annyeong...
sebelum membaca, alangkah baiknya vote and komen terlebih dahulu karena itu adalah salah satu apresiasi kalian untuk author. so, nggak usah lama-lama lagi—
happy reading🤍
Bab 4. Elemen Air
Setelah keluar dari gua, Aksara dan wanita misterius itu melanjutkan perjalanan mereka melintasi hutan yang semakin lebat. Aksara merasakan kristal di tangannya bergetar pelan, seolah menunjukkan arah yang harus mereka tempuh. Cahaya matahari yang terhalang oleh rimbunnya pepohonan memberikan suasana yang seakan-akan mereka berada di dunia lain, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.
"Kristal ini, apakah dia bisa menunjukkan semua jalan ke elemen-elemen yang aku cari?" tanya Aksara, mencoba mengerti lebih jauh tentang benda yang kini ia pegang erat.
Wanita itu mengangguk pelan, "Benar, Kristal Cahaya ini adalah kunci untuk menemukan elemen lainnya. Namun, Anda harus siap dengan tantangan yang ada di setiap tempat suci. Setiap elemen dijaga oleh makhluk penjaga yang setia kepada Dewa Kedamaian. Mereka tidak akan menyerahkan elemen itu dengan mudah."
Aksara menelan ludah, merasakan ketegangan mulai muncul di dalam dirinya. "Makhluk penjaga? Seperti apa mereka?"
"Setiap makhluk penjaga memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka mewakili elemen yang mereka jaga dan hanya akan mengakui seseorang yang benar-benar layak. Itu sebabnya penting bagi Anda untuk memurnikan jiwa dan hati Anda dalam setiap langkah perjalanan ini," jawab wanita itu dengan nada serius.
Mereka terus berjalan hingga matahari mulai tenggelam di balik pepohonan. Hutan yang awalnya terasa menakutkan kini berubah menjadi lebih tenang dengan suara alam yang mengiringi langkah mereka. Namun, Aksara tahu bahwa di balik ketenangan itu, bahaya selalu mengintai.
Tiba-tiba, kristal di tangan Aksara memancarkan cahaya yang lebih terang. Ia berhenti sejenak, mengangkat kristal itu ke udara, mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan perubahan itu. Wanita di sampingnya juga tampak waspada, matanya mengawasi sekeliling mereka dengan cermat.
"Kita semakin dekat dengan elemen berikutnya," kata wanita itu, suaranya rendah namun tegas. "Bersiaplah, Tuan. Ini adalah awal dari ujian yang sesungguhnya."
Mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih hati-hati. Hutan yang awalnya terasa lembut dan damai kini mulai menunjukkan tanda-tanda keanehan. Pohon-pohon besar tampak lebih suram, dan angin dingin bertiup perlahan, membawa bisikan-bisikan halus yang terdengar seperti suara-suara dari masa lalu.
Aksara merasa dadanya semakin sesak oleh ketegangan. Ia tak bisa menghilangkan perasaan bahwa sesuatu—atau seseorang—sedang mengawasi mereka. Tiba-tiba, dari kejauhan, ia melihat sebuah cahaya yang berpendar dari dalam hutan. Tanpa ragu, ia mengikuti cahaya itu dengan wanita misterius di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka D'Jogja
Fantasy#story 5 Aksara Nararya, seorang mahasiswa Arkeologi di Jogja, secara tak sengaja menemukan jalan menuju Asmaraloka, dunia magis yang hanya bisa diakses oleh keturunan khusus. Dalam perjalanan yang penuh dengan rintangan dan misteri, Aksara mengetah...