Flora, ibu dari Dion, tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dengan nada tinggi dan mata berkilat penuh kemarahan, dia mengomeli Maudy di hadapan semua orang.
"Kenapa kamu menghianati putraku? Kalian sudah berteman sejak kecil, sudah bersama sekian tahun! Hanya bersama Dante beberapa hari kamu sudah jatuh hati? Apa kamu semurahan itu?"
Julia, ibu Maudy, tidak terima putrinya dihina seperti itu. "Jaga bicaramu!" bentaknya, penuh emosi.
"Kita sudah berteman selama bertahun-tahun, apa harus dihancurkan oleh putrimu yang murahan ini?" balas Flora dengan sengit.
"Aku tidak mengizinkanmu menghina putriku! Lalu bagaimana dengan putramu yang pergi berdua dengan Kirana ke Paris? Hanya sebatas atasan dan bawahan? Kamu yakin? Mereka pasti juga bermain api! Anakku saja yang terlalu polos selama ini!"
Flora semakin marah. "Jangan bicara hal yang tak berdasar! Jangan melenceng ke mana-mana, akui saja jika putrimu yang murahan!"
"Tante, cukup!" Suara Dante terdengar tegas, memotong perdebatan yang semakin memanas. Javier, yang sedari tadi diam, tersenyum tipis, melihat bagaimana Dante akan melindungi adiknya. Javier memang sengaja tidak terlibat, ingin melihat bagaimana Dante menghadapi situasi ini.
"Tante, jangan pernah menghina Maudy. Baiknya tante bertanya pada Dion dan Kirana sudah sejauh apa hubungan mereka. Mungkin saja, tante akan segera mendapat cucu dari mereka."
Flora terkejut dengan ucapan Dante, tapi ia tetap tidak percaya jika putranya yang bersalah.
"Kamu sedang menghinaku, Dante? Kamu juga sudah berteman dengan Dion begitu lama, sudah tante anggap seperti anak sendiri, tapi begini balasanmu?"
Dante menatap Flora tanpa rasa takut. "Maaf jika tante merasa seperti demikian. Tapi tolong jangan bicara sembarangan tentang Maudy jika tidak tahu faktanya. Aku takut tante malu jika mengetahui apa yang anak tante lakukan."
Flora yang kesal akhirnya menyerah. "Aku mau kamu memutus kerja sama dengan mereka, Pa! Para penghianat seperti ini sama sekali tidak layak berhubungan dengan kita!" Flora beranjak pergi, menarik suaminya dengan paksa, yang sejak tadi hanya pasrah mengikuti drama istrinya.
Jack Dawson, ayah Maudy, yang sedari tadi diam, akhirnya bersuara. "Jadi kalian serius?" tanyanya, suaranya penuh ketegasan. "Kamu serius dengan putriku, Dante?"
Holland, ayah Dante, ikut menambahkan dengan nada bingung. "Iya Dante, jelaskan pada kami. Kalian baru mengenal, jangan membuat kami bingung! Berita tentang kalian di luar sudah tidak terkendali!"
Dante menunduk sopan, menggenggam tangan Maudy yang tampak gugup di sampingnya. "Aku serius, Pa, Om. Bahkan aku siap menikahi Maudy dalam waktu dekat jika dia siap."
Vennya dan Julia menatap anak-anak mereka dengan senyum penuh kehangatan. Mereka tak menyangka jika cinta di antara Dante dan Maudy berkembang begitu cepat.
"Bagaimana denganmu, Maudy?" tanya ayahnya dengan lembut.
Maudy terdiam sejenak, mencoba mengumpulkan keberaniannya. "Aku—aku menyukai Dante," jawabnya, suaranya bergetar, wajahnya memerah karena malu.
Vennya tersenyum, mencoba meredakan ketegangan. "Jika sudah begini kita bisa apa? Jodoh tidak ada yang tahu, kan? Pacaran lama tidak jadi penentu! Lagi pula putraku, Dante, juga tidak kalah kok dari Dion! Ganteng iya, kaya iya, pintar mimpin perusahaan, anak baik-baik! Bibit bebet bobotnya sempurna!"
Julia tertawa kecil mendengar perkataan Vennya yang begitu bersemangat itu. Apalagi dia mengatakannya untuk mendapat hati putrinya, keluarganya. Julia merasa sangat dihargai.
KAMU SEDANG MEMBACA
May I Steal Your Love? (On Going)
RomanceMaudy dan Dion adalah teman masa kecil yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Namun, sejak awal, Dion tak pernah serius menanggapi perjodohan itu. Di belakang Maudy, Dion justru menjalin hubungan gelap dengan Kirana, sahabat dekat Maudy. Dan satu-sa...