31. Camping

480 74 0
                                    

"Mau ikut"

Dari tadi Jennie terus merengek minta ikut. Pasalnya hari ini Limario akan pergi berkemah bersama teman-teman dekatnya dihutan. Limario melarang Jennie ikut sebab dihutan sangat berbahaya baginya. Jennie tidak mau tinggal dimansion. Ia trauma. Penyebab dirinya jatuh dari tangga adalah gara-gara In Ah. Akan tetapi Jennie tidak mau memberitahu Lim. Lim bisa sangat membenci ibunya nanti. 

"Gak bisa sayang"

"Aku mau ikut, gak mau tinggal di mansion"

"Dihutan itu banyak hewan buas. Memang kamu gak takut dimakan harimau" kata Lim menakut-nakuti Jennie agar keinginannya buat ikut sirna.

"Kalau ada harimau, aku tinggal ngasih kamu buat dimakan" jawab Jennie santai. Limario sampai kewalahan menghadapinya.

"Yaudah, kalau gak mau dimansion tinggal saja disini"

Jennie mengacak-acak pakaian yang telah Limario siapkan didalam koper. Dia hanya mau ikut bukan untuk mengganggu disana. Apa susahnya membawa dia ikut.

"Disana cowok-cowok semua gak ada ceweknya. Kita tinggal bareng dalam tenda"

Karena terus-terusan ditolak, Jennie menghentikan kegiatannya. Dia tidak berpikir sampai sana. Jennie tidak dapat membayangkan bagaimana ia tidur bersama dengan pria lain dalam satu tempat. Namun disisi lain dia takut tinggal sendiri diapartemen.

"Masih mau ikut?" tanya Limario lagi menyadarkan ia dari lamunan. Alih-alih menjawab, Jennie keluar dari kamar. Pergi ke dapur mengambil minum. Habis minum dia duduk dimeja makan sambil melamun.

"Kamu marah"

Suara Lim membuatnya terkejut. Tau-tau dia sudah ada disini. Entah karena dia keasikan melamun sampai-sampai tidak mendengar langkah kakinya mendekat.

"Nggak"

"Terus ngapain disini?"

"Minum" jawab Jennie tanpa mau bertatap muka.

Lama-lama Limario semakin menyebalkan. Kemarin dia marah karena dandan cantik pas nganterin dompet, sekarang tidak diperbolehkan ikut camping. Padahal selama ini dia jarang membawanya liburan.

"Ngapain masih disini, sana packing" usir Jennie tatkala Limario tetap berdiri disampingnya seperti patung.

Wanita itu pindah tempat ke sofa. Duduk membaca majalah dengan tv sengaja dihidupkan meski tidak ditonton. Jennie sering melakukan ini agar rumah tidak terlalu terasa sunyi. Setengah jam kemudian, Limario turun bersama koper disampingnya.

"Aku pergi dulu, baik-baik dirumah"

"Hmm" dehem Jennie tanpa melihatnya. Limario mendorong kopernya menjauh. Sikapnya tidak pernah berubah. Tidak peka dan tidak perhatian.

Jennie menutup majalah tadi. Kini ia melamun. Lagi dan lagi dia ditinggal sendiri.

"Kayaknya aku terlalu banyak nyusahin" lirihnya.

Daripada bosan, Jennie mencoba mencari aktivitas lain. Mumpung maid sedang libur selama tiga hari, ia memanfaatkan kesempatan tersebut beberes rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, mencuci baju, memasak, dan lain-lain. Setidaknya waktu terasa lebih cepat jika kita beraktivitas.

Disisi lain, Limario telah sampai dihutan sore harinya. Setibanya disana, ia melihat ada banyak orang dari perkiraan awal. Ada beberapa perempuan juga disini.

"Woi Lim" sorak salah satu pria memanggil Limario. Lim membalas melambaikan tangan kemudian mendekat.

"Kok banyak cewek disini"

"Oh itu kami bawa istri, kamu kok datang sendiri. Mana istrimu?"

"Kemarin kalian gak bilang gitu" bantah Lim.

Marriage Without LoveWhere stories live. Discover now