:
°
:
°
:
°Joohyun apartemen 11.55 a.m
Suasana sepi yang melingkupi apartemennya membuat Joohyun benar-benar merasa bosan, ternyata dia belum terbiasa sendirian.Wanita itu keluar dari ruang rahasia milik Seokjin setelah berusaha mencari informasi tentang ibunya menggunakan komputer canggih yang ada di sana. Dia kembali masuk ke kamarnya, merebahkan diri di kasur dengan posisi telentang kemudian menatap plafon sembari memikirkan kegiatan apalagi yang harus dia lakukan.
Tadi, saat mencari informasi tentang Lee Soo Kyung ibunya, komputer yang dia gunakan tiba-tiba error dan mati. Awalnya Joohyun sangat panik karena berpikir dia telah melakukan kesalahan hingga menyebabkan benda canggih itu rusak, tapi rasa takutnya hilang begitu saja setelah satu pesan dari Bae Soo Bin masuk ke ponselnya. "Aku masih mengawasimu" itulah yang dikatakan sang ayah, meskipun singkat Joohyun jelas tahu apa maksudnya. Dia tidak perlu lagi bertanya-tanya dan mengkhawatirkan komputer yang mati secara tiba-tiba itu. Pasti Seokjin yang melakukannya, tentu saja atas perintah dari si boss besar.
"Jadi, dulu eomma dan Kim Joo hun pernah terlibat kerja sama? Jurnalis itu mengatakan bahwa eomma adalah pemimpin perencanaan untuk mendirikan sebuah perusahaan dan sekarang perusahaan itu sudah terbentuk dengan nama K-oneglory"
"Tapi, ternyata eomma gagal dan harus turun dari jabatannya sebagai pimpinan, dia juga terpaksa menghentikan rancangan yang telah dia buat. Selain itu, eomma juga bertanggung jawab atas perencanaannya yang membuat rugi, padahal perusahaan belum terbentuk sama sekali, dari sanalah keanehan mulai terjadi. Perencanaan pendirian perusahaan itu dihentikan pada tanggal 28 Maret 1999 tepat sehari sebelum ulangtahunku yang keempat juga hari yang sama dengan kepergian eomma. Jadi, apa maksudnya? Apa eomma pergi untuk melarikan diri dan menghindari tanggung jawab?" Joohyun bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Aku jadi merasa bersalah pada appa, dia bekerja keras sebagai rekan Kim Joo hun karena pria itu bersikeras untuk tetap mendirikan perusahaan, appa pasti berpikir dia yang harus bertanggung jawab dan menggantikan eomma yang menghilang. Ternyata ayah dan ibuku juga sangat berjasa pada K-oneglory, tapi itu semua sia-sia karena sekarang hanya Kim Joo hun lah yang mendapat pengakuan! Ah! Aku sangat penasaran dengan masa lalu mereka, kenapa Seokjin cepat sekali mematikan komputernya? Dia terlalu patuh pada ayahku! Padahal aku juga penasaran dengan kasus kematian Jang Nara eomeoni, kenapa Kyungsoo sampai mengatakan bahwa appa yang telah membunuhnya?." Joohyun menghentak-hentakkan kakinya ke kasur, dia frustasi mengetahui informasi yang baru saja dia dapatkan.
Wanita itu bangga pada Seokjin yang dapat dengan mudah menemukan informasi lawas tentang ibunya, entah darimana sang pria mendapatkan segalanya, hanya dia dan Tuhan lah yang tahu.
Menurut Joohyun Seokjin adalah orang yang sangat misterius, bahkan sampai sekarangpun dia tidak tahu apa-apa tentang si hacker. Latar belakang, masa lalu, tempat tinggal, bagaimana cara Seokjin bertemu ayahnya dan bergabung dengan blackstone dia tidak pernah mendapatkan informasinya sama sekali.
Drrttt...
Drrttt....
Handphone yang ada di sampingnya bergetar, ada panggilan masuk dari seseorang dan Joohyun bergegas melihatnya.
"Hah?! Minseok oppa?! Tumben sekali menelponku di jam segini?" Joohyun bingung karena tidak biasanya dokter itu menghubunginya di waktu-waktu sibuk seperti ini.
"Halo, oppa? Ada apa meneleponku? Biasanya oppa sangat sibuk di jam-jam seperti ini?" tanya Joohyun sesaat setelah dia mengangkat teleponnya.
"Tidak, aku sedang tidak sibuk. Hmmmm...., Joohyun? Kyungsoo ada di sini sekarang, dia ingin meminta maaf padamu dan ingin menjelaskan tentang permasalahan paman Soo bin, apa kau bisa datang kemari?"
"Bisa, oppa! Aku akan ke sana sekarang juga!" ujarnya semangat begitu Minseok selesai bertanya.
"Baiklah, hati-hati di jalan kalau begitu"
"Iya, oppa. Sudah dulu, ya? See you!" Joohyun mematikan panggilannya tanpa menunggu jawaban Minseok, dia sangat senang karena akan bertemu Kyungsoo.
Joohyun beranjak dari tempat tidurnya secepat kilat, mengambil tas tangan berwarna coklat yang selalu dia bawa akhir-akhir ini. Jika orang lain akan menyimpan berbagai macam makeup, perhiasan, pernak-pernik lucu, ataupun skincare, maka dia akan selalu membawa semprotan cabai, tongkat mata pisau, tali-temali, gunting, jarum, earpiece, kamera pengintai, GPS, borgol, dan handphone di dalam tasnya sebagai alat pertahanan diri. Joohyun harus selalu waspada terhadap orang-orang yang sampai sekarang masih mengejar dan ingin melukainya, apalagi saat ini dua pria dengan inisial nama yang sama itu sudah tidak lagi bersamanya.
Sebelum ke rumah sakit wanita itu singgah sebentar ke sebuah cafe untuk membeli beberapa makanan dan minuman. Dia akan memberikannya pada Minseok dan Kyungsoo, tidak lupa juga pada Wendy si dokter cantik bak bidadari yang sangat dia kagumi itu.
Joohyun keluar dari pintu cafe dengan hati yang sangat gembira, kedua tangannya menenteng ecobag berisikan makanan dan beberapa cup minuman. Dia tersenyum membayangkan saat dirinya dan Kyungsoo bertemu nanti, tentu saja pertemuan ini dalam keadaan yang jauh lebih baik dari kemarin karena pria itu sendiri yang ingin bertemu lebih dulu. Tidak jauh dari tempat Joohyun berdiri ada seorang pria yang sedari tadi sibuk memperhatikan gerak-geriknya.
Pria itu memarkirkan mobilnya tepat di belakang mobil Joohyun, dia terus memantau pergerakan si wanita yang sedang kegirangan dengan apa yang sudah dia beli. Seulas smirk bertengger di bibirnya, dia bersembunyi di balik pohon besar yang ada di sisi kanan jalan.
Joohyun mulai melangkahkan kakinya menuju pintu samping kursi kemudi setelah menyimpan makanan dan minumannya di kursi belakang.
"Astaga!" dia terperanjat kaget ketika seorang pria tidak dikenal menyergapnya dari belakang, pria itu mengunci pergerakannya hingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.
Meskipun tahu hasilnya akan sia-sia Joohyun tetap berusaha untuk melepaskan diri. Dia meronta-ronta dan berusaha untuk menyikut perut pria gila yang ada di belakangnya ini, tapi gagal karena gerakannya terbaca dengan mudah.
Orang itu memakai kemeja lengan panjang berwarna hitam, celana jeans panjang warna navy, masker, kacamata hitam, dan juga topi. Joohyun tidak bisa mengenalinya, yang dia tahu pria ini pasti memiliki niat jahat.
"Lepaskan aku, brengsek! Tanganku sakit! Lepaskan aku! Atau aku akan berteriak agar kau dihajar massa!" Joohyun terus memberontak, menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk melepaskan diri dari cengkeraman si pria.
"Coba saja teriak kalau kau ingin pisau ini menancap di perutmu! Ayo teriak! Aku akan memberikan tusukan yang bisa membuatmu mati jika kau menginginkannya!" Joohyun terkejut melihat pisau yang ditodongkan padanya, dia kecolongan karena mengira orang yang ada di hadapannya ini tidak membawa senjata tajam.
Sang pria terus saja menodongkan pisaunya sembari mendorong punggung Joohyun untuk masuk ke dalam mobil milik wanita itu sendiri. Keduanya sudah berada di dalam mobil dengan Joohyun yang duduk di kursi penumpang dan si gila itu yang mengemudikannya. Dia mengunci semua akses yang bisa digunakan si wanita untuk melarikan diri.