Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di akhir halaman ini yawww~
Selamat membaca! (ノ´ з ')ノ
🍀🍀🍀🍀🍀
Suara bel apartemen berbunyi. Angkasa yang sedang berada di dapur membukakan pintu untuk seseorang. Damian, Angkasa membiarkannya masuk.
Di tangan Damian terdapat sebuah map yang Angkasa yakini berisi informasi yang diminta olehnya.
"Ini semua informasi yang Anda minta, Sir."
"Thank you, Damian."
Angkasa menerima dokumen tersebut. Matanya fokus membaca setiap informasi yang ia terima, sangat cermat karena Angkasa tak ingin melewatkan satu pun informasi yang tertera.
Dulu ketika mengenal Senjani Angkasa baru tahu kalau Senjani hanya tinggal bersama ayahnya, sedangkan ibunya pergi meninggalkan mereka karena faktor ekonomi. Sejauh yang ia tahu ibunya sudah menikah lagi.
Ayah Senjani adalah anak tunggal dan kedua orang tua beliau sudah lama meninggal. Sedangkan keluarga dari pihak ibunya tidak ada yang peduli dengan mereka.
Dari lembar informasi yang dibacanya ternyata Senjani pindah dari rumah yang ia tempati bersama ayahnya. Rumah itu hanyalah sebuah rumah kontrakan. Setelah kepergian ayahnya pemilik kontrakan meminta Senjani untuk pindah dengan alasan rumah mereka sudah terjual dan harus dikosongkan dalam tenggat waktu yang telah ditentukan.
Jantung Angkasa terasa diremat ketika membaca informasi bahwa ayah Senjani telah meninggal sejak tahun dimana mereka berdua berpisah. Itu artinya Senjani menjalani masa-masa kehamilannya seorang diri tanpa satupun keluarga yang menemani.
Setelah keluar dari kontrakan Senjani tinggal di sebuah perkampungan. Melakukan banyak pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan saat usia kehamilannya mendekati HPL ia masih saja bekerja. Bisa Angkasa bayangkan betapa berat kehidupan Senjani kala itu.
Brengsek. Bisa-bisanya kamu biarkan wanita yang kamu cintai dan calon anak-anakmu menderita, Angkasa. Angkasa merutuki dirinya sendiri.
"Prematur?" ucap Angkasa tanpa sadar.
"Benar, Sir. Nyonya Senjani mengalami pendarahan hebat karena beliau terserempet mobil saat akan menyeberang jalan. Maka dari itu Nyonya Senjani harus menjalani operasi caesar untuk menyelamatkan anak-anaknya. Seperti pada informasi yang tertera, Nyonya Senjani sempat dinyatakan koma selama satu minggu, Sir. Dan...salah satu anaknya sempat kritis karena efek benturan yang diterima saat masih dalam kandungan."
Damian melihat kelopak mata Angkasa bergetar hebat. Matanya memerah menahan tangis. Tangan yang menggenggam dokumen ikut bergetar. Damian sigap mengambilkan minum dari pantry.
"Sir, tolong diminum dulu. Tenangkan diri Anda."
Angkasa menerima gelas minuman dari Damian dan menenggak tandas isinya. Ia letakkan dokumen tersebut ke atas meja. Angkasa menyandarkan punggungnya di badan sofa karena rasanya setelah membaca sedikit informasi tadi saja Angkasa tidak mampu menopang tubuhnya.
"Damian, saya gak sanggup membacanya lagi. Kamu jelaskan pada saya secara langsung."
"Anda yakin, Sir? Anda gak perlu istirahat sebentar?"
"Enggak. Saya gak bisa menunggu lagi, Damian..."
"...Saya gak mau kehilangan mereka untuk yang kedua kalinya."
Damian mengerti. Setelah bos besarnya menyuruhnya mencari informasi tentang Senjani Agnibrata, Damian punya satu pemikiran. Senjani adalah alasan Angkasa menolak semua wanita yang mendekatinya. Dan asumsinya sangat tepat setelah dirinya mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙄𝙧𝙧𝙚𝙥𝙡𝙖𝙘𝙚𝙖𝙗𝙡𝙚 - Sehun x Yoona
Fanfiction‼️F I K S I‼️ 𝙄𝙧𝙧𝙚𝙥𝙡𝙖𝙘𝙚𝙖𝙗𝙡𝙚 (adj) : tak tergantikan 🍀🍀🍀🍀🍀 "Buat Kakak," ucap seorang wanita muda mengeluarkan sebuah amplop putih yang tercantum nama sebuah rumah sakit. "Buat aku? Rumah sakit? Kamu sakit?" tanyanya yang dibalas...