107 : No Matter What

Mulai dari awal
                                    

"Terima kasih," Kata itu teri apa dari hati paling dalam, dia mengusap pipi Santa. Mereka saling bersitatap dalam kesyahduan.

"Jika kakak sudah tenang, Yuk bobo! Udah malam!" Kata Santa sangat berterima kasih pada suaminya yang mulai berdamai dengan keadaan.

Siapa yang akan menolak? Tentu tidak, Perth mengangguk ringan.

"Ta," Panggil Perth lembut seperti biasanya pada sang kekasih hati.

Santa hanya bergumam sambil menoleh ditengah dia merapikan bantal tempat tidur mereka."Rencananya kakak mau ke tempat adek, apa kamu mau ikut? Atau kamu mau kembali ke negeri Venus. Yah, lusa... kubah yang menutupi negeri ini akan dibuka, dan kita bisa kembali ke negeri Venus." Dia tahu Santa, Nunu serta si kembar pasti merindukan Zee. Begitu juga dengan Anan. Dia pasti sangat merindukan orang tuanya.

Santa terdiam membuat Perth diam-diam berdebar-debar.

Detik berikutnya, Santa meraih menghampiri Perth yang sudah duduk diatas ranjang, dia belai pipi suaminya lalu berkata. "Aku akan ikut ke manapun kakak pergi."

Setelahnya tubuh Santa terbaring diatas kasur, "Terima kasih sayang." Tulus dia membuat Santa meneguk ludah.

"Iya?" Sahut Perth hanya bisa menebak-nebak apa kira-kira yang ingin Santa katakan mengingat wajahnya sangat serius.

Sesaat kemudian mata Perth membola, Bagaimana tidak? Santa menarik tengkuk Perth agar dia bisa mencium bibir ranum Perth yang berada diatas tubuhnya.

Hanya sebentar, lalu kini dia tersenyum manis seraya menatap manik gelap Perth yang teduh. Kedua tangannya masih melingkar erat di leher Perth seolah-olah ingin menguncinya tuk selama-lamanya agar tak pergi.

Diam-diam Perth mengamatinya. Mencari sebab apa kira-kira yang dia ingin lakukan sehingga kini Perth sudah jatuh saja kedalam pesonanya. Padahal tadi di kepalanya ini sudah sangat berisik penuh salah dan dosa akan kebiadabannya yang telah merenggut jutaan nyawa.

"Kakak tahu nggak? Tadi siang, si kembar bikin aku takut banget," Katanya tiba-tiba bercerita kepada Perth yang kini menopang dagu dengan tangan. Siap mendengarkan segala cerita hidup Santa hari ini.

"Emangnya apa yang dilakukan oleh jagoan tampan kita sampai kamu ketakutan?" Balas Perth sambil mengulum senyum.

"Arthur menakuti Juan dengan ular yang dia tangkap. Hal itu membuat Juan lari sambil menangis kearah ku. Dan yang parahnya ular itu masih hidup. Kata 013, ular itu Arthur dapatkan di taman bunga saat dia sedang main layang bersama Juan dan Noah." Cerita Santa tadi dia juga langsung lari menjauhi Arthur ketika Arthur menghampiri Juan yang bersembunyi dibelakang Santa. Beruntung ada 005 di sebelah Santa, sehingga ular itu segera dia buang.

Perth tergelak. "Aku tahu anak kita itu enigma, tapi apa memang semua enigma seperti itu kak, horor?" Sambung santa kini pipinya di kecup oleh Perth.

"Gak juga sih, tergantung orangnya juga. Hanya saja sepertinya putra kita yang enigma itu meng-copy paste wataknya Pin. Walaupun Pin itu omega, dia tidak takut pada apapun." Ini terjadi karena selama Santa hamil, Perth sangat merindukan kembarannya dan berharap anaknya seperti Pin.

Bulu mata Santa bergerak naik turun, dia percaya. Setelahnya cerita Santa kembali berlanjut, mereka bercengkrama sampai mata mereka terlelap.

⏩️⏩️

Esok paginya... Juan pun masih tertidur lelap di atas ranjang empuk, super lembut yang sudah berulang kali dia asakan.

"Selamat pagi, Tuan Muda." Angel telah berdiri di samping tempat tidur Juan, menyapa dengan penuh hormat, tapi tetap berwibawa.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang