~Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari senin adalah hari yang menyebalkan, ditambah lagi upacara bendera dilaksanakan.
Para kaum rebahan nan mageran pun rata-rata ada yang berpura-pura sakit karena malas mengikuti upacara bendera.
Seperti yang dilakukan Dita saat ini, gadis itu paling malas jika upacara, belum lagi hari ini matahari pagi sangatlah terik.
Jadi lebih baik dia di UKS saja, bahkan saat ini dia tengah berbaring di kasur uks dengan mata yang terpejam.
Tanpa ia sadari seseorang masuk dari pintu uks yang tak terkunci itu, siluet tubuh tinggi nan kekar itu terlihat dari bayangannya yang memantul di lantai.
Lelaki itu tak lain adalah Gio.
"Ga panas" Ucap Gio sambil memegang dahi gadis yang tengah terpejam itu.
"Tidur aja lo cantik Ta"sahut Gio yang saat ini sudah duduk di kursi yang terletak di samping kasur uks itu, matanya yang indah itu menatap teliti pada gadis didepannya itu.
Tangan Gio pun bergerak merapikan poni yang menutupi sedikit wajah gadis itu.
Untungnya gadis itu tak terusik dengan sentuhan yang ia berikan, Gio memandang puas wajah Dita beberapa menit berlalu rasa kantuk menyerangnya, ini akibat karena semalaman ia berlatih renang karena sebentar lagi ia akan mengikuti Olimpiade.
Dan tanpa ia sadari ia tertidur, kepalanya ia tumpukan di kasur tepat disamping Dita, ia berharap gadis itu tak akan mengamuk ketika menemukan keberadaanya di sampingnya.
Sedangkan perlahan-lahan mata Dita terbuka ia kaget menyadari ada seseorang di sampingnya.
Ia mengumpulkan nyawanya lalu meneliti siapa orang itu, ternyata dia adalah Gio.
Seketika Dita tanpa sengaja memperhatikan wajah tampan itu, Hidungnya yang mancung, rahang tegas, dan bibirnya yang kissable.
Orang gila mana coba yang menolak pesona seorang Gio? Dia tak lain adalah Dita.
Namun percayalah jauh dilubuk hatinya yang terdalam Dita menyimpan rasa juga pada Gio, namun gadis itu adalah tipe orang yang cuek dan gengsi.
Bahkan tipe cowoknya saja setara dengan Gojo Satoru dan Watanabe Haruto, sangat tinggi bukan? Namun itu lah kenyataan yang ada.
"Sorry kak"ucap Dita dengan volume suara yang kecil.
Pagi itu Dita memandangi wajah tampan Gio yang terlihat tenang ketika tidur, ia tak bisa menepis rasa itu, bahwa dia juga jatuh hati pada lelaki yang sering ia tolak itu.
••••
" Vi gimana nih gue lupa bawa topi anjir!"ucap Rahel pada Viana yang kini telah rapi dengan atribut yang lengkap.
"Lah serius lo?" Tanya Viana pada Rahel yang kini tengah panik.
"Mampus lo Hel, liat tuh anak OSIS udah mulai ngecheck siapa yang atributnya ga lengkap" Ucap Nana pada Rahel yang kini semakin bertambah panik.
"Nah iya Hel, gimana bisa lo lupa bawa topi anjir?" Tanya Lia pada Rahel yang saat ini tengah kebingungan, Rahel hanya diam dengan matanya yang berkaca ingin menangis.
Sedangkan Cici hanya diam memperhatikan obrolan diantara mereka, eits salah Cici sedang memantau duda gantengnya saat ini, siapa lagi kalau bukan Pak Damian.
Tiba-tiba saja datang lelaki dengan tubuh tinggi tegap yang tak lain adalah Haegar.
Ia menghampiri Rahel lalu melepaskan topi yang tadinya terpasang sempurna di kepalanya.
"Pake punya gue" Ucap Haegar pada Rahel sambil memasang topinya ke kepala gadis itu, yang saat ini kaget karena kedatangan tiba-tiba Haegar.
"Hah, serius kak? T-tapi kakak gimana?" Tanya Rahel sedikit tak percaya dengan sosok yang dihadapannya saat ini.
"Pake aja gapapa, lo lebih penting" Ucap Haegar menatap lembut gadis yang lebih pendek darinya itu.
"T-thanks kak" Sahut Rahel kini ia tersenyum, ia menggigit bibir bawahnya merasa salting dengan perlakuan Haegar padanya barusan.
"Yaudah gue pergi dulu" Ungkap Haegar yang hanya diangguki oleh Rahel saat ini tengah senyum-senyum sendiri, temannya yang melihat itu seketika menggodanya.
"Cie Rahel rorrr" Ucap Lia menggoda Rahel yang saat ini tengah menahan agar tidak salting brutal, mungkin jika dia dikamar sudah kayang sambil joget-joget tak jelas.
Namun bedanya ini dilapangan yakali dia kayang, malu lah! Padahal aslinya malu-maluin sih wkwk.
Haegar dengan gentle nya masuk ke barusan murid yang atributnya tidak lengkap, para murid SMA HARDVAT termasuk geng Xaverius menatap heran dan penuh tanya ke arah Haegar, Kira-kira kemana perginya topi lelaki itu? Cowok se teladan Haegar omaygat!
Tanpa disadari adegan Haegar memberikan topinya pada seorang gadis itu dilihat oleh Mozza, seketika mata gadis itu berkaca-kaca.
"Lo udah ngelupain gue kah,Ega?" Batin Mozza
Upacara bendera pun dilaksanakan dengan khidmat, sedangkan Rahel matanya tak pernah lepas dari sosok Haegar, tubuhnya yang tinggi dan tegap itu sangatlah indah dimata Rahel.
Haegar itu sempurna, apapun yang ada diri Haegar bagi Rahel indah. Lelaki yang membuat ia jatuh hati sejatuh-jatuhnya.
Beberapa menit berlalu Upacara pun telah usai, namun para murid belum dibolehkan untuk bubar karena ada pengumuman yang ingin diberikan oleh ketua OSIS yang tak lain adalah Sagara Ellano.
"Selamat pagi, Yang terhormat Bapak kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru beserta staf lainnya dan teman-teman yang saya banggakan" Suara Sagara yang deep itu terdengar dipenjuru sekolah.
"Izinkan saya ingin menyampaikan suatu hal, seperti yang kita tau bahwa satu minggu lagi adalah hari ulang tahun SMA HARDVAT maka dari itu akan diadakan acara perayaan dan lomba-lomba, formulir pendaftaran lomba akan dibagikan oleh para OSIS nanti, itu saja Terima kasih"Sagara mengakhiri ucapannya.
Para siswi banyak yang menatap memuja kearahnya, sungguh aura Sagara itu benar benar terpancar dengan indah! Walaupun wajahnya terlihat dingin dan datar.
Setelah itu semua murid dibubarkan dan dibolehkan untuk masuk ke kelas mereka masing-masing.
Sepertinya hari ini akan jam kosong, karena pastinya guru akan mengadakan rapat.
Tapi jangan senang dulu kan itu belum tentu, kita lihat saja nanti.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Teen FictionHanya sebuah kisah cinta di masa remaja, terlihat sederhana namun nyatanya tak sesederhana itu, terkadang ada duka dan lara yang harus dilewati untuk mendapatkan akhir yang bahagia. Namun tak semua akhir itu berakhir bahagia, bisa saja itu hanyalah...