhadapan dengan pedang daripada dengan rumor!"

Duke Alaric terkenal dengan julukan 'Mesin Perang Eldoria' terus mengayunkan pedang yang ada di tangannya. Keringat sudah membanjiri tubuh pria itu di malam hari.

"Duke Alaric, saya cukup memahami itu. Tapi bukankah tidak seharusnya Anda mengayunkan pedang di malam-malam buta seperti ini dengan bertelanjang dada?!" ujar 'Bintang Dermawan Eldoria' yaitu Lady Selena kepada 'Mesin Perang Eldoria' sembari memijit pelipisnya karena bingung bagaimana lagi cara membujuk pria itu.

"Saya tidak paham lagi, Lady Selena. Saya membantu Anda mempersiapkan acara amal, naik kereta kuda yang sama dengan Anda, membantu Anda naik dan turun dari kereta kuda, dan membeli barang-barang yang ada di daftar belanja. Saya ... saya hanya melakukan hal itu. Bagaimana bisa orang-orang mengatakan kita punya hubungan spesial!!!"

Duke terus mengayunkan pedangnya dan tanpa sadar menyalurkan energi sihir ke benda tersebut dan dalam sekejap mata.

Boom!!!!

Dalam satu kali ayunan Duke Alaric membuat cekungan di tanah yang rata itu. Napasnya terengah-engah dan matanya menatap lurus gadis yang sedari tadi berusaha membujuk dirinya untuk beristirahat.

Habis sudah!!! Meruntuki kelakuannya, Duke Alaric menatap horor mahakarya terbarunya di istana kerajaan. Bukan hanya rumor saja yang harus dia hadapi, sekarang dia akan berhadapan dengan Ratu Kerajaan Eldoria karena telah mengacaukan istana.

"Lady Selena, mari kita luruskan rumor ini! Saya tidak ingin terjebak di ibukota lebih dari satu bulan!" ujar Duke Alaric dengan lesu.

"Mari kita bicarakan besok siang, Anda harus istirahat sekarang. Haruskah saya mengantar Anda sampai di kamar?" balas Lady Selena memberikan senyuman manisnya.

"Anda ... benar-benar seorang 'Bintang Dermawan', Lady."

The Duke's Restful HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang