D. anak ajaib

851 76 13
                                    

Jeno dan Mark memandang aneh pada Jaemin yang tersenyum seperti orang gila sambil menatap tepat pada lapangan voli. Bahkan ini sudah menjadi pemandangan mereka setiap hari dalam minggu ini.
Mereka tahu apa yang sedang Jaemin lihat hingga sebegitunya, namun menurut mereka itu berlebihan. Bahkan terlihat mesum bagi sebagian orang.

"Indahnya," gumam Jaemin. Mark menepuk pundak Jaemin, dan membuat sang empu menoleh ke arahnya.

"Aku tahu tunanganmu itu cantik, tapi kau terlihat seperti orang mesum," ucap Mark. Jaemin menatap malas pada Mark. Apanya yang mesum ia hanya sedang mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu indah wujudnya. Jaemin kembali tersenyum saat tim Renjun kembali mencetak poin. Senyumannya semakin lebar kala malihat Renjun yang semakin menawan saat tertawa.

"Astaga, aku jadi tidak sabar menikahinya."

"Tidak baik mengkhayal tinggi," ujar Jeno. Jaemin memberikan tendangan cintanya untuk sepupunya itu, berani sekali mulutnya jika berbicara. Pantas saja Jeno tidak akur dengan Karina ternyata memang ia saja yang sifatnya buruk rupa. Mark merangkul bahu sahabatnya itu lalu mengatakan untuk berhenti berlebihan, karena Jaemin terlihat seperti ahjussi-ahjussi yang sedang mengincar anak polos.

"Mana ada!" bantah Jaemin.

"Buktinya kau!" teriak kedua Lee. Saat sedang sibuk berdebat tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba sesuatu yang melayang mendarat sempurna di atas kepala Jeno.

DUK!

pppffff....

Mark menyekap mulut Jaemin kuat, karena pemuda Na itu hampir saja mengeluarkan tawanya saat melihat Jeno yang kembali mencium tanah air saat sebuah bola tidak sengaja mengenai kepala pemuda Lee itu.

"Astaga bolanya!" Lagi-lagi Jeno terjatuh karena Haechan mendorongnya. Jaemin sendiri tak tahan lagi menahan tawanya, hingga tawanya yang kencang itu picah dan membuat Mark memukul tengkuknya karena pemuda itu tertawa tepat di dekat telinganya.

"YAAAAAA, apa yang kau lakukan hah? lihat bolanya jadi rusak," marah Haechan. Jeno tak tahu lagi harus bereaksi seperti apa, pertama Jaemin yang menendangnya, lalu sebuah bola mengenai kepalanya, kemudian Haechan yang mendorong hingga terjatuh, dan sekarang bola-bola cokelat itu menuduhnya? oh, astaga hidupnya sangat penuh kesialan.

Jeno menutup matanya erat, namun Haechan tiba-tiba menarik hidungnya dan mengatakan jika Jeno harus bertanggung jawab. "Sebaiknya kau pergi dari hadapanku, sebelum aku memakanmu gendut." Haechan melototkan matanya tidak percaya. Namun sebelum ia melakukan aksi tak terpujinya, Mark lebih dulu menahannya.

"Sudah-sudah, jangan buat keributan. Haechan kembalilah ke kelasmu dan Jaemin bawa Jeno ke ruang kesehatan," ucap Mark. Saat Mark berbalik ia tidak menemukan keberadaan Jaemin di sana. Ke mana perginya anak itu, mengapa tiba-tiba menghilang? Mark menoleh ke sana kemari mencari pemuda Leo itu, hingga pandangan menemukan Jaemin yang berlari ke arah lapangan.

"Jaem-"

"YAAA!" teriak Mark, terkejut melihat Jaemin yang memeluk Renjun di tengah lapangan. Bukan hanya Mark yang terkejut melihat itu namun juga Haechan yang melihat bayinya di peluk seekor buaya darat.

Renjun yang di menjadi sasaran empuk hanya terdiam bingung namun ia tak menolak Jaemin yang memeluknya. Jaemin yang gemas mencubit pipi chubby tunangannya itu dan mengatakan jikalau Renjun itu seperti buntalan bakpao yang menggemaskan. Renjun terkekeh mendengar itu. " Nana lucu, Injunie suka." Jaemin terdiam kaku melihat si bidadari cantik tersenyum sangat manis, dan itu khusus untuknya. Tiba-tiba Renjun terkejut melihat sesuatu yang keluar dari hidung Jaemin. "Nana hidungmu berdarah," panik Renjun.

"Hehehe.... Injunie cantik." Dan Jaemin jatuh pingsan di tengah lapangan.

"Eh? Nana? Nana bangun, Nanaaaaaaa."

Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang