The Traitor

122 27 8
                                    

Chapter 41 (The Traitor)

"Tun Tunggu Tuan Kim!"

Tidak ada pergerakan yang berati dari Jun. Lelaki itu terus berjalan menjauhi Anna kemudian Anna menjadi semakin panik memikirkan setiap perkataan yang kemungkinannya akan dilakukan oleh lelaki gila itu. Orang yang tidak punya otak dan bukanlah orang normal seperti Jun adalah orang yang sudah pasti melakukan apapun hal yang ingin dilakukan oleh lelaki itu mesti nyawa orang lain menjadi taruhannya.

"TUAN KIM, JANGAN PERGI!" Anna menambahkan volume suaranya, berteriak lagi. "TUAN KIM, KU MOHON...!" Anna bahkan sudah mengeluarkan kata kuncinya yang menurutnya bisa membuat seorang tuan besar yang gila dan brengsek itu akan kembali padanya dan mau mendengarkan dirinya (setidaknya tidak membuat Anna khawatir dengan apa yang akan terjadi pada dirinya nanti).

Langkah kaki Jun berhenti. Bibirnya terangkat sempurna, tersenyum senang mendengar teriakan Anna yang memohon padanya. Dengan ringan dia membalikan tubuhnya, berjalan kembali untuk mendekati Anna. "Apa aku sedang tidak salah dengar?"

"Tidak ada yang salah dengan telinga anda. Jangan pergi dan tolong aku!" Anna menelan salivanya sekaligus semua sisa harga dirinya yang sebenarnya sudah tidak dia miliki lagi didepan Jun. Bukankah Jun sudah melahap habis harga diri Anna setelah melepas blind fold yang menutup mata Anna sore itu? Sore itu, Jun sudah habis-habisan memakan seluruh harga diri Anna, menyisakan pil pahit dari kekecewaan untuk Anna yang harus Anna telan bulat-bulat.

Anna membasahi bibirnya, menjilat bibirnya dengan gerakan cepat dan biasa yang sebenarnya normal saja tapi Jun yang menyaksikannya sudah pasti punya pemikiran diatas normal.

"Aku tidak ingin terus berada di sini jadi tolong bantu aku!"

Jun tersenyum, masih menunjukan kesenangan atas kemenangannya yang tidak akan pernah bisa Anna lupakan. Rasanya Anna ingin memukul atau menampar wajah Jun setiap kali melihat lelaki itu menampilkan senyuman itu dihadapannya. Rasanya seolah-olah Jun terus mengejek Anna dari setiap kekalahan yang Anna dapatkan atas perlawanannya.

"Tolong bantu aku! Tolong angkat dan bawa tangga itu ke sini!"

Satu alis Jun terangkat, cukup tinggi kemudian kedua tangannya sengaja dia gerakan didepan wajahnya, dia gerak-gerakan seperti tengah memamerkan tangan-tangan indahnya itu. "Apa menurutmu kedua tanganku ini mau mengangkat sebuah tangga hanya untuk dirimu, Anna?"

Tarik nafas, buang dan lakukan sebanyak tiga kali saat kalian berhadapan dengan lelaki paling gila dan juga brengsek seperti tuan Kim.

"Benar! Tangan anda tidak pantas mengangkat beban tangga hanya untuk diriku. Jadi, apa boleh anda meminta bantuan pada security atau siapapun yang ada didekat sini agar bisa membantuku untuk membawa tangga itu?" Kepala Anna sedikit bergerak, menunjukan tangganya yang jatuh lalu kedua tangannya memegang kuat kayu diatasnya agar dirinya bisa tetap berdiri dengan seimbang.

Jun memerhatikan Anna lebih rinci. Anna berdiri di atas sana, masih menggunakan seragam kerjanya yang dia yakini dibuat lebih ketat dan pendek karena si Tuan Ryu yang jelek dan berperut buncit itu meminta semua pegawainya untuk melakukan itu (mengetatkan atasan seragam dan memendekan rok seragam). Siapapun yang berada dibawah sini bisa dengan mudah melihat kaki Anna yang terbungkus stocking namun masih terlihat sangat menggoda dan kalau orang yang berada di bawah sini lebih berusaha, maka bukan hal yang sulit untuk mengintip dalaman rok Anna.

"Apa yang anda sedang pikirkan saat ini?" Anna menatap Jun curiga.

Sedang Jun, dengan santai seolah jawabannya bukanlah hal yang tabu mengatakan. "Aku rasa aku bisa mengintip dalamanmu dari sini."

Anna segera merapatkan kakinya hingga sekali lagi dia yang sedikit terpeleset hampir saja jatuh kalau keseimbangannya benar-benar buruk dan kekuatan pada kedua tangannya tidak sekuat saat ini. 

Seven Shades Grey Of Mr.KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang