11. Through His Eyes

328 51 25
                                    

Pagi itu tidak banyak berbeda dari pagi-pagi sebelumnya di kamar putra mahkota Jinmu. Sinar matahari musim semi menyusup masuk melalui tirai kamar, masih sama menghangatkan ruangan yang sebelumnya dingin itu. Masih suasana yang sama, bahkan seprai dan perabotan yang ada disana juga masih sama berwarna putih. Namun yang berbeda adalah yang ada diatas ranjang kamar tersebut adalah orang lain, alih-alih putra mahkota seperti biasa.

Itu QuanRui, dan dia mulai menggerakkan tubuhnya perlahan, kelopak matanya mengerjap sebelum akhirnya terbuka sepenuhnya. Ia menghela nafas pelan, tubuhnya terasa berat dan lemas, tapi paling tidak, ia sekarang sudah sadar.

Di sofa tak jauh dari ranjang, Gyuvin langsung menegakkan badannya begitu mendengar suara gerakan dan helaan nafas dari tempat tidur. Matanya menyipit sejenak karena cahaya pagi, tapi begitu ia melihat QuanRui mulai bergerak, ia langsung berdiri dan mendekat.

"Ricky-yah," panggil Gyuvin pelan, raut wajahnya campuran antara khawatir dan lega. "Kamu sudah sadar?"

QuanRui memutar kepalanya ke arah suara Gyuvin dan menatapnya sejenak, sebelum menyunggingkan senyum tipis yang lemah.

"Sadar, tapi rasanya seperti ditabrak kerbau," gumamnya dengan suara serak, menjawab asal-asalan pertanyaan Gyuvin barusan. Ia mencoba mengangkat tangannya, tapi segera merasakan betapa beratnya tubuhnya.

"Kamu yakin ini bukan efek samping serum aneh yang kita pakai?" Tanya QuanRui langsung, memastikan sendiri apa yang terjadi padanya. Selanjutnya ia mencoba duduk, tapi tubuhnya masih terlalu lemah. Gyuvin dengan cepat mendekat dan membantunya duduk tegak setelah meletakkan bantal lembut dibalik punggungnya kemudian sedikit mengelus pundak omega itu.

"Kok bisa perhatian juga," kata QuanRui, mencoba menggodanya Gyuvin sekaligus untuk sedikit membuat ekspresi tegang Gyuvin rileks, meskipun suaranya juga masih terdengar lemah. Gyuvin menggeleng pelan sambil berdecak pelan

"Ya, ya. Nikmatilah perhatian ini selama masih ada. Kamu beruntung aku tidak meninggalkanmu semalaman."

Si putra mahkota berujar seperti tidak peduli, padahal sebenarnya yang terjadi adalah Gyuvin hampir terjaga semalaman dan secara berkala mengecek QuanRui yang tidak kunjung sadar. Apalagi kalau omega itu sesekali melirih pelan atau meringik kesakitan dalam tidurnya.

Mendengar apa yang Gyuvin katakan barusan, QuanRui memutar bola matanya.

"Iya, sepertinya aku memang beruntung sekali," balasnya dengan sarkasme "Tapi serius, bagaimana bisa aku langsung tidak sadarkan diri kemarin, Qubing. Ini... normal, kan?"

Gyuvin duduk di pinggir ranjang, matanya menatap QuanRui dengan serius, mengabaikan candaan yang sudah dia pikirkan sejak tadi untuk sejenak.

"Xiaoting dan beberapa dokter kemarin memeriksamu, mereka bilang ini normal, tubuh kamu sedang menyesuaikan diri dengan perubahan hormon akibat gigitan itu. Kata Matthew juga ini reaksi yang sudah seharusnya normal terjadi. Jadi, harusnya aku yang bertanya... kamu tidak apa-apa? Maksudku, benar tidak apa-apa?"

QuanRui terdiam sejenak, lalu menatap Gyuvin dengan tatapan yang sedikit melembut karena menyadari kalau suara Gyuvin benar-benar terdengar khawatir.

"Aku baik-baik aja sekarang. Jangan khawatir berlebihan, kamu nanti bisa keriput."

Gyuvin mendengus, menatapnya tajam meskipun jelas ia masih khawatir.

"Aku serius, Kim Ricky"

QuanRui mengangguk pelan, sedikit tertawa kecil. "Aku tahu, aku tahu. Aku baik-baik saja. Kamu benar-benar seperti ibu-ibu cerewet ya hari ini, Qubing."

Alpha itu melipat tangan di dadanya dan menatap QuanRui dengan pandangan jengkel yang pura-pura, disaat dia bersikap serius malah QuanRui terus melemparkan candaan padanya seperti ini.

Crownbound [GYUICKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang