Hari yang panas seperti ini sangat mengesalkan, aku bangun siang karena tugas yang diserahkan oleh Sakura tadi malam dan disambut panas yang sangat menyengat seperti ini, rasanya ingin berendam di bak mandi dengan banyak es batu.
"Narumi...!"
Ada yang memanggilku? mungkin cuman perasaanku saja karena kurang tidur.
"Narumi!"
Ya ampun suaranya makin kencang saja, aku benar-benar harus istirahat lagi.
"Aduh!"
Suara tidak berada sekarang ada yang melemparkan tas laptopnya ke arahku, siapa itu yang melemparkan tas laptop ke arahku-
"Hei Narumi kau mendengarkanku tidak sih?, aku memanggilmu tapi kau tidak menyautnya"
"Ah, jangan jangan kau"
Anon, dia adalah temanku atau mungkin lebih pas kenalanku?, aku mengenalnya di internet saat ku menguploud komik pertamaku di sosmed.
"Anon, kenapa kau disini?! dan juga bagaimana bisa kau mengenalku sekali lihat?"
Aku kaget dia bisa kesini dan mengenalku sekali lihat, karena kita tidak pernah memperlihatkan muka kita berdua satu sama lain.
"Aku disini mau bertemu denganmu untuk membahas tentang komik yang nanti kau buat, dan bagaimana aku bisa mengenalmu aku menyuruh pelayanku untuk mencarimu"
aku lupa menambahkan sesuatu, dia adalah anak orang kaya, aku tidak tau pekerjaan orang tuanya, setiap kali aku membahasnya dia selalu mengalihkan pembicaraan, aku harap bukan sesuatu yang mengerikan...
"begitu ya, aku tak kaget jika itu kau bahkan penyihir bisa kau sewa kalau kau mau sepertinya"
"begitulah"
entah kenapa dia memancarkan energi kebanggaan walaupun aku tidak menyukainya.
"terus mau apa menemuiku begini?"
"sudah kubilang aku mau membahas komik yang kau mau buat selanjutnya"
"komik yang mau aku buat selanjutnya? ah yang judulnya "Girl's and the door" ya?"
"betul"
aku bingung bagaimana dia bisa tau komik selanjutnya yang akan mau ku bu-
"kau berfikir bagaimana aku bisa tau komik selanjutmu kan? aku menyuru-"
"Stop, ya ya aku tau kau menyuruh pelayanmu untuk mengulik tentang diriku"
ya ampun dia kalau dibiarkan dengan orang yang tidak benar dia bisa dimanfaatkan, aku harap dia bisa memilih teman yang benar.
"kau mau membahas tentang komikku selanjutnya?"
"iya"
"mau membahas tentang apa memangnya"
"sebelum itu mari kita cari tempat, aku pegal berdiri disini"
tuan putri jaman sekarang rapuh ya? baru berdiri 10 menit'an saja sudah pegal begini.
"yaudah mau kemana?"
"aku punya tempat yang bagus untuk itu"
Yaampun, bukankan ini restaurant bintang ilma ya?, aku makin penasaran apa pekerjaan kedua orang tuanya.
"Anon, bukankah ini restaurant bintang lima?"
"betul, pesanlah aku yang traktir"
pepatah mengatakan bahwa lelaki harus membayar makanan ke wanita yang dia kenal saat pertama kali makan secara bersama, aku pikir pepatah seperti itu tidak berguna untukku.
"ya ampun harganya mahal mahal ya"
"iyakah? ini resaturant kesukaanku, aku sering kesini'
"kau sering kesini? padahal rumahmu jauh"
"tidak juga, rumahku terbilang cukup dekat, sekitar 20 km dari sini"
Eh, kukira rumahnya bakal jauh kaya di pulau atau semacamnya.
"begitu ya, kalau begitu aku pesan yang ini"
"steak A5 ya, kalau begitu aku juga pesan yang itu"
"balik ke pembahasan awal, aku ingin berpartisipasi dalam membuat komikmu nanti"
"hah?"
"ya, aku ingin ikut membantumu membuat komik"
"kau mau membantuku? memangnya apa yang kau bisa bantu"
ya selama ini aku bekerja sendiri, mendengar dia mau membantuku aku sedikit terkejut.
"benar juga ya, aku juga bingung"
yang benar saja, dia mau membantuku tapi dia bingung mau membantu apa.
"kau sebaiknya fokus sama kuliahmu"
"kuliahku ya, aku bisa lulus kapanpun aku mau sih"
ah ini dia, jiwa kayanya meluap lagi sampai aku iri padanya.
"kuliahmu lebih penting dari pada membantuku membuat komik"
"aku ingin membantumu karena aku menyukai komik dan cerita yang kau buat tau, jadi aku ingin membantu seseorang yang aku favoritkan"
mendengarkannya bikin bulu kudukku berdiri.
"k-kalau begitu bagaimana kalau kau membantuku membuat ceritanya"
"eh boleh kah? itu bagian yang sangat krusial loh?"
"tak apa asal kau mau mengikuti konsep yang aku berikan aku tak memikirkannya"
"baiklah!"
dalam perbincangan tesrsebut, steak yang kita berdua pesan akhirnya datang juga.
"akhirnya datang juga"
ya ampun aku tak tau cara makan steak.
"apakah kau dapat mengajariku memakannya?"
"HAHAHAHA"
"kau tidak tau cara makannya? baiklah aku akan mengajarimu cara makannya"
setelah makan dengan rasa malu sama pengunjung yang lain akhirnya kita pulang.
"mau ku antarkan pulang Narumi?"
"eh ah, tidak usah, aku bisa berjalan kaki dari sini"
"begitu ya, kalau begitu selamat tinggal ya"
Rasanya begitu random, aku disuruh mengerjakan kerjaan Sakura hingga aku telat tidur dan sekarang aku bertemu wanita anak orang kaya yang aku kenal di sosmed, hidup dengan takdir tak terduga ya...
*BZZZZZ *BZZZZZ *BZZZZZZ
ah, telefon, dari nomor tak dikenal, siapa ini?
"halo. dengan siapa ya?"
"ah, ini aku Anon"
"bagaimana kau bisa mendapatkan nomerku"
"pelanyank-"
*BIP
aku menutup telefonnya.
dipikir pikir lagi, dia memang benar benar berbahaya ya, apapun itu berkat dia aku bisa merasakan daging steak A5.
"Ah...... enaknya tidur di kasur sendiri, rasanya seperti tak ingin hidup lagi, bentar.... kata kata itu agak mengerikan tapi siapa yang peduli
*TING *TING *TING
ya ampun chat dari siapa itu sampai menggangku tidur sore ku, hmm.... dari sakura ternyata.
*uang yang kujanjikan telah kukirim, maaf telah merepotkanmu....
ah aku lupa soal uangnya, kalau dia tau aku lupa pasti dia tak dikirim uangnya, hoam ngantuknya bukan jam tidurku sekarang tapi aku harus tidur sekarang
continue
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME SEE YOU AGAIN
Teen Fiction"Jangan menangis, Alice!" Kata-kata yang aku ucapkan membuatnya terkejut dan berhenti menangis. "Jangan menangis" "Genggam tanganku, aku akan membawamu kemanapun yang kau mau" Tangisannya membuatku ingin menenanginya walaupun aku harus berbohong se...