🚨🚨wajib minimal 80 votes or nothing🚨🚨
Setelah tujuh bulan mengandung, Haein dan Hyunwoo akhirnya memutuskan untuk pulang kampung ke Yongduri, kampung halaman Hyunwoo. Sudah lama mereka tidak berkunjung, dan kini, dengan kehamilan Haein yang sudah memasuki trimester ketiga, mereka tahu sudah waktunya untuk memberi kabar besar kepada keluarga.
Yongduri adalah desa yang tenang, dikelilingi oleh kebun-kebun buah dan sawah yang membentang luas. Udara sejuk dari pegunungan terasa menyegarkan setelah perjalanan panjang mereka dari Seoul. Di sini, keluarga Hyunwoo tinggal bersama keluarga Haein, yang terpaksa menetap karena semua aset mereka dibekukan akibat kasus yang melanda keluarga Hong.
Saat mobil mereka perlahan memasuki halaman rumah besar dengan dinding bata cokelat tua, suasana terasa sangat akrab, seolah menyambut mereka kembali dengan kehangatan. Rumah keluarga Baek, tempat Pak Baek dan Ibu Hyunwoo tinggal, kini juga dihuni oleh keluarga Hong—Pak Hong, ibu Haein, adiknya Soocheol, istrinya Dahye, dan anak kecil mereka, Geonu. Awalnya, kedua keluarga ini sempat bersitegang karena perbedaan gaya hidup dan status yang berubah drastis. Ibu Haein, yang terbiasa dengan kemewahan, tidak siap menghadapi kehidupan sederhana di pedesaan. Namun, seiring berjalannya waktu, kehangatan kampung dan keramahan keluarga Baek membuatnya akhirnya merasa nyaman, bahkan bisa dikatakan betah.
Saat mobil Hyunwoo berhenti di halaman, suasana tenang itu berubah seketika menjadi riuh penuh kehebohan.
"Hyunwoo sudah pulang! Haein juga datang!" teriak Miseon, kakak perempuan Hyunwoo yang melihat kedatangan mereka dari jendela. Dalam sekejap, semua orang keluar dari rumah. Ibu Hyunwoo, Pak Baek, Miseon, dan saudara-saudara Hyunwoo yang lain langsung menyambut di teras rumah, sementara dari kejauhan, Pak Hong dan keluarganya juga mulai mendekat.
"Haein, Aga!" panggil ibu mertuanya dengan suara riang, memanggil Haein dengan panggilan sayang khas kampung itu. "Kau sudah datang, akhirnya! Kami sangat merindukanmu!"
Haein tersenyum lebar, melangkah keluar dari mobil sambil memegang perut besarnya. Ibu Hyunwoo langsung berlari kecil ke arahnya dan memeluknya dengan hangat. "Oh, Aga, kau semakin cantik dengan perut besar ini!" katanya sambil mengelus perut Haein dengan penuh kasih sayang.
Hyunwoo, yang tadinya ingin turun duluan, hanya bisa tersenyum kecut melihat betapa hebohnya ibunya menyambut Haein. “Ibu, aku juga ada di sini,” canda Hyunwoo setengah protes.
Ibu Hyunwoo hanya tertawa kecil dan melirik anak bungsunya. "Kau selalu begitu, Hyunwoo. Tentu saja menantu perempuanku yang pertama harus disambut dengan lebih meriah."
Pak Baek, yang melihat putranya dari belakang, mendekati Hyunwoo dan menepuk pundaknya dengan senyum bangga. "Bagus, Hyunwoo. Kalian pulang di saat yang tepat. Kami semua sangat merindukan kalian."
Setelah suasana sedikit tenang, Ibu Hyunwoo mulai menginterogasi Haein, seperti seorang ibu yang sudah tidak sabar menantikan cucu pertama dari anak lelakinya. “Coba, coba duduk dulu, Aga! Bagaimana kau? Hyunwoo memperlakukanmu dengan baik, kan? Bagaimana gejala kehamilanmu? Apakah kau baik-baik saja?”
Haein duduk di bangku panjang di teras, disuapi langsung oleh ibu mertuanya dengan sup hangat yang sudah dipersiapkan sebelumnya. “Baik, Ibu. Hyunwoo-ssi sangat baik kepadaku, jangan khawatir,” jawab Haein sambil tersenyum.
"Gejalanya biasa saja, Bu. Mual di awal, tapi sekarang aku merasa lebih kuat," tambah Haein sambil mengusap perutnya dengan lembut.
"Oh, syukurlah! Bagaimana dengan bayinya? Apa sudah tahu jenis kelaminnya?" Ibu Hyunwoo tidak bisa menahan rasa penasarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
⏳Queen of Missqueen | Soohyun Jiwon
General Fictionkehidupan rumah tangga Baek Hyunwoo dan Hong Haein setelah Queens grup bangkrut. publish: 20092024 end: