Terhitung sudah satu minggu lama nya mereka tidak berkumpul, mengingat sebentar lagi beberapa dari mereka akan ditugaskan ke luar kota dalam misi rahasia. Tentu saja para pejuang ini benar-benar sibuk dengan urusan masing-masing, sudah menunjukkan pukul 6 pagi jadi masih tersisa waktu untuk bersantai.
Colt dari arah gerbang terlihat berjalan bersama Lara, keduanya sudah nampak akrab bahkan sepertinya pembicaraan mereka terdengar menyenangkan itu bisa dilihat dari cara mereka tertawa.
"wow, apa ini? Kalian berdua sudah dekat saja?" suara Pieck mengintrupsi
Lara tersenyum tipis menanggapi sementara Colt menatap Pieck dengan tatapan sulit diartikan.
"berarti aku dan Liana tidak usah bersusah payah mendekatkanmu dengannya, sekarang giliran Marcel." Lanjut gadis berambut hitam tebal itu.
"aku tidak mengerti apa yang dia bicaran" ujar Lara terheran-heran membuat Colt tentu saja tersenyum canggung.
"yasudah, ayo kita masuk ke dalam menemui yang lainnya."
Saat ini, Porco, Marcel dan Zeke sedang duduk bersama menikmati secangkir kopi hitam dengan asap mengepul. Pagi itu udara masih terasa dingin.
Zeke menghela nafas panjang, kedua mata pria itu terlihat mengerikan dengan lingkaran hitam. Sepertinya pria itu telah melalui hal berat selama seminggu ini.
"kau tidak tidur berapa hari, Zeke-san?" Porco mengawali pembicaraan mereka
Zeke menatap kearahnya sebentar lalu meminum kopinya, "hampir satu minggu. Ini gila." ujarnya pelan
"untung saja aku tak ditugaskan dalam misi kali ini" ucap Marcel yang merasa bahwa dirinya beruntung.
Porco mendengus, pikirmya kakak kembarnya ini sangat beruntung dan selalu.
"yang pergi kali ini adalah Annie, Reiner, dan juga Grace. Tetapi komandan Magantha meminta tambahan pejuang untuk ikut, antisipasi saja." ucap Zeke
Marcel menyerengit, "Grace? Anak baru itu? Ahh maksudku teman baru Pikku?" tanya nya
Zeke mengangguk, "benar. Karena itu Komandan Magantha meminta Porco dan Berthold juga ikut, dia masih saja meragukan kemampuan gadis itu padahal menurutku Grace sudah cukup handal di bidangnya."
"lalu kenapa kau tidak ikut serta? Bahkan kau sudah begadang demi misi ini?" itu suara Porco mengintrupsi.
Zeke tertawa kecil, "aku sudah menyusun strategi masa aku pula yang ikut turun kelapangan?"
Setelah mengatakan itu Zeke melengos pergi meninggalkan si kembar yang masih terdiam memandang kepergiannya.
"kenapa harus aku yang pergi? Kenapa bukan kau atau Colt saja?" ujar Porco terlihat gusar
"Hei, ada apa?" tanya Marcel heran. Seperkian detik kemudian ia tersenyum, "itu karena Pikku tidak jadi pergi juga? Dan kau khawatir jika Pikku kembali dekat dengan Zeke-san?" tebak Marcel yang tidak disahuti oleh adik kembarnya itu.
Lantas tebakan Marcel memang benar, "mereka sudah lama berpisah. Walaupun mereka dulunya sempat bersama tapi sekarang Zeke-san sudah mendapat gantinya bukan? Walaupun kita belum tahu apa hubungannya yang sekarang, antara hubungan kerja saja atau ada hubungan special."
Porco menghela nafas lirih, "tetap saja. Monyet tua itu selalu memberikan perhatiannya pada Pikku, aku kan khawatir jika mereka kembali bersama."
"Hoi Porco!" teriak seorang dari kejauhan membuat Porco kembali menghela nafas.
"aku akan ikut latihan bersama Reiner, selamat bekerja" ucapnya menghampiri pria Braun tersebut.
Marcel hanya tersenyum kecil memandang kepergiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marleyan [ END ]
FanfictionHanya menceritakan keseharian dari Negera tetangga, yaitu kehidupan di Marley.